PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA

BY: HERSAPUTRI DWI TIRTA HR



Pendahuluan
A.  Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah dan sebagai hasil yang dipandang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dai dua subjek, yaitu siswa dan guru. dari segi siswa, belajar dialami sebagai salah satu proses. Bahan belajar tersebut berupa keadaan alam, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia dan bahan yang terhimpun dalam buku-buku pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal. Peran guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah relatif tinggi, dan terkait dengan peran siswa dalam belajar. (Dimyati dan Mudjiono, 2006:33).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD adalah ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dengan segala isisnya. Adapun hal-hal yang dipelajari dalam IPA adalah sebab akibat, yaitu hubungan kausual dari kejadian-kejadian yang terjadi di alam. Menurut carin (Amalia sapriati, 2011: 4.7) mengemukakan bahwa mengobservasi adalah menjadi dasar akan suatu objek atau kejadian-kejadian dengan menggunakan segenap panca indera untuk mengidentifikasi sifat dan karakteristik.
Sesuai dengan kenyataan bahwa aktivitas dalam IPA selalu berhubungan dengan percobaan-percobaan yang membutuhkan keterampilan dan kerajinan. Dengan demikian, IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan tentang benda tak hidup dan makhluk hidup, melainkan menyangkut cara kerja, cara berfikir, dan cara memecahkan masalah.
Guru diharapkan dapat secara maksimal menciptakan pembelajaran yang kreatif agar siswa menyenangi pelajaran. Bila siswa senang dengan pembelajarannya maka diluar sekolahpun ia akan belajar sendiri. Guru sebagai tenaga pengajar harus mempunyai kemampuan profesional, seorang guru sangat dibutuhkan hal itu, termasuk juga kemampuan dalam memanfaatkan dan menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran.
Namun pada kenyataan yang dijumpai di sekolah pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 016 Kuala Enok kecamatan Tanah Merah, Nilai rata-rata hasil belajar siswa sangat rendah. Ini sesuai dengan data awal pada ulangan harian ketuntasan hasil belajar siswa tidak mencapai target yang diinginkan, yaitu persentase ketuntasan hasil belajar siswa dibawah KKM yang telah ditentukan yaitu 65,00. Berdasarkan hal di atas, maka guru sebagai peneliti merasa perlu melakukan penelitian perbaikan pembelajaran agar tercapai peningkatan nilai hasil belajar siswa sesuai dengan target yang diharapkan.
1.      Identifikasi masalah
Dari data awal di atas penulis dapat mengidentifikasikan masalah yang menjadi penyebab rendahnya hasul belajar pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 016 Kuala Enok yaitu sebagai berikut:
1.1.Siswa tidak tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.
1.2.Siswa masih bermalas-malasan untuk mengajukan pertanyaan dan  menjawab pertanyaan guru.
1.3.Siswa terlalu pasif di kelas, karena siswa tidak memusatkan perhatian terhadap pembelajaran.
1.4.Semangat siswa rendah murid cenderung keluar masuk kelas.

2.      Analisis masalah
Dari beberapa masalah yang teridentifikasi maka penulis dapat mengambil analisis penyebab dari kondisi tersebut adalah:
2.1.    Guru  tidak menguasai metode atau model pembelajaran yang  digunakan.
 2.2.   Guru tidak memberi motivasi pada siswa
2.3. Guru kurang menggunakan media pendidikan yang sesuai dalam proses pembelajaran
2.4 .Guru  tidak melibatkan siswa secara langsung.

3.         Analisis dan prioritas pemecahan masalah
sebagai seorang guru, penulis menginginkan nilai siswa yang bagus, untuk itu panulis berupaya mengadakan perbaikan pembelajaran untuk mata pelajaran IPA. Upaya yang dilakukan penulis dalam perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, mka rumusan masalah yang penulis ambil adalah : “ Apakah penerapan model pembelajaran lansung dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD negeri 016 Kuala Enok kecamatan tanah merah dengan konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan?”

C.  Hipotesis Tindakan
     Untuk lebih jelas hasil penelitian ini, maka diberikan hipotesis panelitian. Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka hipotesis panelitian adalah dengan “ Penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 016 Kuala Enok”.

D.  Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Menurut I.G.A.K. Wardhani & Koswaya Wihardit (2011: 1.15). penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siwa menjadi meningkat.
Berdasarkan kutipan di atas, penelitian perbaikan pembelajaran ini bertujuan untuk, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran langsung pada siswa kelas IV SD Negeri 016 kuala enok, kecamatan tanh merah tahun pelajaran 2013-2014.

E.  Manfaat Penelitian perbaikan Pembelajaran
Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.    Bagi siswa
a.       Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
b.      Dapat dijadikan model bagi siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya.
2.      Bagi guru sebagai peneliti
a.       Membantu guru untuk berkembang secara profesional
b.      Guru dapat lebih aktif mengembangkan pengetahuannya
3.      Bagi sekolah
Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan dan kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut.
4.      Bagi dinas pendidikan
Untuk meningkatkan kualitas sekolah dan pendidikan

Kajian Pustaka
A.  Hasil belajar
     Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
     Belajar menurut Sujana (2004: 28) adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sabagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pengalamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapannya, dan kemampuannya, daya reaksinya, serta daya penerimaannya.
     Hasil belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Gagne (A..Hermawan, 2011: 10.23)
Mengemukakan 5 kategori hasil belajar yaitu: 1) Informasi Verbal.            2)keterampilan intelektual. 3) Strategi kongnitif  4) sikap  5) keterampilan motorik

B.  Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar   
Abin Syamsudin Makmun (Agus Taufik, 2010 : 5.20) mengemukakan 3 faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah yaitu :
1.      Faktor input (masukan) meliputi : a) kondisi individual anak dari segi fisik dan psikis yang dimilikinya. b) yang mencakup guru, kurikulum, materi dan metode, saran dan fasilitas. c) yang mencakup lingkungan fisik geografis, sosial, dan lingkungan budaya.
2.      Faktor proses menggambarkan bagaimana ketiga jenis input tersebut saling berinteraksi satu sama lain terhadap aktivitas belajar siswa.
3.      Faktor output adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi pada anak setelah melakukan aktivitas belajar.

        Sedangkan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan  dua metode  sebagai berikut:
1.  Metode tes
yaitu: suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau kelompok sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tesebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai standar yang ditetapkan.
2. Metode Observasi
yaitu: suatu cara mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. Data-data yang diperoleh dari observasi itu dicatat dalam suatu catatan observasi. Kegiatan pencatatan dalam hal ini adalah merupakan sebagian dari pada kegiatan pengamatan.

C.  Model pembelajaran langsung
Model pembelajaran langsung atau direct instructioa dikenal dengan sebutan active teaching. Pembelajaran langsung juga dinamakan whole-class teaching. Penyebutan itu mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Modelling adalah pendekatan utama dalam pembelajaran langsung. Modelling berarti mendemonstrasikan suatu prosedur kepada peserta didik.
Modelling mengikuti urutan berikut :
1.    Guru mendemonstrasikan perilaku yang hendak dicapai sebagai hasil belajar.
2.    Perilaku itu dikaitkan dengan perilaku–perilaku lain yang sudah dimiliki peserta didik.
3.      Guru mendemonstrasikan berbagai bagian perilaku tersebut dengan cara yang jelas, terstruktur, dan berurutan disertai penjelasan mengenai apa yang dikerjakannya setelah setiap langkah selesai dikerjakan.
4.      Peserta didik perlu mengingat langkah–langkah yang dilihatnya dan kemudian menirukannya.( Agus Suprijono, 2009:47 )

     Model pembelajaran langsung dalam pengajaran memiliki 5 fase pembelajaran. Menurut Daniel Mujis dan David Reynold (Agus Suprijono,2009: 51), Kelima fase pembelajaran langsung dapat dikembangkan sebagai berikut:
1.    Directing.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas dan memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa yang harus dikerjakan dan menarik perhatian peserta didik pada poin–poin yang membutuhkan perhatian khusus.
2.    Instructing.
Guru memberi informasi dan menstrukturisasikannya dengan baik.
3.    Demonstrating.
Guru menunjukkan, mendeskripsikan, dan membuat model  dengan menggunakan sumber serta display visual yang tepat
4.    Explaining and illustrating.
Guru memberikan penjelasan–penjelasan akurat dengan tingkat kecepatan yang pas dan merujuk pada metode sebelumnya.
5.    Questioning and discussing.
Guru bertanya dan memastikan seluruh peserta didik ikut ambil bagian. Guru mendengarkan dengan seksama jawaban peserta didik dan merespons secara konstruktif untuk mengembangkan belajar peserta didik. Guru menggunakan pertanyaan – pertanyaan terbuka dan tertutup. Guru memastikan bahwa peserta didik dengan semua kemampuan yang dimilikinya terlibat dan memberikan kontribusi didalam diskusi. Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk memikirkan jawabannya sebelum peserta didik menjawab.
6.    Consolidating.
Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui berbagai macam kegiatan di kelas. Guru dapat pula memberi tugas – tugas yang difokuskan dengan baik untuk dikerjakan dirumah. Guru meminta peserta didik bersama pasangan atau kelompoknya melakukan refleksi atau membahas sebuah proses. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik memperluas ide-ide dan penalarannya, membandingkannya dan kemudian memyempurnakan metode dan cara yang mereka gunakan. Guru meminta  peserta didikmemikirkan berbagai cara untuk mendekati sebuah masalah. Guru meminta mereka mengeneralisasikan atau memberi contoh contoh yang cocok untuk dijadikan pernyataan umum.
7.    Evaluating pupil’s responses.
Guru mengevaluasi persentasi hasil kerja peserta didik.
8.    Summarizing.
Guru merangkum apa yang telah diajarkan dan apa yang sudah dipelajari peserta didik selama dan menjelang akhir pelajaran. Guru mengidentifikasi dan megoreksi kesalahpahaman. Guru mengundang peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaan mereka dan menarik poin–poin serta ide–ide kunci.

D.   Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran langsung
1.     Kelebihan model pembelajaran langsung
1.1.   Dapat diterima secara efektif dalam ruangan yang besar ataupun kecil
1.2.   Dapat dugunakan untuk menekan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa.
1.3.   Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplesiit kepada siswa yang berprestasi rendah.
1.4.   Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual terstruktur.
1.5.   Dapat menjadi cara yntuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang singkat dan diakses setara oleh seluruh siswa.

2.      Kelemahan model pembelajaran langsung
Sulit mengatasi perbedaan dalam kemampuan pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan  keterampilannya karena guru sebagai pusat perannya. Kesuksesannya tergantung kepada image guru jika guru tidak tampak siap maka siswa dapat menjadi bosan. Tingkat kendali guru yang tinggi dlam kegiatan pembelajaran dapat berdampak negatif terhadap penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.

Pelaksanaan Penelitian Perbaikan pembelajaran

A.    Subjek , Tempat, dan Waktu serta Pihak yang membantu Penelitian
  Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan pada kelas IV SD Negeri 016 Kuala enok dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang terdiri dari 8 perempuan dan 12 laki-laki. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan sebanyak dua siklus pada mata pelajaran IPA yang diawali dengan kegiatan prasiklus yang diadakan pada hari kamis tanggal 26 September 2013 pada jam ke 6-7, siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan ulangan harian. Siklus I pertemuan ke 1 diadakan pada hari Rabu tanggal 02 Oktober 2013 pada jam ke 6-7, siklus I pertemuan ke 2 pada hari kamis tanggal 03 Oktiber 2013 jam ke 6-7. Ulangan harian I pada hari sabtu jam ke 2-3. Siklis ke II terdiri dari 2 kali pertemuan dan ulangan harian. Pada siklus II pertemuan ke 1 diadakan pada hari rabu tanggal 09 oktober 2013 jam ke 6-7, pertemuan ke 2 diadakan pada hari kamis tanggal 10 oktober 2013 jam ke 6-7 sedangkan ulangan harian II pada tanggal 12 oktober 2013 jam ke 2-3.  
  Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terlaksana karena adanya bantuan dari berbagai pihak, dari pihak sekolah kepala sekolah yaitu Bapak MARTIN, S.Pd.SD yang telah mengizinkan pelaksanaan praktik PKP pada SD Negeri 016 Kuala enok, Dosen pembimbing yaitu Bapak AMRI, M.Pd yang telah memberikan arahan dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan PKP ini, kemudian supervisor 2 sekaligus penilai 2 yaitu Ibu ELITA, S.Pd.SD yang membimbing, mendiskusikan dan memberikan masukan terhadap upaya perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh penulis sebagai mahasiswa pelaksana kegiatan PKP, dsn  juga Bapak SYAFRUDDIN T, S.Pd.SD selaku penilai I yang telah memberikan penilaian terhadap kegiatan perbaikan pembelajaran.

B.       Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Mills. 2000 (I.G.A.K. Wardhani, 2009:1.4) mendefenisikan penelitian tindakan kelas “Systematic Inquiry”  yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah atau konselor untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktek yang dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan “Reflective Practice” yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pembelajran langsung yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV SD Negeri 016 Kuala Enok kecamatan Tanah Merah. Adapun Mekanisme PTK melalui empat tahap yaitu :
1.    Perencanaan
2.    Pelaksanaan
3.    Observasi/pengamatan
4.    Refleksi
Adapun tahapan dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran dimulai dari :
1.    Siklus I
Pada siklus ini terdiri dari 2 kali pertemuan pembahasan materi dan 1 kali pertemuan Ulangan harian I.
1.1. Perencanaan
Sebelum melaksanakan perbaikan siklus I peneliti menetapkan kelas IV SD Negeri 016 kuala enok kecamatan tanah merah sebagai tempat pelaksanaan kemudian melakukan perencanaan yaitu menentukan jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang disesuaikan dengan jadwal pelajaran yang ada di sekolah kemudian meminta bimbingan supervisor 2 yang juga penilai 2 bersama penilai1 untuk mengamati proses perbaikan pembelajaran. Sebelum melaksanakan penelitian perbaikan peneliti mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
4.    Membuat format surat pernyataan kesedian supervisor II yang disahkan oleh kepala sekolah.
5.    Menyusun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran kelas IV SD Negeri 016 Kuala Enok.
6.    Membuat rencana perbaikan pembelajaran(RPP) untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Siklus I Pertemuan 1 dan 2
7.    Membuat lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa siklus I pertemuan 1 dan 2
8.    Membuat lembar kerja siswa (LKS)

1.2.   Pelaksanaan
1.2.1        Siklus I pertemuan ke 1
   Pelaksanaan siklus I pertemuan ke 1 peneliti mengacu kepada RPP dengan tujuan perbaikan pembelajaran yaitu siswa berperan aktif mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab pertanyaan guru dengan tepat, dengan menggunakan model pembelajaran langsung.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Kegiatan awal (10 menit)
a.       Apersepsi
Dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari antara lain :
b.      Momotivasi siswa
c.       Menyampaikan tujuan pembelajaran:
    Kegiatan inti (45 menit)
a.         Guru menunjukkan alat peraga yang berhubungan dengan materi pembelajaran
b.        Guru menjelaskan materi pembelajaran, dan menempelkan media gambar berupa gambar jenis-jenis batang.
c.         Guru meminta iswa menunjukkan jenis-jenis batang yang terdiri dari batang basah, batang berkayu, dan batang rumput.
d.        Siswa diberi kesempatan bertanya
e.         Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
f.         Guru membagikan LKS-1
g.        Guru membimbing siswa melakukan percobaan untuk mengerjakan LKS1
h.        Guru meminta perwakilan kelompok bergantian melaporkan hasil diskusi kelompoknya.
i.          Guru memberi pujian kepada kelompoknyang berani tampil kedepan
j.          Guru mengecek apakah siswa berhasil mengerjakan LKS 1 yang telah diberikan guru.
k.        Guru menanyakan kembali materi pembelajaran yang sudah diajarkan
Kegiatan akhir (15 menit)
a.       Siswa menyimpulkan materi pelajaran dibawah bimbingan guru
b.      Guru mengadakan evaluasi
c.       Sebelum menutup pelajaran guru memberikan PR

1.2.2.  siklus I pertemuan ke 2
Dalam pelaksanaan sikluss I prtemuan ke 2 mata pelajaran IPA pada materi struktur dan fungsi bagian daun tumbuhan sesuai dengan Rencana perbaikan pembelajaran(RPP) dengan tujuan perbaikan pembelajaran yaitu siswa berperan aktif mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab pertanyaan guru dengan tepat. Langkah –langkah kegiatan perbaikan pembelajaran :
Kegiatan awal (10 menit)
a.       Apersepsi dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
b.      Memotovasi siswa
c.       Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
Kegiatan inti(45 menit)
a.       Guru memajang gambar jenis-jenis daun
b.      Guru menjelaskan materi pembelajaran, menempelkan media berupa gambar jenis-jenis daun.
c.       Siswa diminta mengamati jenis-jenis daun yang mereka bawa
d.      Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi materi pembelajaran
e.       Siswa deberi kesempatan untuk bertanya
f.       Guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS
g.      Guru mengecek siswa apakah siswa berhasil mengerjakan LKS
h.      Guru meminta perwakilan kelompok melaporkan hasil kegiatan diskusi kelompoknya.
i.        Guru memberikan pujian kepada kelompok yang telah menampilkan hasil diskusinya.
j.        Guru menanyakan kembali materi yang diajarkan.
Kegiatan Akhir (15 menit)
a.       Siswa menyimpulkan materi pelajaran dibawah bimbingan guru
b.      Guru mengadakan evaluasi
c.       Guru mengadakan penilaian evaluasi siswa
d.      Guru menutup pelajaran

1.3.         Observasi/ Pengamatan siklus I
Pengamatan pada siklus I dilaksanakan oleh peneliti didiskusikan dengan supervisor 2 dengan mengisi format lembar observasi guru dan siswa

1.4.         Refleksi siklus I
      Setelah pelaksanaan perbaikan siklus I sudah terlihat adanya perbaikan pembelajaran namun belum mencapai ketuntasan hasil belajar secara klasikal. Ini terbukti dari hasil pengamatan aktivitas siswa yang mengalami peningkatan dari 49,44% menjadi 57,22%. Meskipun belum mencapai hasil yang maksimal namun dalam perbaikan tersebut telah ditemukan kelebihan penggunaan model pembelajaran langsung. Siswa sudah mulai trmotivasi yntuk aktif dalam pembelajara,, dan mau menjawab pertanyaan guru. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal menjadi 55% kategori tidak tuntas.
2.      Siklus 2
2.1.  Perencanaan
Sama seperti siklus I, sebelum melanjutkan materi selanjutnya terlebih dahulu mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :
a.    Membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP) IPA siklus II pertemuan 1 dan 2
b.    Membuat LKS untuk siklus II pertemuan 1 dan 2
c.    Membuat lembar Observasi/pengamatan guru dan siswa untuk siklus II pertemuan 1 dan 2
d.   Membuat format penilaian hasil belajar siswa siklus II pertemuan 1 dan 2
2.2.            Pelaksanaan
2.2.1.      Siklus II pertemuan 1
Pelaksanaan siklus II pertemuan ke 1, penelitian perbaikan pembelajaran mengacu pada rencana perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan tujuan perbaikan siswa berperan aktif menggunakan media yang disediakan oleh guru. Langkah –langkah kegiatan pembelajaran:
Kegiatan awal (10 menit)
a.       Apersepsi
Dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari antara lain :
b.      Momotivasi siswa
c.       Menyampaikan tujuan pembelajaran:
    Kegiatan inti (45 menit)
a.    Guru menunjukkan alat peraga yang berhubungan dengan materi pembelajaran
b.   Guru menjelaskan materi pembelajaran, dan menempelkan media gambar berupa gambar jenis-jenis batang.
c.         Guru meminta iswa menunjukkan jenis-jenis batang yang terdiri dari batang basah, batang berkayu, dan batang rumput.
d.        Siswa diberi kesempatan bertanya
e.         Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
f.         Guru membagikan LKS-1
g.        Guru membimbing siswa melakukan percobaan untuk mengerjakan LKS1
h.        Guru meminta perwakilan kelompok bergantian melaporkan hasil diskusi kelompoknya.
i.          Guru memberi pujian kepada kelompoknyang berani tampil kedepan
j.          Guru mengecek apakah siswa berhasil mengerjakan LKS 1 yang telah diberikan guru.
k.        Guru menanyakan kembali materi pembelajaran yang sudah diajarkan
Kegiatan akhir (15 menit)
a.       Siswa menyimpulkan materi pelajaran dibawah bimbingan guru
b.      Guru mengadakan evaluasi
c.       Sebelum menutup pelajaran guru memberikan PR

2.2.2.Siklus II pertemuan ke 2
  Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II pertemuan ke 2 pada materi struktur dan fungsi bagian buah dan biji tumbuhan penulis tidak terlepas dari RPP dengan tujuan perbaikan : siswa berperan aktif mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab pertanyaan guru dengan tepat.


Langkah – langkah kegiatan perbaikan adalah :
Kegiatan awal (10 menit)
a.       Apersepsi
Dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari antara lain :
b.      Momotivasi siswa
c.       Menyampaikan tujuan pembelajaran:
    Kegiatan inti (45 menit)
a.       Guru menunjukkan alat peraga yang berhubungan dengan materi pembelajaran
b.      Guru menjelaskan materi pembelajaran, dan menempelkan media gambar berupa gambar jenis-jenis batang.
c.       Guru meminta iswa menunjukkan jenis-jenis batang yang terdiri dari batang basah, batang berkayu, dan batang rumput.
d.        Siswa diberi kesempatan bertanya
e.         Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
f.         Guru membagikan LKS-1
g.        Guru membimbing siswa melakukan percobaan untuk mengerjakan LKS1
h.        Guru meminta perwakilan kelompok bergantian melaporkan hasil diskusi kelompoknya.
i.          Guru memberi pujian kepada kelompoknyang berani tampil kedepan
j.          Guru mengecek apakah siswa berhasil mengerjakan LKS 1 yang telah diberikan guru.
k.        Guru menanyakan kembali materi pembelajaran yang sudah diajarkan
Kegiatan akhir (15 menit)
a.       Siswa menyimpulkan materi pelajaran dibawah bimbingan guru
b.      Guru mengadakan evaluasi
c.       Sebelum menutup pelajaran guru memberikan PR

2.3.             Observasi/ Pengamatan siklus II
Pengamatan pada tahap ini dilaksanakan oleh peneliti dan didiskusikan dengan supervisor 2 dengan mengisi lembar pengamatan guru dan siswa.
2.4.          Refleksi siklus II
Dengan materi berlanjut, siswa semakin termotivasi dengan menemukan sendiri struktur dan fungsi bagian tumbuhan menggunakan model p[embelajaran langsung. Hal ini tentunya membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Sehigga di dapatkan hasil ketuntasan belajar siswa dengan persentase 85% dan keaktifan siswa meningkat menjadi 82,77% kategori tuntas

C.    Tehnik Analisa Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi dan tes hasil belajar IPA siswa. Data tentang hasil belajar siswa dikumpulakanberdasarkan skor tes hasil belajar IPA. Observasi dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran untuk setiap kali pertemuan dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Kemudian data dianalisis dan digunakan sebagai bahan perbaikan. Analisis data yang digunakan adalah analisis data diskriptif . analisis data hasil belajar siswa terdiri dari :
1.    Ketuntasan Individual
Berdasarkan criteria Ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Siswa dikatakan tuntas apabila siswa tersebut mencapai nilai minimal 65. Untuk mengetahui hasil belajar siswa secara individu, data diolah menggunakan rumus :
K = SP x 100% ……………….(KTSP, 2007:365)                                                                                                                                              
       SM 

Keterangan  : K            : ketercapaian Indikator
                       SP          : Skor yang diperoleh siswa
                       SM        : Skor Maksimum

2.    Ketuntasan Klasikal
Untuk mengetahui hasil belajar siswa secara klasikal, data diolah menggunakan rumus :

KK = JT x 100%...............(KTSP, 2007 : 382)
                  JS

Keterangan : KK          :  ketuntasan Klasikal
                     JT            : Jumlah tuntas
                     JS                        : Jumlah Siswa
Ketuntasan klasikal tercapai apabila ≥ 75% dari seluruh siswa yang mencapai KKM yaitu 65, maka kelas tersebut dikatakan tuntas.

Hasil dan Pembahasan
A.    Deskripsi hasil penelitian perbaikan pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan  sebanyak 2 siklus dengan rincian setiap siklus terdiri tiga kali pertemuan yaitu pertemuan ke satu dan pertemuan ke dua pembahasan materi dengan RPP dan pertemuan ke tiga ulangan  harian siklus 1(UH 1). Pada pertemuan ke-1 dan ke-2 dilakukan penerapan model pembelajaran langsung. Kegiatan penelitian pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 diakhiri dengan melakukan post tes dengan tujuan untuk mengetahui perubahan peningkatan hasil belajar siswa.
          Untuk  mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran langsung maka selama proses pembelajaran berlangsung, di dalam kelas terdapat pengamat yang mengobservasi aktivitas guru/peneliti dan aktivitas siswa. Keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung pada penelitian ini diukur oleh pengamat menggunakan lembar observasi keterlaksanaan (terlampir) observasi siswa dilakukan oleh pengamat hanya memberikan angka 1 untuk menandakan melakukan kegiatan dan angka 0 untuk menandakan tidak melakukan kegiatan. Di SD Negeri 016 Kuala Enok tempat penelitian, 1 jam pelajaran selama 35 menit. Sehingga untuk 2 jam pelajaran memiliki alokasi waktu 70 menit. Jumlah siswa kelas IV  yang dijadikan sebagai sampel penelitian berjumlah 26 siswa. Pada pelajaran ke 6 dan ke -7.
          Proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini melalui beberapa tahap yaitu:
1.    Siklus 1
a.    Pertemuan pertama (Rabu, 02 Oktober 2013)
         Pada siklus 1 pertemuan pertama jumlah siswa yang hadir ada 20 orang. Pada saat pertemuan pertama ini materi yang dibahas adalah Struktur dan fungsi bagian batang tumbuhan yang berpedoman pada RPP dan LKS. Sebelum memulai pembelajaran guru terlebih dahulu meminta siswa untuk merapikan meja dan kursi masing-masing. Setelah selesai ketua kelas diminta untuk menyiapkan kelas dan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
          Guru memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan tentang batang tumbuhan. Siswa sangat bersemangat menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Guru memberikan motivasi agar siswa termotivasi dan semangat untuk mengikuti pembelajaran. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan garis besar materi pembelajaran. Selanjutnya guru membagi siswa  menjadi 4 kelompok belajar. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok, kemudian siswa mengumpulkan alat dan bahan yang telah dibawanya dan membaca langkah-langkah kegiatan percobaan yang terdapat dalam LKS. Sebagian siswa sempat ribut ketika pembagian kelompok dan pembagian LKS, hal ini karena siswa ingin memilih anggota kelompok sendiri serta sebelumnya siswa tidak pernah belajar dengan menggunakan LKS dan menggunakan model pembelajaran tersebut.
          Dalam mengerjakan percobaan, siswa dibantu dengan panduan LKS, kemudian guru meminta siswa membacakan langkah-langkah kegiatan percobaan yang ada di LKS. Ada beberapa siswa bertanya tentang langkah-langkah kegiatan tersebut, beberapa diantara siswa belum mengerti, kemudian guru menjelaskan lagi satu per satu langkah-langkah pembelajaran tersebut. Setelah siswa mendiskusikan hasil pengamatan berdasarkan percobaan yang dilakukan masing-masing kelompok serta menjawab pertanyaan. Tiap kelompok secara bergantian menyampaikan dan kelompok lain memberikan  tanggapan. Setelah itu guru meminta siswa mengumpulkan LKS nya dan guru memberikan pujian atas hasil diskusi kelompok. Pada akhir pelajaran, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari, kemudian memberikan evaluasi dan penilaian, selanjutnya guru memberikan PR untuk melatih pengetahuan siswa dirumah. Pada saat pembelajaran berlangsung untuk setiap pertemuan pengamat mengisi lembaran observasi guru dan lembaran observasi siswa.
            Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan pengamat pada pertemuan pertama, bahwa diskusi belum berjalan dengan harapan, karena pada saat pembagian kelompok  siswa tidak mendengarkan guru, dan pada saat pelaksanaan diskusi percobaan dengan LKS siswa masih banyak yang belum mengerti.

b.   Pertemuaan kedua ( Kamis, 03 Oktober 2013)
Pertemuan kedua kegiatan proses pembelajaran berlangsung siswa yang datang sebanyak 20 orang. Materi pelajaran yang dibahas adalah Struktur dan fungsi bagian daun tumbuhan. Pada pertemuan kedua siklus 1 ini guru tetap mengacu kepada RPP dan LKS. Pembelajaran dimulai dengan do’a selanjutnya mengabsen siswa. Kemudian guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa mengenai materi pelajaran sebagai apersepsi sebelum pembelajaran dimulai, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa kembali duduk dalam kelompok masing-masing sesuai dengan pembagian kelompok pada pertemuan sebelumnya. Guru memajang alat peraga berupa gambar macam-macam jenis daun, selanjutnya guru menjelaskan materi pembelajaran. Kemudian guru membagikan LKS  dan setiap kelompok melakukan percobaan berdasarkan panduan cara kerja  yang ada di LKS, terlihat siswa setiap kelompok bekerja sama dalam diskusi, tetapi masih ada juga beberapa orang siswa mengganggu temannya yang bekerja. Dalam pengerjaan LKS guru membimbing siswa pada saat siswa menemukan kesulitan.
Guru meminta salah satu kelompok yang ditunjuk, untuk mempersentasikan hasil kerja, kelompok lain mencermati dan menanggapi. Guru memandu jalannya persentasi dengan mengarahkan jawaban yang benar. Setelah itu guru meminta siswa mengumpulkan LKS dan memberikan pujian kepada hasil kerja setiap kelompok. Pada akhir pelajaran siswa bersama guru menyimpulkan pelajaran, kemudian guru memberikan evaluasi dan penilaian, sebelum menutup pelajaran guru memberikan PR untuk pemahaman siswa lebih lanjut.
Berdasarkan diskusi peneliti dengan pengamat pada pertemuan kedua, aktivitas guru dan siswa meningkat. Pada diskusi kelompok sudah ada kerja sama sesama siswa walaupun masih ada beberapaa siswa yang kurang peduli terhadap diskusi kelompoknya, dan hanya melihat kerja temannya. Dan mengganggu kerja temannya.
c.    Pelaksanaan Ulangan Harian I (Sabtu, 05 Oktober 2013)
          Pada pertemuan ketiga ini guru mengadakan ulangan harian I dngan jumlah siswa 20 orang, dengan 2 materi pokok yaitu: struktur dan fungsi bagian batang tumbuhan, dan struktur dan fungsi bagian daun tumbuhan. Tes dilakukan 2 X 35 menit dengan banyak soal 5 buah bentuk esai yang telah disediakan oleh guru dan dibagikan kepada siswa.  Dalam pelaksanaan ulangan harian I masih ada siswa yang berbisik-bisik meminta jawaban dari teman lain. 10 menit terakhir guru mengingatkan siswa agar memeriksa kembali jawaban mereka, 5 menit sebelum pelajaran berakhir guru meminta ketua kelas untuk mengumpulkan kertas ulangan seluruh siswa. Berdasarkan hasil ulangan harian I yang diperoleh siswa dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa siklus I, dan dijadikan skor dasar baru untuk siklus berikutnya yaitu 35,00 % dari skor dasar pada prasiklus menjadi 60,00 % pada siklus I.

Refleksi siklus pertama
          Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh 2 orang pengamat selama proses pembelajaran siklus 1 maka diperoleh kekurangan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti adalah:
1).  Masih ada siswa yang hasilnya dibawah 65 kelemahan siswa terlihat dari hasil   ulangan harian I, ini disebabkan sebagian siswa kurang membaca dan memahami materi dirumah, dan selama ini siswa juga masih terbiasa menerima langsung pelajaran dari guru, sedangkan proses pembelajaran langsung mengharapkan kelas berpusat pada siswa.
2). Guru kurang memonitor dan kurang melakukan pendekatan kepada siswa selama dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga masih ada beberapa siswa yang tidak peduli terhadap kegiatan di dalam kelas,sehingga kegiatan siswa dalam kelompok menjadi pasif, sedikit bertanya dan lebih banyak diam.
         Berdasarkan kelemahan yang ditemui pada pembelajaran siklus pertama maka hal-hal di atas pada pembelajaran siklus ke dua akan dijadikan perhatian untuk diperbaiki. Rencana yang akan dilakukan peneliti untuk memperbaiki tindakan selanjutnya adalah:
1). Mengatur waktu sebaik-baiknya agar sesuai dengan kegiatan belajar mengajar yang diharapkan.
2). Guru mengingatkan kembali dan selalu menggali pengetahuan awal siswa dengan pertanyaan-pertanyaan terhadap materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.
3). Guru melakukan pendekatan dengan siswa salah satu caranya adalah memantau dan membimbing siswa dengan cermat, agar seluruh siswa terlibat dalam mengemukakan pendapat, saling berdiskusi dan bekerjasama yang baik supaya siswa lebih aktif dalam belajar.
2. Siklus II
a. Pertemuan Ketiga ( Rabu, 09 Oktober 2013)
         Pada pertemuan pertama siklus II kegiatan proses pembelajaran berlangsung siswa hadir 20 orang. Materi pelajaran membahas tentang Struktur dan fungsi bagian bunga tumbuhan. Pada pertemuan ini peneliti perpedoman pada RPP dan LKS. Sebelum memulai pembelajaran guru meminta ketua kelas memimpin do’a, selanjutnya mengabsen kehadiran siswa. Sebelum membahas materi pembelajaran guru bersama siwa membahas PR yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, Kemudin guru mejelaskan materi, kemudian guru meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing seperti pada pertemuan sebelumnya. Guru membagikan LKS dan meminta siswa melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja yang ada di LKS serta mendiskusikannya bersama kelompoknya dan menjawab pertanyaan yang ada di LKS. Setiap kelompok mulai mengerjakan LKS, terlihat siswa setiap kelompok bekerja bekerja sama. Kemudian mendiskusikan hasil pekerjaan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Tiap kelompok secara bergantian menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menanggapi. Setelah itu guru meminta siswa mengumpulkan LKS. Pada akhir pelajaran, guru membimbing siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari serta melaksanakan evaluasi dan penilaian

b. Pertemuan keempat (Kamis, 10 Oktober 2013)
         Pertemuan Keempat ini kegiatan proses pembelajaran berlangsung siswa yang hadir 20 orang. Materi yang dibahas tentang struktur dan fungsi bagian buah dan biji tumbuhan. Pada pertemuan ini berpedoman pada RPP dan LKS. Sebelum memulai guru meminta ketua kelas memimpin do’a, mengabsen kehadiran siswa , kemudian guru bersama siswa membahas PR yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, Kemudian guru mengajukan pertanyaan mengenai kelengkapan bahan percobaan yang akan dilakukan. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan materi pelajaran secara garis besar. Selanjutnya guru meminta sisswa duduk di dalan kelompoknya masing-masing seperti pada pertemuan sebelumnya. Setelah LKS dibagikan dan siswa mengumpulkan alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan yang dibawa sesuai perintah guru pada pertemuan sebelumnya yang digunakan untuk melakukan pengamatan dan percobaan dengan bimbingan guru tetapi masih ada juga beberapa siswa yang mengganggu temannya yang lain bekerja. Guru menegur siswa yang main-main dalam belajar. Kemudian mendiskusikan hasil pengamatan yang berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Guru meminta perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing dengan kelompok lain menanggapi. Setelah itu guru meminta ketua kelas mengumpulkan LKS teman-temannya. Pada akhir pelajaran, guru membimbing siswa membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari serta melaksanakan evaluasi dan penilaian.
c.    Pelaksanaan Ulangan Harian II (Sabtu, 12 Oktober 2013)
         Pada pertemuan ini guru mengadakan Ulangan harian kedua dengan jumlah siswa 20 orang, yang dilaksanakan dalam 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Soal yang disajikan 5 buah berbentuk esai dan dibagikan kepada siswa. Hasil ulangan harian I ini dijadikan refleksi siklus ke II. Suasana ulangan harian ke II ini berjalan tenang, tidak ada siswa yang meminta jawaban dari teman lain. 10 menit sebelum ulangan berakhir guru mengingatkan siswa untuk memeriksa jawaban mereka kembali, dan 5 menit pertemuan akan berakhir guru meminta siswa mengumpulkan lembar jawaban mereka masing-masing dengan tertib dan teratur.
Refleksi siklus kedua
      Selama penelitiaan berlangsung, untuk siklus II ini sudah berjalan dengan baik dari pada siklus I. Siswa telah aktif dalam berbagai hal seperti menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas tanggung jawab dalam mempresentasikan hasil diskusi merekapun meningkat. Karena ketuntasan belajar siswa telah mengalami peningkatan, maka peneliti tidak melanjutkan ke siklus berikutnya
B.     Pembahasan setiap siklus
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data tentang hasil belajar siswa, serta aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran, ketercapaian KKM hasil belajar siswa perindikator setelah proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran langsung dengan metode diskusi dan penggunaan alat peraga terhadap materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan.



1.    Pengamatan aktivitas guru dan siswa
Aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I sudah berlangsung cukup baik walaupun masih ada kelemahan atau masih ada beberapa aspek yang kemunculannya belum terlihat seperti, kurangnya tehnik pengelolaan kelas sehingga kelas menjadi ribut persentase kemunculan aktivitas guru sebesar 66% pada pertemuan 1 dan pertemuan ke 2 naik menjadi 80%. Pada siklus ke II aktivitas guru sudah sesuai rencana perbaikan, terlihat pada lembar observasi guru kemunculan terlihat disemua aspek pengamatan dengan persentase ketuntasan 93% pada pertemuan 1 dan 100% pada pertemuan ke 2.
Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan walaupun pada siklus I masih kurang aktif disebabkan siswa belum memahami langkah-langkah pembelajaran dan masih ada beberapa siswa yang hanya melihat temannya bekerja, persntase ketuntasan pada pertemuan 1 adalah 44.49% dan pada pertemuan ke 2 naik menjadi 57,22%. Pada siklus II peningkatan persentase aktivitas siswa terlihat melalui lembar pengamatan  dengan persentase 70% dan pada pertemuan ke 2 naik menjadi 82,77%.

2.      Ketercapaian KKM Indikator
Berdasarkan skor yang diperoleh siswa untuk semua indikator pada ulangan siklus I dan siklus II yang diperoleh siswa setelah dilaksanakan pembelajaran langsung. Pada skor dasar dari 20 siswa yang tidak mencapai indikator adalah 13 orang dengan persentase ketuntasan 35%, rendahnya pencapaian indikator disebabkan karena siswa masih mengikuti pembelajaran dengan metode yang monoton saja, namun pada ulangan harian I yang  terdiri dari 2 indikator. Pada indikator 1 terdapat 8 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 40%, hal ini disebabkan Karena siswa kesulitan melakukan percobaan untuk menentukan bagian-bagian dan struktur batang tumbuhan . untuk indikator 2 siswa  sudah ada 11 siswa yang mencapai KKM dari 20 orang siswa dengan persentase 55% dengan kategori belim tuntas, ini disebabkan siswa kesulitan menggambar jenis-jenis daun untuk menentukan jenis daun tumbuhan sesuai percobaan pada LKS.
Pada ulangan harian II soal juga terdiri dari 2 indikator. Pada indikator 1 walaupun tidak semua siswa mencapai KKM namu sudah ada peningkatan terbukti dengan jumlah siswa yang mencapai KKM berjumlah 12 orang dengan persentase 60% hal ini disebabkan karena siswa mengalami kesulitan menggambar bagian-bagian bnga, bahkan masih ada siswa yang meminta bantuan kepada temannya, sehingga siswa kesulitan menentukan bagian-bagian dan fungsi bunga bagi tumbuhan.  Pada indikator 2 sudah ada 16 siswa yang mencapai KKM dengan persentae 80% kategori tuntas. Hal ini disebabkan siswa telah banyak memperhatikan guru menjelaskan materi pada saat pembelajarn menggunakan model pembelajaran langsung berlangsung.

3.    Peningkatan hasil belajar
Frekuensi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan dimulai pada skor dasar ketuntasan klasikal hasil belajar IPA 35% ini brarti hanya 7 orang dari jumlah siswa yang mencapai KKM pembelajaran dengan kategori tidak tuntas.
Pada siklus I ketuntasan klasikal naik menjadi 60% kategori tidak tuntas dengan jumlah siswa yang mencapai KKM 12 orang.
Pada siklus ke II terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar IPA menjadi 90% dengan jumlah siswa 18 orang kategori tuntas.meskipun tidak semua mencapai ketuntasan belajar namun jika ketuntasan klasikal telah mencapai lebih dari 75% dari jumlah keseluruhan siswa yang mencapai KKM 65 dengan nilai minimal 65 maka tindakan dikatakan berhasil.

C.  Pembahasan hasil belajar
       Berdasarkan hasil analisis data yang didiskripsikan di atas telah terjadi peningkatan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa, dari siklus I dan siklus II. Terjadinya peningkatan nilai yang diperoleh siswa didukung oleh aktivitas guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik, metode yang tepat dengan tujuan pembelajaran.
Pemilihan metode diskusi pada penelitian ini memberikan hasil yang baik dalam peningkatan hasil belajar siswa. Dengan metode diskusi siswa dapat saling bekejasama dan mengeluarkan pendapat mereka, dan saling bertukar informasi, seperti yang diungkapkan Bridges (Adun Rusyana & iwan setiawan,2009 : 22) diskusi merupakan interaksi antar kelompok atau tatap muka dalam rangka tukar menukar gagasan atau ide atau isu-isu yang bertujuan untuk memecahkan suatu persoalan, menjawab suatu pertanyaan, meningkatkan atau memahami suatu keilmuan, dan membuat suatu keputusan.
Pada aktivitas siswa masih terdapat beberapa kekurangan. Seperti pada pertemuan pertama, masih ada siswa yang tidak bisa mengerjakan LKS karena tidak memahami langkah-langkah percobaan,sehingga guru banyak membiming siswa yang kesulitan hal ini disebabkan siswa belum terbiasa melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung dengan metode diskusi. Namun setelah beberapa kali pertemuan siswa sudah bisa menerima pembelajaran dengan model pembelajaran langsung.
Kelemahan selanjutnya pada saat proses diskusi berlangsung tidak semua siswa melakukan pengerjaan LKS, dan pada saat menjawab soal  ulangan harian masih banyak siswa yang tidak mengalami ketuntasan pada pertemuan awal. Dan aktivitas siswa juga lebih aktif setelah pembelajaran siklus ke 2.
Keberhasilan tindakan tidak terlepas keaktifan guru menciptakan pembelajaran yang menarik, dengan memberikan motivasi dan bimbingan kepada siswa, maka ketuntasan klasikal hasil belajar siswa meningkat dari  60,00 %  pada siklus 1 menjadi 90,00 % pada siklus II sehingga terjadi peningkatan  persentase hasil belajar siswa sebesar 30,00%
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan  yang diajukan peneliti dapat diterima kebenarannya, sehingga penerapan model pembelajaran langsung dengan melalui metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV SD Negeri 016 Kuala Enok khususnya pada konsep struktur dan fungsi bagian tumbuhan.
Simpulan dan Saran Tindak Lanjut

A.      Simpulan
          Berdasarkan dari hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPA pada kelass IV SD Negeri 016 Kuala Enok ada beberapa temuan yang diperoleh selama perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada siklus I dan siklus II maka penulis menarik simpulan yaitu :
1.        Aktivitas guru meningkat setiap pertemuan pada setiap siklusnya. Pada siklus I pertemuan I dengan persentase 66%, pertemuaan II dengan persentase 80%, mengalami peningkatan sebanyak 20%. Sedangkan siklus ke II pada pertemuan I dengan persentase 93% dan pada pertemuan II dengan persentase 100%. mengalami peningkatan sebanyak 0,7%.

2.        Aktiviitas siswa meningkat setiap pertemuan pada setiap siklusnya. Pada siklus I  pertemuan I dengan persentase 49,44%, pertemuaan II dengan persentase 57,22%, mengalami peningkatan sebanyak 7,78%, sedangkan siklus ke II pada pertemuan I dengan persentase 70%  dan pada pertemuan II dengan persentase 82,77%. mengalami peningkatan sebanyak 12,77%.

3.        Penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil  belajar siswa  pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV SD Negeri 016 Kuala Enok T.P 2013-2014 dengan ketuntasan  hasil belajar pada skor dasar secara klasikal  35 % tidak tuntas, siklus I  ketuntasan hasil belajar 60% secara klasikal tidak tuntas, sedangkan ketuntasan hasil belajar pada siklus II memperoleh persentase 90% secara klasikal sudah tuntas.

B.       Saran Tindak Lanjut
           Berdasarkan kesimpulan, yang menjadi saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Model pembelajaran langsung dapat dijadikan salah satu model alternatif yang dapat diterapkan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
2.      Sebelum tindakan pembelajaran dilakukan sebaiknya guru menginformasikan kepada siswa tentang langkah-langkah dan tujuan pembelajaran serta peran siswa terhadap model pembelajaran itu.
3.      Setiap guru hendaknya mempunyai ide-ide baru yang bertujuan memotivasi siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas.
4.      Setiap guru dapat menggunakan model pembelajaran langsung sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pembelajaran.

























DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2006). Penelitian Tidakan Kelas. Bandung : Bumi aksara.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Hermawan, A.H. (2011). Pengembangan Kurikulum dan   Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
Kemendiknas. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.
Rusyana, Adun dan Iwan Setiawan. (2009). Prinsip-Prinsip Pembelajaran  Efektif. Jakarta : Trans Mandiri Abadi.
Saprianti, Amalia. (2011). Pembelajaran IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sujana. (2004). Dasar Dasar proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Taufik, Agus. (2010).  Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardhani, IGAK. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardhani, IGAK dan Koswaya Kohardit. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kencana, Nur wayan. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

 
Themes by karil