PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan sesuatu yang selalu menarik untuk dibahas sebab melalui pendidikan
manusia dapat dibentuk kepribadiannya, sehingga pendidikan sangat penting dalam
kehidipan seseorang maupun bangsa danNegara. Untuk menjalankan pendidikan,
secara nyata, maka guru merupakan penentu
dalam keberhasilan pengajaran. Betapapun banyaknya sistem yang telah dirancang,
jika dalam penyampaian materi tidak menarik minat dan perhatian siswa, maka
tujuan yang diharapkan tidak akan dapat tercapai secara optimal.
Oleh
sebab itu hasil akhir dari pendidikan tersebut sangat ditentukan oleh
kompetensi atau kemampuan guru itu
sendiri, baik dalam menggunakan metode, media maupun dalam penyampaian
materi. Seorang guru yang berhadapan langsung dengan benda hidup yaitu peserta
didik, maka dia dihadapkan pada berbagai macam tantangan secara aktif dan
kreatif yang menuntut bagaimana seharusnya mengaktualisasikan bahan pengajaran
dalam pendidikan. Guru harus dapat memilih metode dan media yang tepat dalam
pembelajaran agar peroses belajar dan mengajar dapat berlangsung dengan baik
dan berhasil dengan efektif dan efisien.
Salah
satu masalah dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) ini adalah
masih rendahnya daya serap peserta didik.Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memperihatinkan.Prestasi
ini tantunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat
konvensional dan tidak ranah dimensi peserta didik itu sendiri yakni bagaimana
sebenarnya belajar itu.Biasa dilihat bahwa peroses pembelajaran hingga dewasa
ini masih didominasi oleh guru dan tidak diberi kesempatan peserta didik untuk
berkembang secara mandiri melalui penemuan dan perose berfikirnya.Selain itu
guru juga menempati kedudukan utama dan diharapkan dapat mengfungsikan
komponen-komponen pengajaran lainnya sehingga tercapai tujuan pengajaran yang
optimal.komponen-komponen yang penting dalam pengajaran tersebut diantaranya
adalah kurukulum, materi, metode, media, evaluasi dan lokasi waktu yang cukup.
Salah satu komponen terpenting dalm pengajaran adalah penggunaan media gambar
secara baik dan benar sehingga dapat menarik minat dan perhatian siswa terhadap
bahan pelajaran yang akan disampaikan.
Eksakta
adalah merupakan mata pelajaran yang mampu membuat pola piker sisiwa menjadi
sistematis terarah dan tersusun.IPA adalah Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
pengtahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui
metode ilmiah, dengan ciri-ciri objektif, metodik, sistimatis, universal, dan
tentative.IlmuPengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam
dan segala isinya, Carin dan Sund ( 1993:10 ) dalam Depdiknas mendenifisikan
IPA sebagai “Pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku
umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksprimen”.IPA
menurut arti yaitu ilmu, pengetahuan dan alam.Ilmu adalah pengetahuan ynag
ilmiah.Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia.Dari dua
pengertian tersebut dapat digabungkan yaitu IPA sebagai ilmu yang mempelajari
tentang sebab dan akibat kejadian yang alami ini. Suekarno(1973:1).
Ada
beberapa faktor yang mempegaruhi hasil belajar.Slamento(1991:16)yaitu intern
dan faktor ekstern. Faktor intern adalah yang ada pada diri individu yang
sedang belajar (anak didik), yang terdiri dari faktor jasmani, psikologi, dan
kelelahan jasmani. Faktor ekstern faktor yang ada di luar tubuh individu yang
sedang belajar (anak didik) yang terdiri dari faktor keluarga,sekolah, dan
masyarakat. Dalam upaya peningkatan pemahaman dan motivasi balajar siswa
terhadap paeljaran IPA, maka penggunaan media gambar amat efektif.Peroses
belajar mengajar perlu dikembangkan dengan pola yang dapat mengacu minat
belajar siswa.
Selain
itu guru juga menempati kedudukan utama dan diharapkan dapat mengfungsikan
komponen-komponen pengajaran lainnya sehingga tercapai tujuan pengajaran yang
optimal.komponen-komponen yang penting dalam pengajaran tersebut diantaranya
adalah kurikulum, materi, metode, media, evaluasi dan alokasi waktu yang cukup.
Salah satu komponen terpenting dalam pengajaran adalah pennggunaan media gambar
secara baik dan benar sehingga dapat menarik minat dan perhatian siswa terhadap
bahan pelajaran yang akan disampaikan.Media adalah segalah sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima sehingga dapat merangsang
pikiran,perasaan, perhatian, minat siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi Sadiman (2002:6).
Gambar adalah
media yang paling umum dipakai.Dia merupakan bahasa yang umum yang dapat
dimengerti dan dinikmati dimana-mana.Oleh karena itu pepatah Cina yang
mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.Media
pengajaran merupakan sarana yang membantu dalam peroses balajar terhadap indra
pendengar dan penglihatan. Media ini dapat mempercepat peroses pembelajaran
siswa serta menciptakan suasana belajar yang menantang, menarik, relative dan memudahkan
belajar.Media pembelajaran menurut pendapat Muhammad Ali (1987:89).
“Segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong siswa dalam
proses belajar mengajar”.
Dari beberapa
pendapat diatas dikatakan bahwa media merupakan suatu alat bantu ataupun benda
yang dimamfaatkan untuk memudahkan pemahaman arti informasi yang disampaikan
oleh pemberi kepada penerima informasi atau pesan.pemilihan media yang tepat
sehingga dapat memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang aktivitas dan
efesinsi peningkatan hasil belajar yang diharapkan.
1.
Identifikasi
Masalah
Dalam
peroses pembelajaran ini yang menjadi persoalan utama adalah adanya proses
belajar pada siswa, guru sebagai pengajar perlu merencanakan suatu usaha untuk
mengatur dan menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar seoptimal
mungkin, guna mendapat hasil yang lebih baik. Salah satu pendekatan efektif
yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa adalah pembelajaran
dengan menggunakan media.Dalam hal ini media harus sesuai agar pembelajaran
yang diinginkan dapat tercapai.
Pengajaran
IPA yang diberikan di sekolah dasar khususnya pada materi “Alat Panca Indra”,
siswa diharuskan dapat mengetahui dan memahami alat panca indra tersebut.
Kenyataannya penulis dapati pada Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) masih sangat
rendah.Dengan keseluruhan 10 orang memperoleh nilai rata-rata 54 dengan
persentase 20% pada Prasiklus.Hal ini belum mencapai dari setandar kriteria
ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 70 dari hasil data yang awal diperoleh
siswa maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media
pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2. Analisis
Masalah
Berdasarkan
gejala-gejala yang penulis temukan dikelas akhirnya penulis merefleksi diri dan
memikirkan apa sebenarnya yang salah dalam pembelajaran dikelas. Berhubungan
erat dengan hasil belajar yang rendah. Berdasarkan permasalahan dan
gejala-gejala yang timbul akibat pembelajaran tersebut maka dapat kita asalisis
masalah tersebut antara lain:
a. Dalam
proses belajar dan mengajar guru selalu menggunakan metode ceramah dan siswa
tidak dilibatkan dalam peroses pembelajaran.
b. Dalam
menjelaskan materi pelajaran guru tidak menggunakan alat peraga
c. Kurangnya
fasilitas yang memadai sehingga membuat siswa kurang termotivasi dalam belajar
khususnya di pelajaran IPA.
3.
Alternatif dan
Prioritas Pemecahan Masalah
Sarana
dan prasarana yang dapat menujang terjadinya aktifitas pembelajaran, sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki oleh anak didik maupun guru.Salah satu komponen
yang memungkinkan pembelajaran tersebut dapat terlaksana adalah bagaimana
menggunakan media gambar seefektif mungkin sehingga murid-murid yang belajar
merasa senang dan mudah menerima pelajaran.
Dan
dalam penelitian ini peneliti menggunakan media gambar khususnya alat indra
manusia yaitu telinga, hidung,lidah dan mata untuk menciptakan suasana yang
menyenangkan dan efektif guru disini bertindak sebagai perantara antara murid
dan media gambar yang diperlihatkan atau dipelajari sehingga para murid dapat
lebih kreatif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Oleh sebab itu
penulis menulis PTK ini dengan judul :
“Melalui
Media Gambar dapat Meninggkatkan Hasil Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 012 Selat
Nama”.
B. Rumusan Masalah
Segala
permasalahan yang muncul akan mempersulit peneliti jika masalah tersebut
terlalu umunm maka penulis mengarahkan masalah tersebut agar tidak keluar dari batasan
masalah dengan merumuskan masalah tersebut sebagai berikut: Apakah melalui media gambar dapat
meningkatkan hasil pembelajaran IPA kelas IVSD Negeri 012 Selat Nama ?
C. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Disamping
menperbaiki kualitas pembelajaran, juga bertujuan : Untuk mengetahui sejauh
mana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media gambar dalam
pembelajaran IPA di SD Negeri 012 Selat
Nama.
D. Mamfaat Perbaikan Pembelajaran
Pembelajaran
ini diharapkan akan bermamfaat bagi guru, sekolah dan seluruh lembaga yang
bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun mamfaat
pembelajaran ini adalah :
1. Bagi
Siswa :
a. Dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
b. Dapat
membantu kemudahan siswa dalam pemahaman belajar siswa
c.
Dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
2.
Bagi Guru
a. Dapat
membantu kemudahan mengajar bagi guru
b. Dapat
meningkatkan kemampuan perofesionalnya sebagai pengajar
c. Proses
pembelajaran secara efektif dan efisien
3. Bagi
Sekolah
a. Sebagai
upaya meningkatkan mutu sekolah
b. Menumbuhkan
iklim kerjasama untuk memajukan sekolah.
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
PKP
PKM
merupakan pemantapan kemampuan mengajar, maksudnya disini guru tidak hanya
melakukuan pengajaran terhadap siswa tapi juga ikut serta dalam perbaikan
pengajaran yang dilakukan dalam kelas khususnya mata pelajaran IPA agar lebih
menarik dan diminati siswa kemudian dilakukan secara sistimatis agar lebih
mudah dimengerti dan dilaksanakan hal ini diperkuat dengan pendapat Mills
(2000:8) PTK adalah proses penelitian sistimatis yang dilakukan guru (atau
orang lain dalam lingkungan pembelajaran) untuk memperoleh imformasi tentang
bagaimana guru mengajar dan siswa belajar serta melakukan tindakan untuk
memperbaikinya.
Adapun
alasan dan manfaat yang diperoleh guru dalam melakukan tindakan kelas merurut Wardani,
dkk (2005: 8) adalah sebagai berikut:
1. Guru
mempunyai otonomi untuk menilai sendiri kinerjanya
2. Temuan
berbagai penelitian pembelajaran yang dilakukan oleh para peneliti sering sukar
diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran
3. Guru
adalah orang yang paling akrab dan paling mengetahui kelasnya
4. Interaksi
guru-siswa berlangsung secara unik
5. Keterlibatan
guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan
mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan penelitian tindakan kelas
dikelasnya.
Selanjutnya mamfaat yang akan diperoleh guru ialah:
1. Membantu
guru memperbaiki pembelajaran,
2. Membantu
guru berkembang secara professional
3. Meningkatkan
rasa percaya diri guru, serta
4. Memungkin
guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
B.
Pengertian
IPA
IPA
adalah ilmu pengetahuan alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan
yang telah mengalami uji keberanian melalui metode ilmiah, dengan ciri-ciri
objektif, metodik, sistimatis, universal dan tentative.Ilmu pengetahuan alam
adalah ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dam segala isinya, Carin Dan Sund
(1993) dalam Depdiknas mendefinisikan IPA
sebagai“pengetahuan
yang sistimatis dan tersusun secara teratur, berlaku umun (universal), dan
berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.
Adapun
IPA menurut Suekarno (1973: 1) IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh
dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan
selanjutnya IPA juga diperoleh dari perkembangan berdasarkan teori
deduktif.Sedangkan IPA menurut arti yaitu ilmu, pengetahuan dan alam.
C.
Pengertian
Media Pembelajaran
Media adalah
suatu alat yang digunakan untuk mempermudah seorang guru dalam melakukan
pengajaran selain itu media juga dapat digunakan untuk menghantar informasi
dari satu ke yang lainya sehingga mereka tetap terhubung. Hal ini diperkuat
dengan AECT Task Force, ( 1977: 162) yang mengatakan media adalah sesuatu yang
mengaraha dan menghantar serta meneruskan imformasi (pesan) antara sumber
(pemberi pesan) dan penerima pesan, media adalah segala bentuk dan saluran yang
dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi.
D.
Pengertian
belajar
Belajar
merupakan perubahan tingkah laku yang dapat dilihat dari pengetaahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kemampuan serta
perubahan aspek belajar itu sendiri.Belajar merupakan peroses perubahan tingkah
laku terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak dapat dikatakan belajar
apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara sesorang seperti
disebabkan oleh obat-obatan dan sebagainya.I. L. Pasaribu, 1983 dalam Amatul
Goyyum (2002:11)
Dari
pengertian-pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah
suatu peroses perubahan tingkah laku atau perilaku akibat reaksi terhadap
lingkungan, bakat, pengalaman dan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari proses
belajar mengajar.
E. Pengertian Hasil
Belajar
Menurut
Hilgard dan Bower, dalam buku theories of learning (1975:81) mengemukakan
“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam
situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau
dasar kecendrungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat
seseorang (misalnya kelelahan pengaruh obat, dan sebagainya)”.
Sebuah
peroses pembelajaran yang berhasil ditunjukkan oleh tingginya angka perolehan
hasil belajar.Oleh karena itu Sunarya, (1953:21) menyatakan bahwa hasil belajar
adalah terjadinya perubahan kemampun kognitif, afektif, dan psikomotorik.
F. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Proses Hasil Belajar dan Hasil Belajar.
Factor-faktor
tesebut dapat dikelompokkan atas dua bagian yaitu:
1. Factor
intern yaitu factor yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri:
a.
Minat c. Kesehatan
b.
Intelejensi d. Kondisi fisik
2. Factor
eksternal yaitu factor yang bersumber dari luar diri siswa itu sendiri:
a.
Lingkungan
sekolah
b.
Lingkungan
keluarga
c.
Lingkungan masyarakat
oemar Hamalik(1983 : 112)
Salah
satu factor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah kemampuan seorang guru
dalam kegiatan belajar mengajar.
.
Penggunaan metode mengajar dalam proses belajar mengajar berkaitan erat dengan
prasarana dan perlengkapan belajar. Tidak tersedianya perlengkapan belajar juga
merupakan sebagai factor penghambat dalam pemakaian metode mengajar pada proses
belajar mengajar dan akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
G. Model
pembelajaran
Dapat diartikan
sebagai cara, contoh maupun pola, yang mempunyai tujuan menyajikan pesan kepada
siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan dipahami.
Model
pembelajaran yang diperkenalkan oleh joyce et al (1992:9) model prolehan konsep
tampaknya cocok dengan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk memperoleh
konsep dan menganalisis strategi berfikir.
Menurut Samana (1992:123) “metode
pembelajaran adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan berdasarkan
pertimbangan rasional tertentu, masing-masing bercorak khas dan semuanya
berguna untuk mencapai tujuan”. Secara umum Depdikbud (1986:7) membagi
jenis-jenis metode mengajar atas beberapa jenis yaitu:
1. Model
pembelajaran interaktif
Adalah
model pembelajaran yang sering dikenal dengan nama pendekatan Tanya jawab dan
pertanyaan siswa. Model ini dirancang agar siswa bertanya kemudian menemukan
jawaban dari pertanyaan mereka sendiri, pembelajaran interaktif ini merincikan
langkah-langkah ini dan menampilkan suatu pelajaran IPA yang melibatkan sebagai
pusatnya Harlen (1992:48-50).
2. Tujuan
model pembelajaran interaktif
Ialah
bahwa setiap siswa belajar mengajukan pertanyaan dan menjawab, mencoba
merumuskan pertanyaan, dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaan sendiri
dengan melakukan kegiantan.
Ismail
(2003) menyatakan istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang
tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu:
1. Rasional
teoritik yang logis disusun oleh perencanannya.
2. Tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
3. Tingkah
laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara
berhasil, dan.
4. Lingkungan
belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
H. Hubungan alat
peraga dan hasil belajar
Hubungan
alat peraga dengan hasil belajar adalah dengan menggunakan alat peraga dapat
memberikan suatu tanggapan yang tepat mengenai hal-hal yang didengar, Cara ini
memungkinkan terhindarnya tanggapan fantasi terlalu jauh dari apa yang
sebenarnya disampaikan guru sehingga pemahaman siswa meningkat yang kemudian
akan berpengaruh terhadap hasil belajarsiswa. Winarta (1997:9).
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
A.
Subjek,
Tempat, dan Waktu serta Pihak yang Membantu Penelitian.
1. Mencantumkan
lokasi, nama sekolah, kelas, mata pelajaran, waktu, dan pihak yang membantu.
a. Subjek
penelitian.
siswa
kelas IV sekolah SDN 012 Selat Nama, Kabupaten Indragiri Hilir dengan jumlah
siswa keseluruhan ada 10 orang yang terdiri dari atas 5 orang laki-laki dan 5
perempuan.
b. Tempat
pelaksanaa penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di SDN O12 Selat Nama, Kabupaten Indragiri Hilir.
c. Mata
Pelajaran
Objek
penelitian adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).Peneliti memilih
IPA sebagai objek karena banyak dari siswa kelas IV di Sekolah SDN 012 Selat
Nama mengalami kesulitan untuk memahami pelajaran tersebut.
d. Waktu
Penelitian
Waktu
pelaksanaan penelitian perbaikan ini dilaksanakan selama setengah bulan yang
dimulai dari tanggal 28 September- 17 Oktober 2013.
e. Pihak
yang Membantu Penelitian
Pihak
yang membantu dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah Pak Amri M.Pd yang
bertindak sebagai Supervisor 1 dan juga sebagai Dosen PKP dikampus peneliti,
sedangkan dalam melakukan penelitian peneliti dibantu oleh dua supervisor yaitu
Siti Rohani, S.Pd. SD sebagai Supervisor I dan Supervisor II yaitu ibu
Lindawati, S.Pd. SD yang juga menjabat sebagai kepala sekolah di SDN 012 Selat
Nama.
2. Waktu
Pelaksanaan Logis
No
|
Kegiatan
|
Hari/Tanggal
|
1.
|
Siklus I
|
Kamis, 03 oktober
2013
|
2.
|
Siklus II
|
Kamis, 10 oktober
2013
|
B.
Desain
prosedur perbaikan pembelajaran
Penelitian
ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang harus
dilakukan sebagai syarat untuk mendapatkan level pendidikan yang lebih tinggi
(S1) dengan melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan penilaian, hal
ini juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru dalam melakukan pengajaran,
hal ini juga dikatakan oleh Ebbud dalam Wiriatmadja (2008:12) Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ialah kajian sistimatik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek
pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam
pembelajaran, berdasarkan hasil refleksi mereka mengenai hasil dari
tindakan-tindakan tersebut.Adapun langkah langkah yang akan dilakukan dalam
penelitian PTK adalah sebagai berikut:
1.
Siklus
I
a. Perencanaan
Dalam proses
perencanaan, penulis menyiapkan:
1. Membuat
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan dengan materi yang
akan disampaikan.
2. Mempersiapakan
dan menyusun langkah-langkah pembelajaran dan media yang akan digunakan.
3. Mempersiapkan
lembar pengamatan siswa dan guru.
4. Mempersiapkan
perangkat pembelajaran seperti media, alat-alat dan buku pedoman yang relevan.
b. Pelaksanaan
Perbaikan
Pelaksanaan
perbaikan dilakukan pada hari selasa 01 Oktober 2013, penulis melakukan proses
mengajar dengan mengacu pada rencana perbaikan yang telah disusun pada
perencanaan pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan
awal (15 Menit)
a.
Berdo’a c. Mengondisikan Kelas
b.
Mengabsen Siswa d. Mengadakan Appresepsi
2.
Kegiatan
Inti (45 Menit)
a.
Menuliskan
materi yang akan disampaikan
b.
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
c.
Menampilkan
media gambar mata
d.
Siswa mengamati
gambar alat indra mata
e.
Siswa
memperhatikan penjelasan guru tentang
materi yang akan dipelajari
f.
Siswa dan guru
melakukan Tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari
g.
Guru membagikan Lembar
Kerja Siswa ( LKS )
h.
Siswa
mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS )
3.
Kegiatan Akhir (
10 Menit )
a.
Siswa dan guru
membahas Lembar Kerja Siswa ( LKS )
b.
Siswa dan guru
menyimpulkan pelajaran
c. Pengamatan
atau tehnik pengumpulan data atau instruments
1. Observasi
atau pengamatan dan tehnik pengumpulan data
Dari
hasil observasi yang dilakukan oleh supervisor II selama proses pembelajaran
berlangsung belum nampak peningkatan aktivitas belajar siswa. Beberapa siswa
masih terlihat pasif dan bingung dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru,
mereka tidak berani mengemukakan opininya terhadap penjelasan guru sebelum guru
bertanya dan hanya sedikit dari mereka yang terlihat mengerti dan bisa menjawab
pertanyaan guru dengan benar sementara yang lainnya lagi masih sibuk dengan
teman-temannya yang duduk dibelakang dengan permainannya, hal ini mengakibatkan
suasana kelas yang kurang fokus karna tidak semua siswa memperhatikan guru saat
pelajaran berlangsung. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini ialah:
a. Rencana
perbaikan pembelajaran (RPP)
Rencana
perbaikan pembelajaran sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk
setiap pertemuan dalam setiap siklus, masing-masing RPP berisi tentang
identitas mata pelajaran, standar kompetisi, kompetensi dasar, indicator,
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian.
b. Lembaran
pengamatan
Lembar
pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan untuk
kegiatan siswa dan guru untuk mengetahui perkembangan disetiap pertemuan dan
mempermuda peneliti melakukan perbaikan dibertemuan selanjutnya.
c. Tes
Subyektif
Tes
subyektif disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes ini
digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah
disamapaikan oleh guru. Tes subyektif ini diberikan disetiap akhir pembelajaran
pada setiap siklus
d. Refleksi
Berdasarkan
hasil observasitersebut maka peneliti bersama supervisor II melakukan diskusi
dan analisis ternyata pada siklus I masih terdapat banyak kekurangan selama
proses belajar mengajar berjalan dan untuk itu peneliti harus melakukan
perbaikan yang lebih baik lagi disiklus I ini kemudian lanjut ke siklus II
untuk membuat perbaikan pembelajaran menjadi lebih baik lagi.
2.
Siklus
II
a. Perencanaan
Dalam proses
perencanaan disiklus II ini sama dengan siklus I hanya cara penyampaian materi
berbeda agar siswa dapat mendapat nilai yang optimal.
b. Pelaksanaan
Perbaikan
Pelaksanaan
perbaikan dilakukan pada hari selasa, 08 Oktober 2013, penulis melakukan proses
mengajar dengan mengacu pada rencana perbaikan yang telah disusun pada
perencanaan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang sama pada siklua I hanya
saja akan dilakukan perubahan pada penyampaiannya agar siswa lebih tertarik dan
meminatinya.
e. Pengamatan
atau tehnik pengumpulan data atau instrument
1. Observasi
atau pengamatan dan tehnik pengumpulan data
Dari
hasil observasi yang dilakukan oleh supervisor II selama proses pembelajaran
berlangsung telah terdapat perubahan yang cukup pesat hal ini terlihat pada
peningkatan aktivitas belajar siswa dan semangat yang mereka miliki selama
pelajaran berlangsung. Jika pada siklus I banyak dari mereka yang kurang
memperhatiakn disiklius ke II guru berhasil membuat suasana kelas yang jauh
lebih fokus dan santai karna mungkin pada siklus I peneliti terlalu serius
dalam penyampaian materi.
2. Instrument
yang digunakan
Instrument
yang digunakan dalam penelitian ini ialah:
a. Rencana
Perbaikan Pembelajaran (RPP)
Rencana
Perbaikan Pembelajaran sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk
setiap pertemuan dalam setiap siklus, masing-masing RPP berisi tentang
identitas mata pelajaran, standar kompetisi, kompetensi dasar, indikator,
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian.
b. Lembaran
Pengamatan
Lembar
pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan untuk
kegiatan siswa dan guru untuk mengetahui perkembangan disetiap pertemuan dan
mempermuda peneliti melakukan perbaikan dibertemuan selanjutnya.
c. Tes
Subyektifs
Tes
subyektif disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes ini
digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah
disamapaikan oleh guru.Tes subyektif ini diberikan disetiap akhir pembelajaran
pada setiap siklus.
d. Refleksi
Berdasarkan
hasil observasi supervisor II pada siklus II dan pengamatan peneliti, akhirnya
peneliti dan supervisor kembali melakukan analisis dan diskusi.Setelah
pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media gambar untuk
membuat siswa lebih termotivasi dan tertarik banyak terjadi perubahan dan
peningkatan aktifitas belajar siswa dan hasil belajar siswa.
C.
Tehnik
Analisis Data
Penelitian
ini menggunakan tehnik analisis kualitative dan kuantitative data yaitu suatu
metode penelitian yang bersifat fakta sesuati dengan data yang didapatkan dari
lapangan. Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentasekeberhasilan siswa
dalam proses pembelajaran setiap siklus dengan cara menilai aktifitas guru
serta tes subyektif.
1. Menilai
tes subyektif
Untuk melakukan penilaian tes
subyektif ini dilakukan dengan cara perskoran untuk masing-masing butir soal,
dan selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai rata-rata tes
subyektif yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2. Ketuntasan
belajar
Berdasarkan pedoman penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan sekolah dasar (2008: 7) bahwa satuan pendidikan harus
menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan mempertimbangkan tingkat
kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas, serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan.SDN 012 Selat Nama menetapkan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA adalah.Setiap siswa dapat
dikatakan tuntas dalam pelajaran apabila siswa memperoleh nilai minimal dalam
penelitian ini diharapkan siswa kela IV SDN 012 Selat Nama meningkat.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari
hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan baik dari prasiklus, siklus I,
dan Siklus II, maka penulis mendeskripsikan hasil perbaikan pembelajaran
prasiklus sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan
data hasil penelitian yang diolah persiklus sesuai dengan rumusan masalah dan
tujuan penelitian.
a. Prasiklus
Dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa SDN 012
Selat Nama khususnya dikelas IV yang tidak mampu memenuhi kriteria ketuntasan
minimum sebanyak 8 orang siswa dengan nilai rata-rata 40 dan hanya 2 orang
siswa yang mampu mendapatkan nilai 70, mereka adalah Alfian Pernanda dan Hera
Ulandari. Prasiklus ini dilakukan agar peneliti lebih mudah memutuskan langkah
apa yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian tindakan kelas kepada para
siswa yang akan dilakukan disekolah tersebut.
b. Siklu
I
1. Tahap
persiapan
Penelitian
dengan menggunakan perangkat pembelajaran dan penerapkan model pembelajaran
mulai dari menyusun silabus, rencana perbaikan pembelajaran (RPP) sampai dengan
menyusun tes hasil belajar dan menyiapkan lembar kerja siswa serta latihan.
2. Tahap
pelaksanaan
Penelitian
ini dilaksanakan pada hari selasa 01 Oktober 2013. Pada siklus ini peneliti
memperoleh data tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dan hasil belajar
siswa kelas IV SDN 012 Selat Nama
3. Tahap
observasi
Pada
siklus ini guru dan supervisor telah melakukan pengamatan secara seksama hasil
yang ditunjjukan sudah cukup bagus dengan menggunakan media gambar banyak siswa
yang termotivasi untuk bertanya dan aktif dalam mengikuti pelajaran IPA.
Dapat disimpulkan bahwa hampir sebagian siswa SDN
012 Selat Nama khususnya dikelas IV yang mampu memenuhi kriteria ketuntasan
minimum sebanyak 4 orang siswa dengan nilai rata-rata 75mereka adalah Yufrizal,
Alfian pernanda, Hera ulandari dan Besse dewi dan ada 6 orang siswa yang belum mampu
mendapatkan nilai kriteria minimum, merka hanya mampu mendapatkan nilai 65
sedangkan nilai KKM disekolah ini adalah 70.
4. Tahap
refleksi
Berdasarkan data siklus I rata-rata siswa mata pelajaran
IPA hanya mencapai nilai 60-65, hal ini disebabkan adanya kelemahan dalam
penyampaian materi pelajaran yaitu guru terlalu serius dalam penyampaian materi
pelajaran sehingga para siswa bosan dan jenuh dalam menerima pelajaran meskipun
guru sudah menggunakan alat praga agar siswa dapat melihat langsung objek yang
dipelajari.
Oleh sebab itu penelitian tindakan kelas akan
dilanjutkan ke siklus II untuk melakukan perbaikan pembeklajaran dan
mendapatkan hasil yang memuaskan terhadap hasil belajar siswa.
c.
Siklus II
1.
Tahap Persiapan
Siklus II penelitian ini sudah
menggunakan perangkat pembelajaran dan merupakan model pembelajaran mulai dari
menyusun silabus, RPP sampai dengan menyusun tes hasil belajar dan menyiapkan
lembar kerja siswa serta latihan.
2. Tahap
pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada hari selasa 08
Oktober 2013.Pada siklus ini peneliti memperoleh data tentang keaktifan siswa
dalam mengikuti pelajaran dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 012 Selat Nama.
3. Tahap observasi
Pada siklus ini guru dan supervisor telah melakukan
pengamatan secara seksama hasil yang ditunjukkan sudah cukup bagus dengan
menggunakan media gambar banyak siswa yang termotivasi untuk bertanya dan aktif
dalam mengikuti pelajaran IPA.
Dapat disimpulkan bahwa siswa SDN 012 Selat Nama
khususnya dikelas IV sudah mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimum dengan
nilai tertinggi 85 yang diperoleh oleh Alfian Pernanda dan nilai 80 diperoleh
oleh Yufrizal dan Hera Ulandari sementara siswa lainnya mendapatkan nilai 70
pada hasil tes yang dilakukan disiklus II ini.
3. Tahap
refleksi
Berdasarkan data siklus II rata-rata siswa mata
pelajaran IPA mampu mencapai nilai 70 dan sesuai dengan nilai KKM yang ada
disekolah, hal ini disebabkan adanya perubahan pengajaran dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa yang jika pada siklus I guru terlalu serius dalam
penyampaian materi pada siklus II guru menyampaikan materi dengan jauh lebih
santai dan dengan candaan sehingga siswa menjadi lebih nyaman dan rileks dalam
menerima dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh gurunya didepan
kelas dengan menggunakan media gambar.
Terjadi perubahan yang sangat pesat pada siswa dan
guru setelah mengetahui kelemahan pada siklus I dan memperbaikinya pada siklus
II.Hal ini terlihat jelas pada keaktifan siswa pada setiap pertemuan yang
tadinya banyak siswa yang pasif menjadi aktif dengan pertanyaan dan serta
menjawab pertanyaan dari guru dengan baik dan benar.
B.
Pembahasan
hasil penelitian perbaikan pembelajaran.
Berdasarkan
hasil penelitian mulai dari prasiklus sampai kesiklus I terungkap bahawa pada
siklus I hanya memperoleh nilai ketuntasan sebanyak 45% artinya masih banyak siswa
yang tidak mencapai nilai ketuntasan dalam mengikuti pelajaran IPA sesuai
dengan nilai KKM yang berlaku di SDN 012 Selat Nama yaitu 70. Dalam hal ini
tentu ada kekurangan dan kelebihan yang masih perlu dierbaiki oleh peneliti
agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi seperti:
1. Memotivasi
siswa untuk melakukan aktifitas didalam kelas.
2. Menimbulkan
kepercayaan diri dari para siswa.
3. Menjadikan
kelas yang nyaman agar siswa lebih mudah menerima pelajaran yang diberikan oleh
guru.
Tapi
meskipun begitu masih banyak kekurangan yang dimiliki seperti kekurangan media
yang tersedia pada SDN 012 Selat Nama dan guru yang harus mengadakan perlengkapan
untuk mendemonstrasikan materi pelajara khususnya pelajaran IPA yang akan
disajikan oleh guru kepada para siswanya khusunya siswa kelas IV SDN 012 Selat
Nama.Belum maksimalnya hasil yang dicapai maka dianggap perlu perbaikan
pembelajaran selanjutnya pada siklus II.
Siklus
II dimulai pada tanggal 08-10 oktober 2013 nilai perolehan siswa yang dicapai
meningkat dari nilai terendah 60-65 dan nilai tertinggi 80-85 pada setiap
pertemuan berarti model pembelajaran interaktif merupakan cara untuk memudahkan
siswa untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru didalam kelas
dengan memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat lebih percaya diri
dalam menyapaikan pendapatnya dalam menjawab dan memberikan pertanyaan guru.
SIMPULAN
DAN SARAN TINDAK LANJUT
A.
Simpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan
yang telah dikemukakan, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1
Melalui media
gambar telah dapat memotivasi siswa dan
meningkatkan aktivitas professional guru dalam pembelajaran IPA.
2
Melalui media
gambar ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
IPA. Hal ini terbukti dari prasiklus, siklusi 1 dan siklus 2 terhadap peningkatan
hasil belajar siswa.
3
Peran guru dalam
pembelajaran ini tidak lagi sebagai penyampai informasi utama, akan tetapi
lebih diutamakan sebagai motivator, fasilator dan pembimbing siswa dalam
mencari dan menemukansumber belajar dan informasi lain dalam hubungannya dengan
yang dipelajari.
4
Perencanaan
pembelajaran dengan menerapkan media pembelajaran (mata,lidah.telinga,hidung)
dengan materi Alat Panca Indra Manusia untuk pelajaran IPA secara umum di rancang
sedemikian rupa untuk menunjang proses pembelajaran, ternyata telah memotivasi
siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar.
5
Evaluasi (proses
dan hasil) menunjukkan peningkatan hasil belajar yang sangat berarti. Evaluasi
proses dari kedua siklus yang di laksanakan, diketahui bahwa siswa dalam
melaksanakan pembelajaran melalui media gambar, secara umum ada peningkatan dilihat
dari keaktifan dan keingin tahuan siswa tentang materi Alat Panca Indra Manusia,
kemampuan berkerjasama dan rasa tanggung jawab.
B. Saran Tindak
Lanjut
Melalui tulisan ini penulis mengajukan
beberapa saran yang berhubungan dengan Pembelajaran Melalui Media Gambar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA :
1. Bagi
guru IPA dilapangan di harapkan terus
berusaha menggembangakan profesionalisme melalui perbaikan model pembelajaran,
metode, alat peraga, maupun evaluasi yang sesuai dengan materi pembelajaran.
2. Kepala
Sekolah di harapkan dapat memberi motivasi dan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada para guru untuk mengembangkan potensinya.
3. Untuk
peneliti selanjutnya hendaklah dapat mengkaji atau menelaah masalah mengenai
pembelajaran dengan menerapakan model pembelajaran, metode, alat peraga dalam
pembelajaran IPA.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali Muhammad. (1987). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Aswir.(2009). Skripsi, Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran IPS. Pekanbaru: UNRI.
Dimyati.(1999). Belajar dan Pembelajaran. Debdikbud Jakarta: Rineka Cipta.
Haryanto, Drs. (2006). Sains kelas IV . Jakarta: Erlangga.
I.G.A.K, Wardani. (2011). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka.
. (2013). Pemantapan
Kemampuan Profesional. Tanggerang Selatan: Universitas Terbukan.
Shahab, Husein. (2001). Jurnal Metode Pembelajaran.Jakarta:
Universitas Terbuka.
W, Sri Anitah DKK. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Werkanis, Marlius Hamadi. (2003). Strategi Mengajar Dalam Pelaksanaan Proses
Belajar Mengajar di Sekolah.Pekanbaru: Sutra Benta Perkasa.
Yarnida.(2012). PKP, Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Dengan Penggunaan Alat Peraga
Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pelajaran IPA.Tanah Merah:
Universitas Terbuka.