PENERAPAN METODE INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPS TERHADAP KONSEP KENAMPAKAN ALAM DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BY : IMELDA KARTIKA


   Pendahuluan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan proses pembelajaran sebagaimana diuraikan pada PP 19/2005 Pasal 7. Muatan KTSP meliputi seluruh mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya adalah beban belajar buat peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk kedalam kurikulum. Termasuk dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk itu pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial juga sudah ditanamkan sejak pendidikan dasar. Pada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB bertujuan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menerapkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, serta kreatif dan mandiri. (KTSP:2008). Untuk mencapai tujuan tersebut guru SD / MI / SDLB dituntut untuk pandai dalam menyajikan pembelajaran. Terutama dalam pembelajaran IPS yang sangat mengutamakan keterampilan proses. Noehi Nasution (2004:1.8) mengutip mendapat Semiawan, dkk (1992) menyatakan bahwa dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dewasa ini maka tidaklah mungkin lagi seorang guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswanya.
Jikapun dipaksakan untuk dapat terlaksana maka guru akan mengambil jalan pintas yaitu mengajarkan secara terburu-buru dengan metode ceramah. Akibatnya siswa mungkin memiliki banyak pengetahuan, tetapi tidak dilatih untuk menemukan pengetahuan. Ternyata apa yang dinyatakan oleh Semiawan (1992) tersebut benar. Ketika peneliti melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Semester I Tahun Ajaran 2013 / 2014 di SDN 005 Tanah Merah hasil belajar kurang memuaskan.


A.  Latar Belakang Masalah
Dari analisis hasil evaluasi pembelajaran IPS siswa kelas IV di SDN 005 Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah rendah. Dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 20 siswa, terdapat 8 siswa (40%) yang tuntas KKM dan 12 siswa (60%) yang belum tuntas KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran IPS di SDN 005 Tanah Merah adalah 65. Demikian penulis alami, meskipun berupaya sebaik-baiknya, ternyata hasil pembelajaran belum sesuai dengan apa yang diharapkan.oleh guru.
1.   Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat di identifikasi  beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa mengikuti mata pelajaran IPS diantaranya adalah :
1.    Dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah.
2.    Materi pelajaran sulit dipahami siswa.
3.    Dalam menyajikan materi pelajaran, guru tidak menggunakan media   pembelajaran.
4.    Siswa tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran..
2.      Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah distas maka diambil kesimpulan bahwa dalam menyajikan materi pelajaran guru selalu menggunakan metode ceramah dan  tidak menggunakan media pembelajaran sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa.
3.      Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Agar semua permasalahan dapat diatasi dengan baik, selanjutnya penulis berkeinginan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan perbaikan upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan metode inkuiri  pada mata pelajaran IPS kelas IV dengan materi kenampakan Alam.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka penulis menetapkan judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah : “Penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPS terhadap konsep Kenampakan Alam dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 005 Tanah Merah.”
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah yang penulis temukan, Penelitian Tindakan Kelas  (PTK) ini penulis rumuskan : Apakah penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPS terhadap konsep Kenampakan Alam dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 005 Tanah Merah?
C.     Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini juga bertujuan untuk meningkatkan perolehan hasil belajar siswa kelas IV SDN 005 Tanah Merah khususnya pada mata pelajaran IPS.
D.    Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis lakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat  :
1.    Bagi siswa :
a.       Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.    Bagi guru :
a.       Guru lebih terampil memilih metode pembelajaran.
b.      Guru lebih kreatif dan inovatif.
3.    Bagi sekolah :
a.       Meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan sekolah.

Kajian Pustaka
A.    Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1.      Pengertian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan Kelas (PTK) berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu Classroom Action Research yang artinya adalah penelitian yang dilakukan pada ruang kelas untuk mengetahui adanya akibat tindakan yang sudah diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Untuk pertama kali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diperkenalkan oleh Kun Lewin tahun 1946, yang kemudian dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Eobin Mc Taggart. John Eliot, Dave Ebbutt dan lainnya.
2.      Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Tujuan Penelitian tindakan Kelas adalah sebagai berikut :
a.    Memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran yabg dilaksanakan guru agar dapat tercapai sesuai dengan keinginan.
b.    Memperbaiki dan meningkatkan kinerja proses pembelajaran.
c.    Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi setiap masalah yang ditemui pada kegiatan belajar.
d.   Meningkatkan kreatifitas guru dalam memecahkan masalah kegiatan belajar dan membuat keputusan yang tepat bagi kemajuan siswa.
e.    Memgeksplorasi dan menciptakan inovasi model pembe;ajaran sesuai materi yang dibutuhkan.
f.     Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada kesan atau asumsi.
g.    Memecahkan permasalahan melaui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja.
3.      Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dari adanya permasalahan yang dirasakan oleh guru ketika proses belajar mengajar berlangsung. Masalah tersebut dapat berupa masalah yang ada hubungannya terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa yang belum sesuai dengan tujuan pembelajaran atau hal-hal lain yang berkaitan dengan prilaku mengajar guru dan prilaku belajar siswa. Langkah menemukan masalah dilanjutkan menganalisis dan merumuskan masalah, selanjutnya merencanakan PTK dalam bentuk perbaiakan pembelajaran, mengamati, serta melakukan refleksi.
Keempat langkah utama pada Penekitian Tindakan Kelas yaitu merencanakan tindakan, melakukan tindakan perbaikan, mengamati dan merefleksi merupakan satu siklus dalam PTK, siklus selalu dilakukan secara berulang. Setelah satu siklus sudah selesai, kemungkinan guru akan menemukan maslah yang baru atau masalah lama belum tuntas untuk dipecahkan, kemudian dilanjutkan kepada siklus kedua dengan langkah-langkah yang sama  pada siklus pertama.
 Menurut pendapat winata Putra dan Rosita (1997 :191), tes belajar merupakan salah satu alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan adanya keberhasilan seseorang dalam suatu proses pembelajaran dan menentukan keberhasilan program pendidikan.
Adapun dasar-dasar untuk menyusun tes hasil belajar adalah :
1.    Tes hasil belajar harus bisa mengukur semua bagian-bagian yang telah dipelajari dalam proses pembelajaran sesuai tujuan instruksional  yang ada tercantum pada kurikulum yang berlaku.
2.    Tes hasil belajar disusun sedemikian rupa sehingga benar-benar akan mewakili bahan yang telah dipelajari.
3.    Bentuk dari pertanyaan tes perolehan hasil belajar hendaknya harus disesuaikan dengan aspek-aspek tingkat belajar yang diinginkan.
4.    Tes perolehan hasil belajar hendaknya bisa digunakan untuk memperbaiki proses belajar.
A.Tahrani (1992:3) mengatakan bahwa belajar mengajar adalah suatu proses yang rumit karena tidak hanya sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang seharusnya dilakukan, apabila diinginkan hasil yang lebih baik.
C.  Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan sosial siswa agar dapat menelaah segi kehidupan sosial yang dijalani sehari-hari serta membuat rasa bangga dan cinta kepada perkembangan Indonesia sejak dahulu hingga kini.
Tahap perkembangan menurut Jean Piaget dalam Mulyani Sumantri & Nana Syaodih dalam buku Perkembangan Peserta Didik (2008:1:15), karakteristik SD pada tahap ini permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan yang konkret. Mengingat adanya karakteristik itulah maka diperlukan guru memahami agar siswa dapat belajar IPS sesuai dengan tahap intektual mereka sehingga dapat mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sosial di masyarakat dan lingkungan.


D. Metode Inkuiri
Menurut Noehi Nasution (2004:5.9) pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebagai inkuiri merupakan suatu  pendekatan yang menggunakan teknik bagaimana atau cara apa yang seharusnya digunakan oleh murid dengan bimbingan peneliti untuk sampai pada penemuan-penemuan, dan bukan penemuan itu sendiri. Contoh pendekatan inkuri yang kita kenal adalah apa yang dilakukan Fransesco Redi (1621-1687). Redi berpendapat juga, bahwa larva itu tidak bisa muncul dengan sendirinya. Tetapi larva berasal dari sebutir telur yang diletakkan oleh seekor lalat yang hinggap pada daging. Redi kemudian menguji dugaannya atau hipotesisnya dengan percobaan sederhana.Dari uraian tersebut kesimpulan yang dapat kita ambil adalah dalam metode inkuiri Ilmu Pengetahuan Alam, yaitu  menggunakan perumusan hipotesis dan menguji hipotesis. Jadi apabila kita menjumpai suatu masalah yang harus dijawab, tetapi memakai langkah-langkah pencarian untuk menemukan jawabannya yang benar.

1.  Langkah-langkah pembelajaran dengan metode inkuiri
1) Para siswa dibentuk dalam kelompok dan tiap kelompok terdiri atas lima murid. Seorang sebagai ketua, yang seorang pencatat, seorang pengarah, seorang sebagai pemantau diskusi dan seorang perangkum.
2) Guru mengajukan permasalahan dalam bentuk LKS
3) Siswa melakukan diskusi dan percobaan dengan bimbingan guru
4) Keterangan-keterangan yang sudah terkumpul dari hasil percobaan diolah, diklasifikasikan, dan ditabulasi dalam laporan kerja kelompok.
5) Laporan hasil diskusi kelompok
6) Tanggapan siswa dari kelompok lain
7) Guru memberikan penegasan dan penguatan terhadap hasil diskusi siswa dan menarik kesimpulan umum. Menurut Sanjaya (2008:202), menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1.  Orientasi
Pada tahap ini guru akan melakukan langkah untuk menciptakan suasana atau iklim proses pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan  pada tahap orientasi ini adalah:
(1) Menjelaskan topik permasalahan, tujuan, dan hasil belajar yang akan diharapkan dapat dicapai siswa
(2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang dilakukan siswa untuk dapat  mencapai tujuan. Tahap ini akan diuraikan langkah-langkah inkuiri serta tujuan dari tiap-tiap langkah, mulai dari merumuskan  masalah sampai kepada merumuskan kesimpulan
(3) Menjelaskan sangat pentingnya topik dan kegiatan belajar mengajar. Hal ini dilaksanakan dalam rangka untuk memberikan motivasi belajar siswa.

2. Perumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah yang membawa siswa pada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang ingin disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk belajar menyelesaikan teka-teki itu. Teka-teki pada rumusan masalah harus memiliki jawaban, dan siswa didorong untuk mencari sendiri jawaban yang tepat. Proses untuk  mencari jawaban itulah yang paling penting dalam pembelajara inkuiri, oleh karena itu melalui proses itu siswa akan memperoleh pengalaman yang  berharga bagi siswa sebagai upaya untuk mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3. Perumuskan hipotesis
Hipotesis merupakan bentuk jawaban sementara dari suatu masalah yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis harus diuji kebenarannya. Salah satu dengan teknik yang dapat dilaksanakan guru untuk mengembangkan tingkat kemampuan dalam menebak pada setiap anak adalah dengan mengajukan  pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat perkiraan kemungkinan atas jawaban dari suatu permasalahan yang sudah dikaji.
4. Pengumpulan data
Data adalah aktifitas untuk menjaring informasi yang dibutuhkan dalam menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, langkah mengumpulkan data merupakan salah satu proses dari  mental yang sangat penting saat pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan dukungan yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga dibutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
5. Pengumpulan hipotesis
Menguji hipotesis adalah untuk menentukan jawaban yang dianggap diterima sudah sesuai dengan data atau informasi yang sudah diperoleh dari pengumpulan data. Pengujian hipotesis ini berarti mengembangkan kemampuan berpikir secara rasional. Artinya, kebenaran dari suatu jawaban yang diberikan bukanlah berdasarkan argumentasi,  tetapi harus didukung dari data yang ditemukan dan harus dipertanggungjawabkan.
6. Perumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan merupakan suatu proses untuk mendeskripsikan temuan yang dihasilkan berdasarkan hasil pengujian dari hipotesis. Untuk memperoleh suatu kesimpulan yang akurat sebaiknya guru harus mampu menunjukkan kepada siswa data mana yang sudah relevan.
2. Tujuan pembelajaran inkuiri antara lain :
1) Mengembangkan sikap, keterampilan siswa agar mampu memecahkan masalah serta membuat sebuah keputusan yang dinilai secara objektif dan mandiri.
2) Meningkatkan kemampuan berfikir siswa. Pada proses berfikir terdiri dari beberapa keterampilan-keterampilan yang membutuhkan latihan dan pembiasaan.
3) Melatih kemampuan berfikir siswa melalui proses dalam situasi yang benar-benar rasakan.
4) Mengembangkan sikap selalu ingin tahu, berfikir objektif, mandiri, kritis, analitis,   dan baik secara individual maupun kelompok.
3. Ciri-ciri pembelajaran inkuiri :
1) Menggunakan suatu keterampilan proses
2) Jawaban yang akan dicari siswa tidak diketahui terlebih dahulu
3) Siswa berkeinginan untuk menemukan pemecahan masalah
4) Suatu masalah bisa dijumpai dengan pemecahan masalah siswa sendiri
5) Hipotesis harus dirumuskan oleh siswa itu sendiri untuk membimbing percobaan atau  eksperimen,
6)Para siswa harus mengusulkan cara-cara pengumpulan data dan dengan mengumpulkan data dan mengadakan pengamatan, membaca/menggunakan sumber lain.
7)Siswa melaksanakan penelitian secara indivdu maupun kelompok dengan tujuan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis  tersebut.
8) Siswa harus bisa mengolah data sehingga mereka dapat mengambil kesimpulan.
4. Sasaran dan Syarat Pembelajaran Inkuri :
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inuiri yaitu :
1) Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran
2) Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis untuk  tujuan proses  pembelajaran
3)Mengembangkan sikap percaya pada diri tentang apa yang ditemukan   dalam proses inquiri.
5.  Keunggulan Metode inkuiri :
    Metode inkuiri  memiliki keunggulan sebagai berikut :
1) Bisa menciptakan dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa,  sehingga. Siswa bisa memahami tentang konsep dasar dan ide-ide dengan  
2) Membantu siswa dalam memakai ingatan dan transfer kepada situasi proses pembelajar yang baru diterima.
3) Memotivasi siswa untuk berfikir dan bekerja berdasarkan inisiatifnya sendiri, yang bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.
4) Memotivasi siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
5) Membuat keputusan yang bersifat intrinsik.
6) Situasi pembelajaran lebih mengenangkan.


Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
A.  Subjek, Tempat, dan Waktu serta Pihak yang Membantu Penelitian
Proses perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPS ini penulis laksanakan di kelas IV SDN 005 Tanah Merah  Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir, yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dari jumlah 20 orang terdapat 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 di SDN 005 Tanah Merah Kecanmatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir pada mata pelajaran IPS dengan materi ajar Kenampakan Alam.
Waktu pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini mulai dlaksanakan  pada tanggal 26 September 2013 yang terdiri  dari 2  siklus  yaitu siklus 1 pada tanggal 01 Oktober 2013 dan siklus 2 tanggal 08 Oktober 2013. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan  kedua. Pertemuan pertama pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Selasa, 01 Oktober 2013 dan pertemuan kedua pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 03 Oktober 2013, sedangkan pertemuan pertama pada siklus 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 08  Oktober 2013 dan pertemuan kedua pada siklus 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Oktober 2013.
Pihak yang membantu dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah Dosen PKP, Supervisor 1 dan 2, Kepala SDN 005 Tanah Merah, dan rekan-rekan majelis guru yang ada di SDN 005 Tanah Merah.
   


Tabel 3.1
Tabel Pelaksanaan Penelitian
No
Kegiatan
Hari / Tanggal
Jam
Mata Pelajaran
1
Prasiklus
Kamis, 26 September 2013

14.10-15.35
IPS
2
Siklus 1
pertemuan 1
Selasa, 01 September 2013
13.00-14.10
IPS
2
Siklus I
Pertemuan 2
Kamis, 03 Oktober 2013
14.10-15.35
IPS
3
Siklus II
 Pertemuan 1
Selasa, 08 Oktober 2013
13.00-14.10
IPS
4
Siklus II
 Pertemuan 2
Kamis, 10 Oktober 2013
14.00-15.35
IPS

B.  Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan deskriptif kualitatif, Menurut Ebbutt dalam Wiriaatmadja (2008 :12) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindaka-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan hasil refleksi, mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Sedangkan Elliot (1991) melihat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi social tersebut.
Menurut Kemmis dan Mc dalam Arikunto (2006 : 97) mengatakan bahwa ada empat langkah dan pengulangannya dalam PTK, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

SIKLUS I
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan 2 kali pertemuan, setiap pertemuan melalui empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan (observasi) dan tahap refleksi.
1.    Tahap Perencanaan  Perbaikan
Rencana program perbaikan pembelajaran untuk mata pelajaran IPS yang akan diperbaiki diawali dengan menganalisis kemampuan siswa berdasarkan nilai  latihan pada mata pelajaran IPS yaitu materi Kenampakan Alam.
Kemudian dibuatlah perangkat pembelajaran yang terdiri atas :
1.    Siklus pembelajaran
2.    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
3.    Evaluasi untuk penilaian berupa soal-soal latihan yang selanjutnya dijadikan laporan penelitian ini.
2.    Tahap Pelaksanaan Perbaikan
Proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan dilaksanakan pada 1 siklus yaitu pada mata pelajaran IPS materi Kenampakan Alam  melalui 4 tahapan :
1.      Tahap persiapan
2.      Tahap pelaksanaan
3.      Tahap observasi
4.      Tahap refleksi
Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam perbaikan pembelajaran IPS pada :
1.    Tahap persiapan
Tindakan awal yang dipersiapkan menjelang pelaksanaan perbaikan  pembelajaran antara lain :
1.    Menyusun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran kelas IV SDN 005 Tanah Merah.
2.    Menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan perbaikan, langkah-langkan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sarana dan sumber belajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar penilaian dan lembar pengamatan dari supervisor 2.
3.    Guru mengadakan Tanya jawab.
4.    Membuat kesimpulan.
5.    Siswa mengerjakan tes secara tertulis.
2.    Tahap Pelaksanaan
1.      Kegiatan Awal
2.      Kegiatan Inti
3.      Kegiatan Akhir
3.   Tahap Observasi
Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2 yaitu bapak Dahmir, S.HUM. Dan langsung dilaksanakan ketika maelaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 1 mata pelajaran IPS pada materi Kenampakan Alam dengan cara menilai perilaku yang diobservasi dan perilaku siswa serta mengidentifikasi kemungkinan kemunculan masalah yang ada untuk dijadikandata sebagai bahan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.
1.   Tahap Refleksi
Dari pengalaman dan hasil pengamatan dalam pelaksanaan prbaikan pembelajaran siklus 1 mata pelajaran IPS pada materi Kenampakan Alam bahwa faktor guru adalah yang utama dalam pencapaian hasil belajar, guru juga harus dapat menggunakan bermacam-macam cara serta memanfaatkan media pembelajaran dalam proses belajar, agar pencapaian  terhadap hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapka guru.

SIKLUS II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 dilakukan 2 kali pertemuan, setiap pertemuan melalui empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan (observasi) dan tahap refleksi.

1.   Tahap persiapan
Tindakan awal yang dipersiapkan menjelang pelaksanaan perbaikan pembelajaran sama seperti pada siklu 1 yaitu :
1.      Menyusun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran kelas IV SDN 005 Tanah Merah.
2.    Menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan perbaikan, langkah-langkan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sarana dan sumber belajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar penilaian dan lembar pengamatan dari supervisor 2.
3.      Guru mengadakan Tanya jawab.
4.      Membuat kesimpulan.
5.      Siswa mengerjakan tes secara tertulis.
2.    Tahap Pelaksanaan
3.   Tahap Observasi
Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2 yaitu bapak Dahmir, S.HUM. dan langsung dilaksanakan ketika maelaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 2 mata pelajaran IPS pada materi Peristiwa Alam dengan cara menilai perilaku yang diobservasi dan perilaku siswa serta mengidentifikasi kemungkinan kemunculan masalah yang ada untuk dijadikandata sebagai bahan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.

4.    Tahap Refleksi
Dari pengalaman dan hasil pengamatan dalam pelaksanaan prbaikan pembelajaran siklus 2 mata pelajaran IPS pada materi Peristiwa Alam bahwa faktor guru adalah yang utama dalam pencapaian hasil belajar, guru juga harus dapat menggunakan bermacam-macam cara serta memanfaatkan media pembelajaran dalam proses belajar, agar pencapaian  terhadap hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan guru.

C.  Teknik Analisis Data
Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan teknik analisis data deskriptif-kualitatif, menurut Ebbutt dalam Wiriaatmadja (2008 : 12) yaitu jenis penelitian yang menggabungkan antara penelitian kuantitatif dengan dengan penelitian kualitatif. Tujuan menggunakan metode gabungan ini adalah untuk memberikan kejelasan makna dari hasil penelitian. Analisis kualitatif barang kali kurang memberikan kejelasan makna, sedangkan penelitian kuantitatif untuk kasus penelitian ini kurang mampu memberikan data berupa angka-angka, padahal dalam kasus penelitian ini membutuhkan angka-angka tersebut.
1.    Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2 yaitu bapak Dahmir, S.HUM. dan langsung dilaksanakan ketika melaksanakan prbaikan pembelajaran siklus1mata pelajaran IPS pada materi  Kenampakan Alam  yaitu :
    a.      Perilaku belajar siswa selama proses pelaksanaan perbaikan      pembelajaran.
   b.      Penerapan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan guru dan diamati langsung oleh supervisor 2.




2.    Teknik Pengumpulan Data
a.       Teknik Observasi
Penulis mengamati sendiri keadaan kelas saat proses pembelajaran berlansung mulai dari awal sampai akhir pembelajaran di kelas IV SDN 005 Tanah Merah khusus pada saat pelajaran IPS.
b.      Teknik Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu dilihat dari hasil belajar siswa dan nilai latihan siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV semester 1 SDN 005 Tanah Merah pada materi Kenampakan Alam.
3.      Instrument
Alat atau instrument yang digunakan untuk memperoleh data pada siklus 1 dan siklus 2 adalah : format pengamatan terhadap prilaku belajar siswa, format pengamatan penilai satu, dan lembar soal atau tes untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa.

Hasil dan Pembahasan
A.    Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses penerapan metode inkuiri pada materi pokok Kenampakan Alam dikelas IV  di SDN 005 Tanah Merah.
Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini terdiri dari empat kali pertemuan dan dua kali  evaluasi. Pelaksanaan evaluasi I adalah setelah pertemuan pertama sampai pertemuan kedua,sedangkan pelaksanaan evaluasi II setelah pertemuan ketiga sampai pertemuan ke keempat. Nilai evaluasi I dihitung sebagai nilai hasil belajar pada siklus pertama dan dijadikan nilai dasar untuk siklus kedua. Nilai evaluasi II dihitung sebagai nilai hasil belajar pada siklus kedua. Proses pelaksanaan tindakan dalam peneltian ini melalui beberapa tahap yaitu:
1.    PRASIKLUS
a.       Perencanaan
Dari hasil refleksi pada nilai yang diperoleh siswa setiap akhir pembelajaran  berlangsung peneliti merencanakan melakukan perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas.
b.     Pelaksanaan
Kegiatan prasiklus ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 September 2013. Langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario rencana pembelajaran. Pembelajaran diawali dengan mengkondisikan kelas, memotivasi siswa, serta menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti peneliti belum menerapkan metode inkuiri. Kegiatan  pembelajaran ini diakhiri dengan tes formatif untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Hasil perolehan nilai pada  prasiklus disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Data Nilai Hasil Belajar Prasiklus

No
Rentang Nilai
Kategori
Nilai Prasiklus
Persentase
Keterangan
1
< 65
Kurang
12
60%
Nilai KKM
2
65-79
Cukup
1
5%
Siswa 65
3
80-94
Baik Sekali
3
15%

4
95-109
Istimewa
4
20%

                Jumlah Siswa
20
100%



Berdasarkan data di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar pada prasiklus sebanyak 40% dengan jumlah 8 orang siswa, sedangkan ketidaktuntasan belajar siswa pada data prasiklus 60% dengan jumlah siswa sebanyak 12 orang.
c.       Pengamatan
Berdasarkan  uraian proses pembelajaran pada prasiklus dan hasil pengamatan maka diperoleh kekurangan dan kelemahan kegiatan pembelajaran  yang dilaksanakan oleh peneliti adalah : dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah, materi pelajaran sulit dipahami oleh siswa, dalam menyajikan materi pelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran, siswa tidak dilibatkan dalam proses belajar, dan Suasana belajar kurang efektif.
d.      Refleksi
 Berdasarkan kelemahan yang ditemui pada pembelajaran Prasiklus, maka hal-hal diatas pada pembelajaran siklus I akan menjadi perhatian untuk diperbaiki. Rencana yang akan dilakukan untuk memperbaiki tindakan adalah: (1) dalam proses pembelajaran guru akan menggunakan metode inkuiri, (2) Guru mengatur waktu seefisien mungkin agar perencanaan sesuai dengan waktu yang dialokasikan, (3) Guru akan melibatkan siswa secara merata.

2.    SIKLUS 1
a.       Perencanaan
Dari hasil refleksi pada pelaksanaan prasiklus peneliti merencanakan perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode inkuiri, kemudian mempersiapkan perangkat pembelajaran yang disusun sesuai dengan rencana pembelajaran.
                 b.      Pelaksanaan
Kegiatan perbaikan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 01 Oktober 2013, langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario rencana ppembelajaran. Pembelajaran akan diawali dengan mengkondisikan kelas, memotivasi siswa, serta menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti peneliti menerapkan metode inkuiri. Kegiatan  pembelajaran ini diakhiri dengan tes formatif untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Hasil perolehan nilai pada siklus 1 disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.
Tabel 4.2
Data Nilai Hasil Belajar Siklus 1

No
Rentang Nilai
Kategori
Nilai Siklus 1
Persentase
Keterangan
1
< 65
Kurang
4
20%
Nilai KKM
2
65-79
Cukup
-
0%
Siswa 65
3
80-94
Baik Sekali
6
30%

4
95-109
Istimewa
10
50%

                Jumlah Siswa
20
100%



Berdasarkan dari perolehan data dari tabel 4.2 diketahui bahwa siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar pada Siklus 1 sebanyak 80% dengan jumlah 16 orang siswa, sedangkan ketidaktuntasan belajar siswa pada data Siklus 1 adalah 20% dengan jumlah siswa sebanyak 4 orang.
                  c.     Pengamatan
Berdasarkan data pada tabel di atas terlihat adanya peningkatan pemahaman siswa pada materi kenampakan alam. Pengamatan terhadap aktivitas belajarterlihat sebagian siswa sudah termotivasi dan berani menyampaikan pendapat, sebagian siswa sudah terlihat aktif dalam orose pembelajaran berlangsung. Kinerja guru telah mengalami peningkatan, namun peneliti masih berusaha mencapaI ketuntasan maksimal hungga 85%.
                 d.     Refleksi
Dari hasil pengamatan, peneliti melakukan diskusi bersama supervisor 2 terhadap penyebab kegagalan tersebut, diantaranya :
1.    Hasil belajar belum tuntas secara keseluruhan
2.    Siswa yang pintar terlihat lebih aktif sedangkan siswa yang malas mencontek saja
3.    Belum seluruhnya siswa termotivasi belajar
Berdasarkan refleksi, maka tindakan yang akkan dilakukan adalah:
1.      Melakukan bimbingan kepada siswa saat proses belajar
2.      Menyajikan media gambar dalam menyampaikan materi pelajaran
3.      Memberikan rewards secara verbal.

3.    SIKLUS 2
a.    Perencanaan
Perencanaan tindakan perbaikan ini disusun sesuai dengan observasi dan refleksi siklus 1. Masalah yang berhasil diidentifikasi dijadikan dasar untuk menyusun rencana pembelajaran dan mempersiapkan perangkat pembelajaran sebagai acuan pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 08 Oktober 3013, langkah-langkah pembelajaran sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pembelajaran dan skenario pembelajaran yang telah disusun dan diakhori dengan tes formatif. Tes diberikan sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yamg telah dipelajari. Hasil nilai siklus 2 peneliti sajikan dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 4.3
Data Nilai Hasil Belajar Siklus 2

No
Rentang Nilai
Kategori
Nilai Siklus 2
Persentase
Keterangan
1
< 65
Kurang
1
5%
Nilai KKM
2
65-79
Cukup
-
0%
Siswa 65
3
80-94
Baik Sekali
8
40%

4
95-109
Istimewa
11
55%

                Jumlah Siswa
20
100%


Berdasarkan data dari tabel 4.3 di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar pada Siklus 2 sebanyak 95% dengan jumlah 19 orang siswa, sedangkan ketidaktuntasan belajar siswa pada data Siklus 2 adalah 5%  dengan jumlah siswa sebanyak 1 orang.
c. Pengamatan
Berdasarkan data pada tabel di atas terlihat adanya peningkatan pemahan yang sangat signifikan. Aktivitas belajar siswa mangalami peningkatan siswa sudah terbiasa dengan metode inkuiri. Hal ini terbukti dengan  hasil belajar yang diperoleh oleh siswa.
c. Refleksi
Dari hasil pengamatan kemudian dilaksanakan analisis. Perubahan positif pada siklus 2 disebabkan karena telah dilakukan perbaikan teknik dan penyajian metode inkuiri dan melakukan pendekatan melalui bimbingan kepada siswa  sehingga siswa merasa diperhatikan dan termotivasi untuk belajar. Tindakan perbaikan pembelajaran ini berpengaruh pada hasil belajar siswa yang mencapai tujuan pembelajarandan sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti.
Hasil belajar siswa pada Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2 pada mata pelajaran IPS kelas IV semester 1 dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.4
                     Data Nilai Hasil Belajar Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

No
Rentang Nilai
Prasiklus
Siklus 1
Siklus 2
1
< 65
12
4
1
2
65-79
1
-
-
3
80-94
3
6
8
4
95-109
4
10
11

Jumlah Siswa
20
20
20

B.      Pembahasan dari Setiap Sikus
1.    Siklus 1
Pada pelaksanaan Penelitian tindakan Kelas ini dilaksanakan pada hari Selasa, 01 Oktober 2013 di SDN005 Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir, peneliti mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disusun.
Sebelum melakukan alternatif perbaikan pembelajaran, siswa terlihat kurang termotivasi, pasif dalam belajar dan kurang memahami materi sehinggamempengaruhi hasil belajar siswa.  Menurut teori ahlu Nur (2001:3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik,
 Pada perolehan nilai pada prasiklus rata-rata kelas adalah 57,25. Nilai ketuntasan 40% saja. Dari hasil tersebut, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri sehingga terjadi peningkatan aktivitas siswa dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar 81,00. Dengan ketuntasan mencapai 80% terbukti bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2.    Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 dilakukan pada hari Selasa, 08 Oktober 2013. Di SDN 005 Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah. Sama halnya dengan siklus 1, peneliti melakukan review terhadap pelajaran yang lalu. Dari data hasil belajar siswa terjadi peningkatan yang sangat memuaskan. Pada siklus 1 nilai rata-rata kelas 81,00 meningkat 89,00 berarti tindakan perbaikan pembelajaran  mengalami peningkatan. Dan ketuntasan belajar dari 80% meningkat menjadi 95% berarti mengalami peningkatan 15%. Penulis merasa berhasil dalam pelaksanaa perbaikan pembelajaran ini, dan pembelajaran dinyatakan tuntas secara keseluruhan.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang diajukan dapat diterima kebenarannya.dengan kata lain penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 005 Tanah Merah khususnya pada materi pokok Kenampakan Alam.

Simpulan dan Saran Tindak Lanjut
A .Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan operasi hitung perkalian siswa kelas IV semester I SDN 005 Tanah Merah.
2.    Pada hasil belajar telah terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan persentase ketuntasan klasikal sebesar 40%, siklus I persentase ketuntasan klasikal sebesar 80% dan siklus II persentase ketuntasan klasikal sebesar 95%. Dengan demikian secara klasikal meningkat 15%, dan dinyatakan berhasil.
A.    Saran Tindak Lanjut
Dari uraian pada kesimpulan di atas, dapat peneliti ajukan beberapa saran tindak lanjut, sebagai berikut :
1.    Guru hendaknya menerapkan  metode inkuiri sebagai upaya peningkatan pemahaman siswa dalam belajar di sekolah.
2.    Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan bermakna.
3.    Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.











Daftar Pustaka
Andayani,dkk, (2009). Pemantapan Kemampuan Profesional, Jakarta : Universitas Terbuka
Cokrodikardjo Moeljono, (2009), Pengertian Ruang Lingkup dan Tujuan IPS:(http://massofs.wordpress.com/2010/12/09/pengertia-ruang-lingkup-dan-tujuab-IPS/
Djamarah dan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta PT. Rineka Cipta.
Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih, (2008), Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Universitas Terbuka
Sudjana Nana, 2008, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Sumaatmadja, Warsid, 1980. Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Tlmu pengetahuan Alam : Bandung. Rosdakarya.
Uno.B Hamzah, Mohamad Nurdin. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta . Bumi Aksara.
Winata Putra, U.S, dkk. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Universitas Terbuka.

 
Themes by karil