BY: ANDI RIDWAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Sumber
daya yang berkualitas akan menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan
bangsa dalam rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan
tantangan-tantangan yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan. Mengajar
bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari
perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan
mental dan kerja siswa sendiri. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh
pemerintah melalui Depdiknas. Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah,
peningkatan sumber daya tenaga pendidikan, pengembangan/penulisan materi ajar,
serta pengembangan paradigma baru dengan metodologi pengajaran.
Untuk
bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan
pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa
perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu apa yang dilihat,
dituangkan dalam bentuk tulisan dengan cara mereka sendiri, menunjukkan
contohnya, mencoba membuat suatu objek/alat, dan mengerjakan tugas yang
menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.
1.
Identifikasi Masalah :
Berbagai permasalahan yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran bidang studi bahasa Indonesia perlu segera diupayakan pemecahannya.
Seperti yang dialami penulis di kelas IV SDN 022 Tanah Merah dalam pelajaran bahasa Indonesia,
khususnya materi ”Menulis
Petunjuk Cara Membuat Sesuatu” siswa mengalami kesulitan. Untuk
mengetahui penyebab kegagalan pembelajaran penulis sebagai guru kelas IV
dibantu oleh teman sejawat.
Salah satu tujuan pengajaran adalah untuk mencapai hasil belajar yang tinggi.
Akan tetapi hasil evaluasi peneliti selama mengajar di kelas IV SD Negeri 022 Tanah Merah Kabupaten INHIL, menunjukan 16
siswa (66.67%), dari 24 siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimum
(KKM) yaitu 65. Dari siswa tersebut hanya 8 siswa (33,33%) yang mencapai KKM.
Dari data diatas dapat
diketahui masih banyak jumlah siswa yang belum mencapai KKM. Hal ini disebab
kan oleh:
1. Rendahnya
motivasi siswa dalam menyerap informasi dari berbagai sumber
termasuk di dalamnya guru dan media.
2. Metode pembelajaran yang kurang diminati siswa.
3. Rendahnya perhatian guru dalam proses pembelajaran
yang mengkondisiskan
penggunaaan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
4. Rendahnya perhatian guru dalam pembelajaran membaca
dan menulis terhadap
suatu
objek/alat kepada siswa.
Salah satu upaya meningkatkan pemahaman
dan penguasaan serta prestasi belajar siswa pada materi “Menulis Petunjuk Cara
Membuat Sesuatu objek/gambar” dengan cara menerapkan metode TGT (Team Game
Turnamen). Kegiatan pembelajaran ini terangkum dalam sebuah kegiatan peraktik
Pemantapan Kemampuan Propesional (PKP) dengan judul:
BAGAIMANA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
CARA MEMBACA DAN MENULIS PETUNJUK SUATU OBJEK/ALAT PADA MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA DENGAN PENERAPAN METODE (COOPERATIVE LEARNING) TIPE TEAM GAMES
TURNAMENT KELAS IV SEMISTER I SDN 022
TANAH MERAH
Dalam
laporan perbaikan pembelajaran ini difokuskan pada kegiatan permainan game. Banyak ahli
berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Pembelajaran kooperatif juga
menurut mereka memberikan efek terhadap sikap penerimaan perbedaan
antar-individu, baik ras, keragaman budaya, gender, sosial-ekonomi, dll. Selain itu yang
terpenting, pembelajaran kooperatif mengajarkan keterampilan bekerja sama dalam
kelompok atau kerjasama tim. Keterampilan
ini sangat dibutuhkan anak saat nanti lepas ke tengah masyarakat.
2. Analisis Masalah
Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca
dan menulis petunjuk sesuatu objek/alat dalam pembelajaran bahasa Indonesia
melalui tipe TGT siswa kelas IV Semester I SDN 022 Tanah Merah
?
3. Alternatif dan Prioritas
Pemecahan Masalah
Untuk
mencoba memecahkan permasalahan
dalam proses pembelajaran pada pelajaran Bahasa Indonesia, peneliti mencari alternatif yang
dapat digunakan dalam memberi
kemudahan bagi siswa
yang menerima dan
mencerna materi, penulis
tertarik dalam menerapkan metode demonstrasi
dalam mencapai materi , maka
penulis mencoba menerapkan
metode tersebut dalam materi pecahan pada
pelajaran Bahasa Indonesia.
Dengan metode TGT penulis menunjukkan
langkah-langkah penyelesaian pecahan
secara rinci sehingga
cara ini dapat lebih dipahami
oleh siswa perindipidu.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas maka perumusan masalahnya sebagai berikut: Bagaimana meningkatkan
kemampuan cara membaca dan menulis terhadap suatu objek/gambar pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan metode (Cooperative Learning) Tipe Team Games Turnamen
kelas IV Semister 1 SDN 022 Tanah Merah.
C. Tujuan
Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam pemahaman membaca dan menulis petunjuk suatu
objek/gambar siswa kelas IV Semester I SDN 022 Tanah Merah.
D. Manfaat Penelitian
Perbaikan Pembelajaran
Penulis berharap penelitian ini dapat
dirasakan manfaatnya bagi :
·
Siswa
: Dapat memahami pelajaran yang disampaikan gurunya sehingga
pembelajara
menjadi aktif, kreatif, dan menyenangkan.
·
Guru
: Lebih bijaksana dalam melihat kesulitan siswa dan dapat membantu
meningkatkan
aktifitas siswa dalam proses diskusi kelas.
·
Pihak sekolah : Dalam hal
ini menyediakan media pembelajaran
yang
mendukung sebagai
bahan masukan dan pertimbangan
dalam pembinaan
guru-guru dan
dapat meningkatkan mutu
pendidikan sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN KEMAMPUAN
Menurut Mohammda Zain dalam Milman
Yusdi (2010:10)mengartikan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,
kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri
Hadiati (2001) mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang
dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau
sangat berhasil.
Sementara itu, Robbin (2007:57)
kemampuan berarti kapasitas seseorang individu unutk melakukan beragam tugas
dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability)
adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.
Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa kemampuan (Ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang
individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerrjakan beragam
tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.
Pada dasarnya
kemampuan terdiri atas dua kelompok faktor Robbin (2007:57) yaitu:
1. Kemampuan
intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas
mental-berfikir, menalar dan memecahkan
masalah.
2. Kemampuan
fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan,
dan karakteristik serupa.
B. Menulis
1. Pengertian Menulis
Menurut Suparno
(2011) menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tertulis sebagai alat alat atau medianya.
2. Hubungan
Menulis dengan Membaca
Menurut Goodman (1987) dan Tierni (1983 dalam Tompskin dan Hoskisson,
1995), baca-tulis merupakan suatu kegiatan yang menjadi penulis sebagai pembaca
dan pembaca sebagai penulis.
C. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1.
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Menurut Slavin (1977:Arsip Blog) pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5
langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar
dalam kelompok (teams), permainan (geams), pertandingan (turnamen),
dan perhargaan kelompok (team recognition). Berdasarkan apa yang
diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki
ciri–ciri sebagai berikut:
a. Class-Presentation
(Penyajian/Presentasi
kelas)
b. Team (Kelompok)
c. Game (permainan)
d. Turnamen (pertandingan/kompetisi)
e. Team–Recognize
(penghargaan kelompok)
PELAKSANAAN
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu
Penelitian,
Pihak yang Membantu
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 022 Kelas IV dengan jumlah siswa 24 anak yang
terdiri dari 5 siswa laki –
laki dan 19 siswa
perempuan. Jika dilihat dari segi perekonomian sebagian besar para siswa
berasal dari golongan menengah kebawah dengan latar belakang pendidikan
orang tua lulusan SD atau bahkan sampai tidak lulus . Sebagian besar
pekerjaan orang tua siswa sebagai petani, buruh pabrik, dan pekerja tidak tetap.
Siswa SDN 022 Tanah Merah berasal dari area lingkungan sekolah. Jarak rumah ke
sekolah sekitar 100 sampai 500
meter yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki, bersepeda dan sepeda motor.
2. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 022, dengan alamat Batam Lestari Desa Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah INHIL. Keadaan
topografi wilayah SDN 022 merupakan
dataran
dengan sarana jalan yang lumayan bagus (Beton). Bila ditempuh
dari ibu kota kecamatan Tanah
Merah kira – kira 2 Km ke arah Timur .
SDN 022 Tanah Merah memiliki 5 (lima) ruang kelas , dengan alokasi 1 (dua) ruang untuk
kantor , 3
(tiga) ruang untuk kegiatan belajar mengajar , 1 ruang untuk gudang dan
ruang perpustakaan . SDN
022 memiliki 151 anak dengan 6
rombongan belajar . Adapun rinciannya adalah : Kelas I 35 anak , Kelas
II 30 anak ,
Kelas III 30 anak , Kelas
IV 24 anak , Kelas V
14 anak , dan
Kelas VI 18 anak.
Sedangkan tenaga guru 11 orang dan
penjaga 1 orang yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah , guru kelas 7 orang , 1
orang guru agama Islam, 1 orang guru Olah
Raga dan 1 orang penjaga .
3. Waktu Penelitian
Pelaksanaan
perbaikan setelah dilaksakan pada bulan Oktober 2013 secara teratur dan
terperinci. Waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut:
·
Siklus I
-
Hari
: Sabtu
-
Tanggal :
05 Oktober 2013
-
Jam ke : 5
& 6 (15:35-16:45)
·
Siklus II
-
Hari
: Sabtu
-
Tanggal :
12 Oktober 2013
-
Jam ke : 5
& 6 (15:35-16:45)
B. Desain
Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Desain penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua Siklus yang mana masing masing
siklus terdapat 2 kali pertemuan pada setiap Siklusnya.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus
I penulis menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran dengan merumuskan
tujuan meningkatkan ketrampilan menulis dan membaca petunjuk membuat sesuatu.
Melalui metode pembelajaran TGT pembelajaran akan lebih menarik . Untuk
melihat proses perbaikan pembelajaran berlangsung baik atau tidak , penulis
membuat lembar pengamatan diskusi , penulis membuat lembar pengamatan berupa
checklist , lembar pengamatan diskusi dan tes evaluasi berupa tes tulis
Perbaikan pembelajaran direncanakan dengan apresepsi berupa praktek
menulis dan membaca gambar dengan penjelasan . Kemudian dalam kegiatan inti
siswa bekerja kelompok dan. Dilanjutkan dengan methode (Cooperative Learning)
Tipe Team Games Turnamen . Untuk mengetahui pemahaman anak dalam menulis dan
membaca petunjuk membuat sesuatu guru memberikan evaluasi berupa tes tulis .
Dalam perencanaan yang harus disiapkan
sebagai berikut:
- v Rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan materi yang disampaikan.
- v Mempersiapkan dan menyusun langkah-langkah pembelajaran dan media yang digunakan.
- v Mempersiapkan pengamatan siswa dan guru.
- v Mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP, LKS, alat-alat evaluasi, buku pedoman yang relevan.
b.
Pelaksanaan perbaikan
Penulis
melaksanakan proses mengajar dengan mengacu pada rencana perbaikan yang telah
disusun pada perencanaan.Secara rinci pelaksanaan perbaikan pada mata pelajaran
Matematika adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Awal (15 menit)
- v Mengkondisikan kelas.
- v Siswa membaca teks berisi petunjuk melakukan percobaan sambil mengamati gambar-gambarnya.
- v Membimbing siswa mengajukan pertanyaan apa yang diketahui siswa mengenai objek /alat yang akan diperagakan.
- v Menyampaikan kepada siswa manfaat yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
- v Guru meminta siswa membentuk kelompok, yang setiap kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.
- v Siswa membaca informasi atau materi pelajaran secara singkat membaca petunjuk alat untuk membuat Terompet.
- v Siswa Siswa membaca teks informasi mengenai contoh membaca petunjuk alat untuk membuat Terompet (pemodelan). Guru senantiasa bertanya untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan (bertanya).
- v Siswa disetiap kelompok mengerjakan LKK dan diberi jelaskan secara singkat serta diberi bimbingan cara mengerjakan LKK (konstruktivis dan inquiri).
- v Siswa melakukan turnamen yaitu setiap kelompok mewakili anggotanya untuk ke meja turnamen. Guru mengumumkan dan memberi penghargaan kepada kelompok terbaik.
- v Siswa mengerjakan soal evaluasi tentang menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu objek/alat secara individu.
- v Siswa mengumpulkan jawaban dari soal evaluasi yang diberikan.
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
- v Mengulang penjelasan cara membuat Trompet.
- v Siswa menyimpulkan pelajaran, kemudian guru memperjelas kesimpulan yang disampaikan oleh siswa (Refleksi).
- v Guru megucapkan salam penutup.
c.
Obsevasi
Selama kegitan pembelajaran berlangsung, supervisor
2 yang telah ditunjuk membantu penulis melakukan pengamatan atas umpan balik
dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan siswa juga didukung oleh hasil
evaluasi siswa diakhir Siklus. Adapun tujuan pengamatan ini
adalah untuk melihat kemampuan siswa memahami materi selama pengamatan terhadap
siswa, supervisor 2 juga mengamati
kemampuan mengajar penulis sebagai pelaksanaan perbaikan.
d.
Refleksi
Hasil tes akhir Siklus
pembelajaran dan hasil pengamatan akan dianalisa oleh penulis dan Perbaikan akan dilanjutkan pada Siklus ke
dua, apabila pada sklus I terdapat kelemahan, pada Siklus berikutnya
dilanjutkan dengan melaksanakan rencana dan pelaksanaan perbaikan yang lebih
baik.
2.
Siklus II
Pada Siklus kedua ini,
penulis melakukan kegiatan-kegiatan seperti
Siklus pertama. Persiapan Siklus kedua diawali dengan perencanaan,
pelaksanaan tindakan , observasi dan
refleksi kembali.
a.
Perencanaan
Sebelum melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus
I penulis menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran dengan merumuskan
tujuan meningkatkan ketrampilan menulis dan membaca petunjuk membuat sesuatu.
Melalui metode pembelajaran TGT pembelajaran akan lebih menarik . Untuk
melihat proses perbaikan pembelajaran berlangsung baik atau tidak , penulis
membuat lembar pengamatan diskusi , penulis membuat lembar pengamatan berupa
checklist , lembar pengamatan diskusi dan tes evaluasi berupa tes tulis.
Perbaikan pembelajaran direncanakan dengan apresepsi berupa
praktek mencocokkan gambar dengan penjelasan . Kemudian dalam kegiatan inti
siswa bekerja kelompok dan. Dilanjutkan dengan methode (Cooperative Learning)
Tipe Team Games Turnamen . Untuk mengetahui pemahaman anak dalam mencocokkan
gambar dengan penjelasan, guru memberikan evaluasi berupa tes tulis .
Dalam
perencanaan yang harus disiapkan sebagai berikut:
- v Rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan materi yang disampaikan.
- v Mempersiapkan dan menyusun langkah-langkah pembelajaran dan media yang digunakan.
- v Mempersiapkan pengamatan siswa dan guru.
- v Mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP, LKS, alat-alat evaluasi, buku pedoman yang relevan.
- v Mempersiapkan alat-alat praga (pemodelan).
b.
Pelaksanaan perbaikan
Penulis melaksanakan proses mengajar
dengan mengacu pada rencana perbaikan yang telah disusun pada
perencanaan.Secara rinci pelaksanaan perbaikan pada mata pelajaran Matematika
adalah sebagai berikut :
1.
Kegiatan Awal (15 menit)
- v Mengkondisikan kelas dan berdo’a.
- v Mengapsen siswa.
- v Siswa membaca teks berisi petunjuk melakukan percobaan sambil mengamati gambar- gambarnya.
- v Membimbing siswa mengajukan pertanyaan apa yang diketahui siswa mengenai objek/alat yang akan diperagakan.
- v Menyampaikan kepada siswa manfaat yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Kegiatan Inti (40 menit)
- v Guru meminta siswa membentuk kelompok, yang setiap kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa (masyarakat belajar).
- v Guru menyampaikan informasi atau materi pelajaran secara singkat membaca petunjuk membuat layang-layang kelelawar dengan penjelasannya.
- v Siswa membaca teks informasi mengenai cara mencocokkan gambar dengan penjelasan contoh gambar-gambar tentang cara membuat layang-layang kelelawar (pemodelan).
- v Guru senantiasa bertanya untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan (bertanya).
- v Siswa disetiap kelompok mengerjakan LKK dan diberi penjelasan secara singkat serta diberi bimbingan cara mengerjakan LKK.
- v Siswa melakukan turnamen yaitu setiap kelompok mewakilkan anggotanya untuk ke meja turnamen.
- v Guru mengumumkan dan memberi penghargaan kepada kelompok terbaik.
- v Siswa mengerjakan soal evaluasi tentang menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu objek/alat secara individu.
- v Siswa mengumpulkan jawaban dari soal evaluasi yang diberikan.
3.
Kegiatan Penutup (15 menit)
- v Mengulang materi/pembahasan mencocokkan gambar tentang cara membuat layang-layang kelelawar.
- v Siswa menyimpulkan pelajaran, kemudian guru memperjelas kesimpulan yang disampaikan oleh siswa (Refleksi).
- v Guru megucapkan salam penutup.
c.
Obsevasi
Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, Supervisor 2 kembali mengamati, seperti mana halnya pada Siklus
pertama. Dalam observasi pengamat juga mencatat perubahan–perubahan yang
terjadi dari Siklus I:
Pengamatan terhadap
siswa dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung.
Kemampuan mengajar
penulis juga diamati oleh Suvervisor 2 melalui lembar pengamatan yang telah dipersiapkan seperti Siklus I.
d.
Refleksi
Hasil evaluasi diakhir Siklus pembelajaran
dan hasil pengamatan Supervisor 2
akan dianalisa kembali untuk merefleksi proses pembelajaran yang telah dilakukan melalui penggunaan alat
peraga. Pelaksanaan, dan hasil evaluasi
sesuai dengan KKM yang dicapai, maka upaya perbaikan diakhiri pada Siklus
II.
C.
Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data dari
judul penelitian ini adalah metode
(Cooperative Learning) Tipe Team Games Turnamen untuk
meningkatkan hasil Bahasa Indonesia
siswa kelas IV SD. Negeri 022 Tanah
Merah . Dalam hal ini Supervisor 2 mengamati penulis melaksanakan kegiatan
pembelajaran . Kegiatan dilakukan yaitu :
- v Penulis melakukan kegiatan sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran.
- v Siswa berfartisipasi aktif dalam metode yang disajikan.
- v Ada perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah proses pembelajaran dilakukan.
1.
Analisis data Guru dan Siswa ada dua langkah yang dilakukan penulis yaitu :
- v Menyeleksi, memfokuskan dan mengorganisasikan data sesuai dengan pertanyaan.
- v Mendiskripsikan atau menyajikan data dalam bentuk tabel atau grafik.
2.
Analisis data belajar siswa terdiri dari:
- v Ketuntasan Individual
Berdasarkan Kreteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yaitu 65. Siswa dinyatakan tuntas apabila siswa tersebut mendapat
nilai 65. Untuk mengetahui hasil belajar secara individu dapat menggunakan
rumus:
K = SP x 100% (KTSP, 2007)
SM
K :
Ketercapaian Indikator
SP :
Skor yang diperoleh siswa
SM :
Skor Maksimum
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan di kelas
IV SDN 022 Tanah Merah dalam
dua Siklus, meliputi enam
kali pertemuan. Alokasi waktu
dalam penelitian ini dalam satu minggu terdiri dari dua kali pertemuan yaitu
pada hari Kamis
dan Sabtu, dengan
rincian sebagai berikut, 4 kali pertemuan untuk pertemuan tatap muka didalam proses penerapan pembelajaran model
TGT dan dua kali diadakan ulangan blok Siklus pertama dan kedua dengan
alokasi waktu 2x35
menit setiap kali pertemuan. Kemudian pada tiap akhir
pertemuan diadakan evaluasi
terhadap hasil belajar yaitu berupa
tidak lanjut.
1 Tahap Pelaksanaan Siklus I
a. Pertemuan pertama (Kamis, 03 Oktober
2013)
Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Kamis 03 Oktober 2013 dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang. Sebelum siswa mengerjakan
LKS, guru memotivasi siswa sesuai dengan RPP-1. Pelaksanaan TGT didahului dengan pembentukan kelompok yang telah dibentuk pada saat
sosialisasi. Tiap kelompok berjumlah 5 orang. Kelompok yang dibentuk ini terdiri atas siswa yang pandai, sedang dan
kurang yang telah dibagi
secara akademik.
Pada pertemuan ini masih
banyak siswa yang belum memahami proses dari pembelajaran yang menggunakan
model kooperatif tipe TGT dan belum
bisa bekerja sama dengan baik dengan kelompok belajarnya, hal ini dapat dilihat dari siswa yang berada dalam
beberapa kelompok yang hanya diam dan tidak berusaha untuk aktif pada waktu diskusi kelompok dan masih ada yang bermain-main serta
kebingungan pada saat tournamen dilakukan.
b. Pertemuan kedua (Sabtu, 05 Oktober 2013)
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Sabtu 05 Oktober 2013 dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang. Dengan jumlah
siswa hadir seluruhnya sesuai dengan RPP-2. Guru meminta siswa duduk dikelompok nya
masing-masing dan guru menuliskan topik pelajaran yang akan disampaikan pada hari itu yaitu membaca petunjuk cara
membuat sesuatu (terompet), guru kemudian menyebutkan tujuan
pembelajaran pada hari itu. Guru
memulai pelajaran dengan meminta siswa untuk memahami materi yang terdapat
dibuku paket yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan, kemudian
guru memberikan LKK-2, dan tambahan materi guru meminta siswa untuk mengisi
lembaran LKK tersebut tujuannya jika sewaktu mengadakan diskusi berlangsung
masing-masing siswa sudah mempunyai bekal dalam diskusi, diakhir
pelajaran guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusinya dan mengakhiri
pelajaran dengan menutupnya.
c.
Refleksi Siklus Pertama
Berdasarkan uraian proses pembelajaran dalam Siklus
pertama dan hasil pengamatan maka diperoleh kekurangan dan kelemahan kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti adalah: (1) . Siswa membaca teks berisi petunjuk melakukan percobaan
belum semua siswa mengamati gambar-gambarnya; (2) dalam kelompok
masih ditemukan siswa yang pandai mendominasi jalannya diskusi. dalam waktu
yang ditentukan ternyata masih ada kelompok yang belum menyelesaikan LKK, hal
ini disebabkan siswa tidak langsung bekerja setelah LKK dibagikan, mereka
cenderung bermain-main; (3) pada saat permaian (game) berlangsung masih ada
siswa yang tidak mengerti cara permainannya.
2.
Tahap Pelaksanaan Siklus II
a.
Pertemuan Pertama (Kamis 09 Oktober 2013)
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis 09 Oktober 2013 dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang. Sebelum siswa memahami masalah pelajaran yang akan disampaikan terlebih dahulu guru memotivasi siswa dengan memberi pertanyaan. Pernahkah kalian
membungkus kado dan menyampul buku?
Biasanya pembungkus kado dan sampul buku didapatkan di…?, Apakah kalian ingin
membuat pembungkus kado dan sampul buku? sesuai dengan RPP-3. Setelah itu guru meminta siswa duduk dikelompoknya masing-masing kemudian guru
menuliskan topik pelajaran yang
akan disampaikan pada hari itu yaitu Menulis petunjuk cara
membuat sampul buku dan pembungkus kado, guru kemudian menyebutkan tujuan pembelajaran pada hari
itu.
1. Pengamatan Aktivitas Guru
Dalam
kegiatan pada hari itu guru sangat antusias sekali dalam membimbing siswa baik
itu dalam membimbing siswa dalam diskusi, presentasi maupun tanya jawab yang
dilakukan siswa selama peroses belajar mengajar berlangsung.
2. Pengamatan Aktivitas Siswa
Pada
kegiatan belajar mengajar hari ini siswa sudah cukup aktif, dan siswa sangat
antusias pada saat kegiatan diskusi, persentasi dan tanya jawab. karena mereka
sudah menikmati belajar dengan cara berkelompok, diskusi dan bekerja sama dalam
kelompok belajar yang dilakukan.
b.
Pertemuan kedua (Sabtu, 12 Oktober 2013)
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu 12 Oktober 2013 dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang. Sebelum siswa memahami
masalah pelajaran yang akan disampaikan terlebih dahulu guru
memotivasi siswa dengan
memberi pertanyaan pernahkah kalian main layang-layang? Apakah menurut anak-anak, jika buat layang-layang sendiri itu
termasuk kreatif...jelaskan pendapat
mu..? sesuai dengan RPP-4.
1. Pengamatan Aktivitas Guru
Pada kegiatan ini guru membimbing siswa
dengan sebaik-baiknya supaya waktu yang dibutuhkan untuk peroses belajar pada
hari itu berjalan sempurna sesuai rencana, dengan adanya semangat dan motivasi
siswa dalam belajar disini sangat membantu guru dalam peroses mengajar
2.
Pengamatan Aktivitas Siswa
Pada kegiatan pertemuan ini, siswa lebih
aktif lagi karena menurut mereka kegiatan belajar secara diskusi ini sudah
biasa mereka lakukan, sehingga didalam belajar mereka tidak merasa canggung
lagi, sewaktu guru masuk kedalam kelas mereka sudah tertib duduk dikelompoknya
masing-masing.
c. Refleksi Siklus
Pertama
Dalam proses pembelajaran pada Siklus
kedua pembelajaran berlangsung lebih baik dari Siklus pertama, Siswa sudah
mengerti dan sudah terbiasa dengan langkah pembelajaran, sehingga tidak terlalu
banyak kesalahan yang dilakukan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Perbaikan Pembelajaran
Hasil
belajar pada Siklus I penggunaan metode pembelajaran kooperatif Tipe TGT di kelas IV SDN 022 Tanah
Merah dapat dilihat dari nilai kognitif dan analisis data aktivitas guru dan siswa.
1. Analisis Data Siklus
I
a. Analisis Data Aktivitas
Guru Siklus I
Hasil pengamatan dari
supervisor 2 dan penilai 1 kepada guru
di
kelas IV SDN 022 Tanah Merah selama pembelajaran kooperatif Tipe TGT persentase
kegiatan pada Siklus I pertemuan I 60%, dan Siklus I pertemuan II mengalami
peningkatan menjadi 75%.
b. Analisis Data Aktivitas
Siswa Siklus I
Hasil pengamatan dari
supervisor 2 dan penilai 1 terhadap siswa di
kelas IV SDN 022 Tanah Merah selama pembelajaran kooperatif Tipe TGT persentase
kegiatan pada Siklus I pertemuan I 55%, dan Siklus I pertemuan II mengalami
peningkatan menjadi 65%.
c. Analisis Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus
I
Hasil
evaluasi siswa kelas IV SDN 022 Tanah
Merah berdasarkan
nilai evaluasi siswa dari
pembelajaran
kooperatif Tipe TGT
pada Siklus I setelah diadakan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus
I, dari 24 siswa hanya 10 siswa yang mendapat nilai 65 keatas (tuntas), dengan persentase 41,67%
dan 14 siswa yang mendapat nilai 65 kebawah (tidak tuntas), dengan persentase
58.33%.
2. Analisis Data Siklus
II
a. Analisis Data Aktivitas
Guru Siklus II
Hasil pengamatan dari
supervisor 2 dan penilai 1 kepada guru
di
kelas IV SDN 022 Tanah Merah selama pembelajaran kooperatif Tipe TGT persentase
kegiatan pada Siklus II pertemuan I 85%, dan Siklus II pertemuan II mengalami
peningkatan menjadi 90%.
b. Analisis Data Aktivitas
Siswa Siklus II
Hasil pengamatan dari
supervisor 2 dan penilai 1 terhadap siswa di
kelas IV SDN 022 Tanah Merah selama pembelajaran kooperatif Tipe TGT persentase
kegiatan pada Siklus II pertemuan I 70%, dan Siklus II pertemuan II mengalami
peningkatan menjadi 95%.
c) Analisis Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus
II
Hasil
evaluasi siswa kelas IV SDN 022 Tanah
Merah berdasarkan
nilai evaluasi siswa dari
pembelajaran
kooperatif Tipe TGT
pada Siklus II setelah diadakan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus II,
dari 24 siswa hanya 23 siswa yang mendapat nilai 65 keatas (tuntas),
dengan persentase 95,83% dan 1 siswa
yang mendapat nilai 65 kebawah (tidak tuntas), dengan persentase 4,17%.
3. Analisis Data Siklus I & II
a.
Aktivitas Guru
pada Siklus I
dan Siklus
II
Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan guru memiliki
jumlah rata-rata terendah adalah pada pertemuan pertama Siklus I yaitu sebesar
60%. Sedangkan aktivitas guru yang memiliki jumlah rata-rata tertinggi
diantaranya berjumlah sebesar 90% jadi terjadi penigkatan sebesar 30%.
b.
Aktivitas Siswa
pada Siklus I
dan Siklus
II
Aktivitas yang dilakukan siswa jumlah rata-rata
terendah adalah pada pertemuan pertama Siklus I yaitu sebesar 55%. Sedangkan aktivitas siswa
yang memiliki jumlah rata-rata tertinggi diantaranya berjumlah sebesar 95% jadi terjadi penigkatan sebesar 40%.
c.
Nilai Perkembangan
Nilai perkembangan dihitung pada setiap Siklus, nilai
perkembangan Siklus I dihitung dengan selisih skor dasar dan skor ulangan Siklus,
dan nilai perkembangan II dihitung berdasarkan selisih skor ulangan Siklus I
dengan skor ulangan Siklus II. Penyusun
kelompok pada pembelajaran TGT.
2.
Analisis Hasil Belajar dan
Ketercapaian KKM
Hasil ulangan Siklus 1 dan ulangan Siklus II dapat
dihitung jumlah dan persentasi siswa yang mencapai KKM.
Menunjukkan bahwa setelah diadakannya perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus
I, dari 24 siswa hanya 10 siswa yang mendapat nilai 65 keatas, dengan persentase 41,67%, Dan
setelah diadakan perbaikan Siklus II
diperoleh hasil dari 24 siswa terdapat
23 siswa yang mendapat nilai 65
keatas dengan persentase 95.83%.
3. Pembahasan Hasil Penelitian
Perbaikan Pembelajaran
Dari data yang diperoleh dan analisis
yang dilakukan terlihat bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas IV SDN 022 Tanah Merah Tahun Pelajaran 2013. Hal ini dapat dilihat dari prsentase
daya serap siswa sebelum Penelitian Tindakan Kelas sebesar 40% dengan kategori kurang, sedangkan setelah Penelitian
Tindakan Kelas pada Siklus I sebesar 75%
dengan kategori cukup dan pada Siklus II sebesar 85% dengan kategori baik. Dari data ini dapat dilihat
perbandingan peningkatan daya serap siswa sebelum Penelitian Tindakan Kelas
dengan setelah Penelitian Tindakan Kelas pada Siklus I terjadi peningkatan
sebesar 35%
sedangkan dari Siklus I ke Siklus II terjadi peningkatan sebesar 5%. Dengan demikian secara keseluruhan
terjadi peningkatan daya serap siswa dari sebelum Penelitian Tindakan Kelas
sampai sesudah Penelitian Tindakan Kelas Siklus II sebesar 45%.
SIMPULAN DAN SARAN
TINDAK LANJUT
A.
Simpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Penerapan
model pembelajaran model TGT dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia SD Negeri 022 Tanah Merah Kecamatan tanah Merah Kabupaten INHIL.
- Pada
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT aktivitas guru dan siswa
pada setiap pertemuan mengalami peningkatan
- Rata-rata
ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap ulangan Siklus,
pada Siklus I 58,33% (kategori tidak tuntas) dan Siklus II 95,83 %
(kategori tuntas)
- Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat diterapkan pada semua tingkat
kemampuan siswa yaitu kelas atas, kelas tengah dan kelas bawah.
B.
Saran dan tidak lanjut
Berdasarkan
hasil peneliti dan analisa data yang telah dilaksanakan oleh peneliti dengan
menerapkan model pembelajaran TGT
dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka peneliti menyampaikan saran-saran
sebagai berikut:
a.
Saran
- Untuk
para guru khususnya guru Bahasa Indonesia model pembelajaran TGT dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
- Dalam
pembelajaran, guru hendaknya dapat mengatur waktu sebaik mungkin dalam
menggunakan pembelajaran melalui kooperatif tipe TGT sehingga saat
pelaksanaan semua kegiatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan
dengan baik.
b.
Tindak Lanjut
- Guru selalu
membantu dan memotivasi siswa untuk terbiasa dalam menjawab pertanyaan
agar bisa percaya diri dalam berinteraksi dengan sesama siswa.
- Dalam
memberikan bimbingan, untuk siswa yang berkemampuan kurang agar mendapat
perhatian yang lebih.
- Adapun
kelemahan yang dialami oleh peneliti pada laporan PKP ini yaitu guru
kurang maksimal dalam mengontrol siswa pada saat diskusi kelompok, karena
siswa masih ada yang bercerita dengan teman sekelompoknya sehingga
menimbulkan keributan.
- Didalam
proses KBM berlansung terkadang peneliti kurang memperhatikan atau
mengatur waktu, sehingga terkadang terjadi sedikit desakkan kapada siswa
untuk menyelesaikan apa-apa yang belum terselesaikan, sehinga dapat
mengakibatkan menurunya kualitas hasil belajar siswa.
- Oleh karena
itu peneliti berharap bagi peneliti berikutnya supaya memperhatikan
hal-hal tersebut demi kesempurnaan dalam pengambilan data
DAFTAR
PUSTAKA
Slavin
R (2010) Cooperatif Learning, Teori Riset dan Praktik Nusa Media, Bandung
Slavin (1984 ) Coopratif
Learning.
Wardani
I.G.A.K (2011). Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Universitas Terbuka
Suparno
(2011). Keterampilan Dasar Menulis.
Jakarta: Universitas Terbuka
Wardani
I.G.A.K (2013). Pemantapan Kemampuan
Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka
Mansyudi
(2011). Pengertian Kemampuan. Diunduh
25 Oktober 2013 dari
Asma, N. (2006) Model Pembelajaran
Kooperatif, Departemen Pendidikan Nasional Derektorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Derektorat Ketenagaan