PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN 010 TANAH MERAH MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN

BY: ANI YUNITA



Pendahuluan

Sekolah merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran. Di sekolah guru memegang peranan penting dalam mengelola pembelajaran untuk mencapai keberhasilan pendidikan secara optimal berdasarkan penguasaan materi. Mata pelajaran IPA merupakan salah satu ilmu yang harus dikuasai dan dipahami oleh anak didik sejak dini. Seorang guru mempunyai tugas utama membangun motivasi belajar siswa. Dalam penyampaian pelajaran IPA sebaiknya tidak berpusat pada startegi pembelajaran lama, yang lebih mengedepankan pembelajaran secara konvensional dan bersifat abstrak. Hal ini dapat mempersulit siswa dalam memahami pelajaran. 
IPA adalah Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah,yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan cirri-ciri objektif, metodik, sistimatis, universal dan tentative. Ilmu Pengtahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya, Carin dan Sund (1993) dalam Depdiknas mendefenisikan IPA sebagai “Pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil obsrvasi dan eksprimen”.

A.    Latar Belakang Masalah
Sebagai suatu lembaga pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk bisa melanjutkan kejenjang pendidikan dasar Sembilan tahun yaitu SLTP, SDN 010 Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir telah berupaya melaksanakan pendidikan bagi siswa secara maksimal. Namun hasil belajar siswa yang diharapkan belum menunjukan hasil yang memuaskan bagi para guru. Hal ini dirasakan penulis pada siswa dan siswi kelas IV SDN 010 Tanah Merah, dimana saat penulis melaksanakan evaluasi setelah pembelajaran berakhir, hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA menunjukkan hasil 46,66 %  yang kurang memuaskan. Keadaan ini terlihat dari jumlah 30 orang siswa hanya mampu mendapatkan hasil ketuntasan belajar hanya 14 orang saja yaitu, dengan nilai ketuntasan 65 pada materi ajar Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan.

1.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi  beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa mengikuti mata pelajaran IPA diantaranya adalah :
1.      Dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah sehingga materi pelajaran sulit dipahami siswa.
2.      Dalam menyajikan materi pelajaran, guru tidak menggunakan media pembelajaran.
3.      Siswa tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran.
2.      Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka diambil kesimpulan bahwa dalam menyajikan materi pelajaran guru tidak menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa.
3.      Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Agar semua permasalahan dapat diatasi dengan baik, selanjutnya penulis berkeinginan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan perbaikan upaya-upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode  demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran dalam menjelaskan konsep IPA di kelas IV pada materi Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka penulis menetapkan judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah : “Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 010 Tanah Merah materi Stuktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan analisis masalah yang penulis temukan, Penelitian Tindakan Kelas 9PTK) ini dapat penulis rumuskan : Apakah dengan penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN 010 Tanah Merah materi Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan?
C.     Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Disamping untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini juga bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 010 Tanah Merah khususnya pada mata pelajaran IPA.

D.    Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang penulis lakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1.   Siswa, agar tercipta suatu proses belajar yang aktif, kreatif dalam suasana yang menyenangkan sehingga siswa mampu mencapai hasil belajar yang optimal.
2.   Guru, Dalam mengembangkan karir dan sebagai wujud keprofesionalannya terhadap tugas dan kewajibannya.
3.   Dengan hasil penelitian ini diharapkan SDN 010 Tanah Merah dapat lebih baik dan perlu dicoba atau diterapkan pada pelajaran lain  agar prestasi siswa lebih meningkat.
4.   Menambah pengalaman dan wawasan penulis, sebagai guru mata pelajaran IPA.
Kajian Pustaka
A.    Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1.      Pengertian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan Kelas (PTK) berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu Classroom Action Research yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diperkenalkan oleh Kun Lewin pada tahun1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Eobin Mc Taggart. John Eliot, Dave Ebbutt dan lainnya.
Yang menjadi subyek penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa  atau di sekolah. Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya.

2.      Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini disebabkan adanya permasalahan yang mengganggu dan menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap proses maupun hasil belajar siswa. Dengan adanya permasalahan tersebut tindakan selanjutnya dengan menetapkan pokok permasalahan secara lebih rinci sehingga bila diperlukan dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis atau melakukan kajian pustaka yang berkaitan.
Tujuan Penelitian tindakan Kelas adalah sebagai berikut :
a.         Memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran yabg dilaksanakan guru agar dapat tercapai sesuai dengan keinginan.
b.        Memperbaiki dan meningkatkan kinerja proses pembelajaran.
c.         Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi setiap masalah yang ditemui pada kegiatan belajar.
d.        Meningkatkan kreatifitas guru dalam memecahkan masalah kegiatan belajar dan membuat keputusan yang tepat bagi kemajuan siswa.
e.         Memgeksplorasi dan menciptakan inovasi model pembe;ajaran sesuai materi yang dibutuhkan.
3.      Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Keempat langkah utama dalam PTK yaitu merencanakan, melakukan tindakan perbaikan, mengamati dan merefleksi merupakan satu siklus dalam PTK, siklus selalu berulang. Setelah satu siklus selesai, barangkali guru akan menemukan maslah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti pada siklus pertama. Dengan demikian, berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama guru akan kembali mengikuti langkah perencanaan, Pada tahap    pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, dan refleksi pada siklus kedua. (http://panduanskripsi.com/tag/penelitian-tindakan-kelas-menurut-para-ahli/)
        
B.     Pengertian IPA
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dari perkembangan berdasarkan teori (deduktif). (Soekardjo, 1973:1).
IPA menurut arti yaitu ilmu, pengetahuan dan alam. Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia. Dari dua pengertian tersebut dapat digabungkan yaitu IPA sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini. (Suekarno, 1973:1).

C.     Hasil Belajar.
1.      Pengertian Hasil Belajar.
Pembelajaran yang dilakukan diarahkan kepada tujuan yaitu pencapaian kompetensi siswa atau yang lebih dikenal dengan hasil belajar. Kemp (1994) menyatakan bahwa : Hasil belajar akan terlihat dengan adanya tingkah laku baru pada tingkat kemampuan yaitu dapat dilihat dari dua jenis yaitu behavior dan performance yakni dua istilah yang diamati oleh orang lain.
Sedangkan Djamarah (1990) menyatakan : Hasil belajar adalah hasil penelitian tentang kemampuan setelah melakukan aktivitas belajar atau merupakan akibat dari kegiatan belajar. Penilaian pendidikan tersebut biasanya dilakukan setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir satuan pembelajaran, pertengahan semester atau pada akhir semester. Menurut Gagne (1993) bahwa belajar merupakan kegiatan kompleks menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pengetahuan membentuk informasi yang tersimpan dalam pikiran, sedangkan keterampilan adalah suatu tindakan atau tingkah laku yang mampu diperlihatkan seseorang sebagai tanda bahwa orang tersebut memilikinya. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang dimilki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, kemudian diberikan serangkaian tes yang dinyatakan dalam angka-angka atau skor.
2.      Fakto-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar dan faktor yang mempengaruhinya merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan, untuk mencapai hasil belajar yang baik perlu diperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya, sehingga kegiatan belajar yang dilakukan dapat mencapai hasil yang maksimal. Setiap para ahli mempunyai pendapat tentang beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Slameto(1991:16) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :
a.       Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar (anak didik) yang terdiri dari  faktor jasmani (meliputi kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologi (meliputi intelegensi perhatian, minat, bakat motif kematangan dan kesiapanr), dan faktor kelelahan jasmani (meliputi kepenatan tubuh serta kelelahan rohani seperti stress dan bosan).
b.      Faktor Ekstern
Faktor ekstern yaitu faktor yang ada diluar tubuh individu yang sedang belajar (anak didik) yang terdiri dari faktor keluaga, sekolah, dan masyarakat.

D.    Media Pembelajaran
1.      Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah seperangkat alat yang dibuat, dirancang, dan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran untuk motivasi bagi siswa.
Media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang berarti perantara yang dipakai untuk menunjukkan suatu alat komunikasi. Sumaatmadja (1980:117) mengatakan media pengajaran secara keseluruhan adalah segala benda dan alat yang digunakan untuk membantu pelajaran di kelas, seperti : slide, epidaskup, proyektor, peta, globe, grafik, diagram, potret, gambar, maket, diorama, film, tape recorder, video, radio, dan computer.
2.   Macam-macam Media Pembelajaran.
 Dalam waktu perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah prcetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi mikroprosessor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif (Seels & Richey 1994dalam Arsyad 2002.Verdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dikelompokkan kedalam empat bagian :
1.   Media Visual
Media visual adalah media yang hanya oon).dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan. Jenis-jenis media visual :
1.   Media visual yang diproyeksikan (projected visual)
2.   Media visual tidak diproyeksikan (non projected visual)
a.    Gambar fotografik.
b.   Grafis (grafhic).
c.    Diagram.
d.   Poster.
e.    Kartun (cart)
f.    Media tiga dimensi.
2.   Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa untuk mau mempelajari bahan ajar.
Media audio terdiri atas :
1.      Program kaset suara (audio cassatte).
2.      CD audio.
3.      Program radio.
3.   Media Audiovisual.
Media audiovisual adalah kombinasi antara audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar. Contoh media audiovisual diantaranya :
1.      Program video/televise pendidikan.
2.      ProgramVideo/televisi instruksional.
3.      Program slide suara (sound slide).
4. Media Berbasis Komputer.
         Media berbasis computer adalah merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sember yang berbasis mikroprosesor. Perbedaan antara media lainnya adalah karena informasi/materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Berbagai jenis media berbasis computer dikenal sebagai Computer Assisted Intruction (pengajaran berbantuan computer). Aplikasi tersebut meliputi drills dan practice (latihan untuk membantu siswa untuk menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya), tutorial (penyajian materi pelajaran secara bertahap), permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari).
3        .Peranan dan  manfaat media dalam pembelajaran.
Peranan media dalam proses pembelajaran agar tidak tercptanya suasana yang membosankan dan untuk memotivasi siswa untuk memahami materi pengajaran secara opitmal. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah penggunaan media, karena minat siswa akan timbul terangsang, tertarik, dan akan berpikir positif terhadap pembelajaran. Selain itu media juga dapat berupa benda konkrit yang dapat dimanipulasi yaitu diraba, dipegang, dipindahkan, dan diutak-atik sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran.

    Menurut Sudjana (1989) manfaat media adalah :
1.      Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan               motivasi belajar siswa.
2.      Bahan pelajaran akan lebih jelas dalam menngkatkan siswa untuk menguasai tujuan pembelajaran.
3.      Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apabila guru mengajar setiap jam pelajaran.
4.      Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya  mendengar keterangan dari guru, siswa juga melakukan aktivitas seperti menjawab, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

E.     Metode Pembelajaran.
Dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, guru tidak terlepas dari metode yang akan digunakan. Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan (Depdikbud, 1984 :180) Ali P (1984:71), juga mengatakan bahwa metode adalah cara yang sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan, sedangkan pengajaran adalah perihal mengajar atau segala sesuatu yang mengenai mengajar.
Menurut Samana : “bahwa metode adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan berdasarkan pertimbangan rasional tertentu , masing-masing bercorak khas dan semuanya berguna untuk mencapai tujuan” (Samana 1992:123) secara umum (Depdikbud,1986:7) membagi jenis-jenis metode mengajar atas beberapa jenis yaitu :
1.      Metode Ceramah
Yang mana guru harus aktif dalam menerapkan bahan pelajaran, siswa mendengarkan dan mencatat penjelasa-penjelasan yang diberikan gurunya.
2.      Metode Diskusi
Siswa aktif berbicara menggunakan pendapatnya tentang suatu topic yang sedang dibicarakan dengan catatan ada yang memimpin jalannya diskusi tersebut.
3.      Metode Demonstrasi
Guru memperlihatkan suatu proses atau gejala dengan siswa-siswa tidak aktif melakukan sendiri, tetapi melihat apa yang dilakukan guru.
4.      Metode Eksprimen
Siswa melakukan sendiri percobaan-percobaan dengan petunjuk-petunjuk dari pihak guru, seperti halnya dalam demonstrasi, eksprimen ini memungkinkan siswa menggunakan alat-alat yang lebih baik.
5.      Metode Pemberian Tugas Mandiri dan kelompok
Siswa diberikan tugas tertentu oleh guru, baik secara perorangan maupun berkelompok. Pemberian pekerjaan rumah (PR) kepada siswa dapat digolongkan metode pemberian tugas mandiri.
6.      Metode Karya Wisata
Siswa dibawa ke suatu objek tertentu diluar kelas agar anak-anak dapat melihat dan mengerti langsung objek tersebut. (Surakhmad. 1982 :96).
Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
A.    Subjek, Tempat, dan Waktu serta Pihak yang Membantu Penelitian
Proses perbaikan pembelajaran mata pelajaran IPA ini penulis laksanakan di kelas IV SDN 010 Tanah Merah  Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir, yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dari jumlah 30 orang terdapat 17 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan dengan tingkatan usia rata-rata diantara 9 tahun sampai dengan 10 tahun, dengan tingkat kecerdasan yang  berbeda-beda. Hal ini dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua dan latar belakang ekonomi yang hampir sama.
Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 di SDN 010 Tanah Merah Kecanmatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir pada mata pelajaran IPA dengan materi ajar Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan.
Waktu pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini mulai dlaksanakan  pada tanggal 27 September 2013 yang terdiri  dari 2  siklus  yaitu siklus 1 pada tanggal 04 Oktober 2013 dan siklus 2 tanggal 11 Oktober 2013. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan  kedua. Pertemuan pertama pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 04 Oktober dan pertemuan kedua pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 05 Oktober 2013, sedangkan pertemuan pertama pada siklus 2 dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 11 Oktober 2013 dan pertemuan kedua pada siklus 2 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 Oktober 2013.
Pihak yang membantu dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah Dosen PKP, Suvervisor 1 dan 2, Kepala SDN 010 Tanah Merah, dan rekan-rekan majlis guru yang ada di SDN 010 Tanah Merah.

B.     Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan deskriptif kualitatif, Menurut Ebbutt dalam Wiriaatmadja (2008 :12) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindaka-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan hasil refleksi, mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut. Sedangkan Elliot (1991) melihat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi social tersebut.
Menurut Kemmis dan Mc dalam Arikunto (2006 : 97) mengatakan bahwa ada empat langkah dan pengulangannya dalam PTK, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Melanisme PTK melalui empat tahap, yaitu (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap observasi dan (4) tahap refleksi. Perbaikan pembelajaran dilaksanakan 2 siklus dengan 2 kali pertemuan setiap siklus.

SIKLUS I
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan 2 kali pertemuan, setiap pertemuan melalui empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan (observasi) dan tahap refleksi.
1.      Tahap Perencanaan  Perbaikan
Rencana program perbaikan pembelajaran untuk mata pelajaran IPA yang akan diperbaiki diawali dengan menganalisis kemampuan siswa berdasarkan nilai  latihan pada mata pelajaran IPA yaitu materi Struktur dan fungsi bagian tumbuhan.
Dilanjutkan dengan menganalisis jenis kelamin siswa, guru membentuk kelompok belajar yang nantinya terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan pendistribusian yang seimbang. Pembentukan kelompok belajar juga dianalisis berdasarkan suku, agama, dan tempat tinggal siswa agar terdapat pendistribusian yang merata pada setiap kelompok belajar siswa.
Setelah itu dilakukan analisis materi tentang Struktur dan fungsi bagian tumbuhan, selanjutnya dilakukan analisis metode pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dengan tujuan penerapannya dikelas akan lebih optimal. Analisis terhadap metode pembelajaran juga dilakukan agar tujuan pembelajaran yang tergambar pada indikator pencapaian dapat terwujud.
Kemudian dibuatlah perangkat pembelajaran yang terdiri atas :
1.      Siklus pembelajaran
2.      Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
3.      Evaluasi untuk penilaian berupa soal-soal latihan yang selanjutnya dijadikan laporan penelitian ini.
2.      Tahap Pelaksanaan Perbaikan
Proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan dilaksanakan pada 1 siklus yaitu pada mata pelajaran IPA materi Struktur dan fungsi bagian tumbuhan  melalui 4 tahapan :
1.      Tahap persiapan
2.      Tahap pelaksanaan
3.      Tahap observasi
Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam perbaikan pembelajaran IPA pada :
1.      Tahap persiapan
Tindakan awal yang dipersiapkan menjelang pelaksanaan perbaikan  pembelajaran antara lain :
1.      Menyusun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran kelas IV SDN 010 Tanah Merah.
2.      Menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan perbaikan, langkah-langkan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sarana dan sumber belajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar penilaian dan lembar pengamatan dari supervisor 2.
3.      Guru mengadakan Tanya jawab.
4.      Membuat kesimpulan.
5.      Siswa mengerjakan tes secara tertulis.
2.      Tahap Pelaksanaan
1.      Kegiatan Awal (10 menit)
a.       Mengkondisikan kelas
-       Guru bersama siswa berdoa sebelum memulai proses pembelajaran
-       Guru mengabsen kehadiran siswa
-       Guru memotivasi siswa untuk belajar Siswa
b.      Apersepsi
-   Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa apakah akar itu mempunyai macam-macam jenis?
      c.   Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2.    Kegiatan Inti (50 menit)
a.       Guru menjelaskan bagian-bagian akar tumbuhan
b.      Melalui tanya jawab guru meminta siswa untuk menyebutkan kegunaan akar tumbuhan
c.       Guru menjelaskan jenis-jenis akar pada tumbuhan
d.      Siswa ditugaskan mencatat materi yang ada dipapan tulis
e.       Siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahami
f.       Guru mendistribusikan lembar latihan kepada siswa
g.      Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang ada dilembar kerja siswa
h.      Guru memeriksa hasil latihan siswa dengan teliti
i.        Guru memberikan rewards atas keberhasilan siswa
j.        Menjelang akhir pembelajaran guru merefleksi atas materi yang telah diajarkan kepada siswa

3.      Kegiatan Akhir (10 menit)
a.       Guru bersama-sama siswa membuat rangkuman materi tentang akar pada tumbuhan
b.      Guru memberikan penilaian terhadap latihan yang telah dikerjakan siswa

3. Tahap Observasi
Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2 yaitu ibu Sarni, S.Pd.SD, dan langsung dilaksanakan ketika maelaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 1 mata pelajaran IPA pada materi Struktur dan fungsi bagian tumbuhan dengan cara menilai perilaku yang diobservasi dan perilaku siswa serta mengidentifikasi kemungkinan kemunculan masalah yang ada untuk dijadikandata sebagai bahan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.
4.   Tahap Refleksi
Dari pengalaman dan hasil pengamatan dalam pelaksanaan prbaikan pembelajaran siklus 1 mata pelajaran IPA pada materi Struktur dan fungsi bagian tumbuhan bahwa faktor guru adalah yang utama dalam pencapaian hasil belajar, guru juga harus dapat menggunakan bermacam-macam cara serta memanfaatkan media pembelajaran dalam proses belajar, agar pencapaian  terhadap hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapka guru.

SIKLUS II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 dilakukan 2 kali pertemuan, setiap pertemuan melalui empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan (observasi) dan tahap refleksi.
1.      Tahap persiapan
Tindakan awal yang dipersiapkan menjelang pelaksanaan perbaikan pembelajaran sama seperti pada siklu 1 yaitu :
1.      Menyusun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran kelas IV SDN 010Tanah Merah.
2.      Menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan perbaikan, langkah-langkan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sarana dan sumber belajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar penilaian dan lembar pengamatan dari supervisor 2.
3.      Guru mengadakan Tanya jawab.
4.      Membuat kesimpulan.
5.      Siswa mengerjakan tes secara tertulis.
2.      Tahap Pelaksanaan
1.      Kegiatan Awal (10 menit).
a.       Mengkondisikan kelas.
-       Guru bersama siswa berdoa sebelum memulai proses pembelajaran.
-       Guru mengabsen kehadiran siswa.
-       Guru memotivasi siswa untuk belajar.
b.      Apersepsi
-   Guru menanyakan kepada siswa bagaimana bentuk daun itu ?
      c.   Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2.   Kegiatan Inti (50 menit)
a.  Guru menjelaskan bentuk daun dipengaruhi oleh susunan tulang     daun
b. Melalui tanya jawab guru meminta siswa untuk menyebutkan kegunaan daun    bagi tumbuhan
c.       Siswa ditugaskan untuk mencatat materi yang ada di papan tulis
d.      Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang            materi yang belum dipahami
e.     Guru mendistribusikan lembar latihan kepada siswa
f.     Siswa mengerjakan soal-soal latihan yang ada dilembar kerja siswa
g.    Guru memeriksa hasil latihan dengan teliti
h.    Guru memberikan rewards atas keberhasilan siswa
i. Menjelang akhir pembelajaran guru merefleksi atas materi yang telah diajarkan 
3.      Kegiatan Akhir (10 menit)
1.   Guru bersama-sama siswa membuat rangkuman materi tentang daun pada tumbuhan
2.   Guru memberikan penilaian terhadap latihan yang telah dikerjakan siswa

3.      Tahap Observasi
Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2 yaitu ibu Sarni, S.Pd.SD. dan langsung dilaksanakan ketika maelaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 2 mata pelajaran IPA pada materi Struktur dan fungsi bagian tumbuhan dengan cara menilai perilaku yang diobservasi dan perilaku siswa serta mengidentifikasi kemungkinan kemunculan masalah yang ada untuk dijadikandata sebagai bahan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.
4.      Tahap Refleksi
Dari pengalaman dan hasil pengamatan dalam pelaksanaan prbaikan pembelajaran siklus 2 mata pelajaran IPA pada materi Struktur dan fungsi bagian tumbuhan bahwa faktor guru adalah yang utama dalam pencapaian hasil belajar, guru juga harus dapat menggunakan bermacam-macam cara serta memanfaatkan media pembelajaran dalam proses belajar, agar pencapaian  terhadap hasil belajar siswa dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapka guru.

C.     Teknik Analisis Data
Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan teknik analisis data deskriptif-kualitatif, menurut Ebbutt dalam Wiriaatmadja (2008:12) yaitu jenis penelitian yang menggabungkan antara penelitian kuantitatif dengan dengan penelitian kualitatif. Tujuan menggunakan metode gabungan ini adalah untu memberikan kejelasan makna dari hasil penelitian. Analisis kuantitatif barang kali kurang memberikan kejelasan makna, sedangkan penelitian kuantitatif untuk kasus penelitian ini kurang mampu memberikan data berupa angka-angka,
1.      Teknik Pengumpulan Data
a.       Teknik Observasi
Penulis mengamati sendiri keadaan kelas saat proses pembelajaran berlansung mulai dari awal sampai akhir pembelajaran di kelas IV SDN 010 Tanah Merah khusus pada saat pelajaran IPA.
b.   Teknik Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu dilihat dari hasil belajar siswa dan nilai latihan siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV semester 1 SDN 010 Tanah Merah pada materi Struktur dan fungsi bagian tumbuhan.

2.      Instrument
Alat atau instrument yang digunakan untuk memperoleh data pada siklus 1 dan siklus 2  mencakup :
1.      Format pengamatan/penilaian terhadap perilaku belajar siswa
2.      Format pengamatan/penilaian terhadap perilaku belajar siswa
3.      Format pengamatan supervisor 2
3.      Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2 yaitu ibu Sarni, S.Pd.SD. dan langsung dilaksanakan ketika melaksanakan prbaikan pembelajaran siklus1mata pelajaran IPA pada materi  Struktur dan fungsi bagian tumbuhan  yaitu :
 a.      Perilaku belajar siswa selama proses pelaksanaan perbaikan      pembelajaran
b.      Penerapan tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan guru dan diamati langsung oleh supervisor 2
4.      Instrument
Alat atau instrument yang digunakan untuk memperoleh data pada siklus 1 dan siklus 2  mencakup :
1.      Format pengamatan/penilaian terhadap perilaku belajar siswa
2.      Format pengamatan/penilaian terhadap perilaku belajar siswa
3.      Format pengamatan supervisor 2

Hasil dan Pembahasan
A.    Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran pada materi pokok struktur dan fungsi bagian tumbuhan kelas IV  SDN 010 Tanah Merah.
Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini terdiri dari empat kali pertemuan  dan dua kali  evaluasi. Pelaksanaan evaluasi I adalah setelah pertemuan pertama sampai pertemuan kedua,sedangkan pelaksanaan evaluasi II setelah pertemuan ketiga sampai pertemuan ke keempat. Nilai evaluasi I dihitung sebagai nilai hasil belajar pada siklus pertama dan dijadikan nilai dasar untuk siklus kedua. Nilai evaluasi II dihitung sebagai nilai hasil belajar pada siklus kedua. Proses pelaksanaan tindakan dalam peneltian ini melalui beberapa tahap yaitu:
1.      Deskripsi Prasiklus
Prasiklus dilaksanakan di kelas IV yaitu pada hari jum’at tanggal 28 September 2013 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, siswa laki-laki 13 orang dan siswa perempuan 17 orang dengan ketuntasa KKM kelas 65.
a.       Pengamatam
Pengamatan dilakukan dengan intensif dan berkelanjutan, data yang dikumpulkan adalah penilaian hasil pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas guru selama pembelajaran. Hasil pengamatan tentang siswa antara lain dalam proses pembelajaran masih ada siswa yang belum paham terhadap materi yang disajikan oleh guru, masih ditemukan siswa yang bermain saat proses pembelajaran berlangsung, dan guru hanya membimbing siswa yang mau bertanya saja.
b.      Refleksi
Berdasarkan kelemahan yang ditemui pada pembelajaran Prasiklus, maka hal-hal diatas pada pembelajaran siklus I akan menjadi perhatian untuk diperbaiki. Rencana yang akan dilakukan untuk memperbaiki tindakan adalah: (1) dalam proses pembelajaran guru akan menggunakan model pembelajaran interaktif, (2) Guru mengatur waktu seefisien mungkin agar perencanaan sesuai dengan waktu yang dialokasikan, (3) Guru akan melibatkan siswa secara merata, (4) Dalam menyampaikan materi pelajaran guru akan menggunakan media pembelajaran.
2.      Deskripsi Siklus I
Siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama pada hari Jum’at tanggal 04 Oktober 2013 dan pertemuan kedua pada hari Sabtu tanggal 05 Oktober 2013  dan dilakukan satu kali evaluasi pada pertemuan kedua.
a.       Pertemuan Pertama (Jum’at, 04 Oktober 2013)
Berdasarkan hasil belajar siswa pada pertemuan pertama peneliti  menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada pertemuan pertama belum sesuai dengan apa yang diharapan oleh guru, karena pada saat proses belajar berlangsung masih banyak siswa yang belum mengerti karena kurang memperhatikan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran.
b.      Pertemuan Kedua (Sabtu, 03 Oktober 2013)
Berdasrkan hasil belajar siswa pada pertemuan kedua peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas guru dan siswa sudah ada peningkatan. Pada pertemuan kedua ini siswa sudah mulai terlihat ada perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh guru, walaupun masih ada dijumpai beberapa siswa yang kurang peduli terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
c.       Pelaksanaan Evaluasi  I ( Kamis, 03 Oktober 2013)
Pada pertemuan kedua ini guru memberikan evaluasi I dengan materi bagian batang pada tumbuhan. Tes dilakukan 30 menit dengan soal sebanyak 5 soal. Dalam pelaksanaan evaluasi I, ada siswa yang berusaha melihat hasil temannya, dan ada siswa yang berani membuka buku. Untuk menanggulangi hal tersebut guru memberikan tindakan, dengan memindahkan tempat duduk siswa tersebut kedepan. Lima menit sebelum waktu berakhir, semua lembar jawaban dikumpulkan.
d.      PengamatanSiklus 1
Pengamatan dilakukan dengan intensif dan berkelanjutan data yang dikumpulkan meliputi penilaian pelaksanaan hasil pembelajaran dan aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan tentang siswa antara lain adanya beberapa siswa mulai aktif bertanya tentang materi pembelajaran, siswa lebih memperhatikan dalam proses oembelajaran berlangsung, namum dalam siklus 1 masih ada beberapa siswa yang pasif ketika proses pembelajaran berlangsung.
e.       Refleksi Siklus 1
Berdasarkan  uraian proses pembelajaran dalam siklus pertama dan hasil pengamatan maka diperoleh kekurangan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti adalah: (1) Dalam proses pembelajaran masih ada siswa yang belum paham terhadap materi yang disajikan oleh guru; (2) masih ditemukan siswa yang bermain saat proses pembelajaran berlangsung; (3) guru hanya membimbing siswa yang mau bertanya saja.
Berdasarkan kelemahan yang ditemui pada pembelajaran siklus pertama maka hal-hal di atas pada pembelajaran siklus ke dua akan menjadi perhatian untuk diperbaiki. Rencana yang akan dilakukan untuk memperbaiki tindakan adalah: (1) Guru akan lebih tegas dalam setiap kegiatan yang dilakukan siswa, (2) Guru mengatur waktu seefisien mungkin agar perencanaan sesuai dengan waktu yang dialokasikan, (3) Guru berusaha memberikan bimbingan kepada siswa secara merata.
3.      Deskripsi Siklus 2
Pada siklus 2 dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yaitu pertemuan ketiga dan pertemuan keempat dengan satu kali evaluasi 2. Guru menggunakan waktu seefisien mungkin,menyampaikan informasi dengan baik, memonitoring siswa semaksimal mungkin,dan memberikan bimbingan yang merata dan setegas mungkin dalam kelas.
a.       Pertemuan ketiga (Jum’at, 11 Oktober 2013)
Berdasarkan hasil belajar siswa pada pertemuan ketiga, peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran secara umum lebih baik dari pada pertemuan kedua.Pelaksanaan sudah sesuai degan perencanaan. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sudah cukup baik, hanya ada beberapa siswa yang belum menguasai pelajaran.                                            
b.      Pertemuan Keempat (Sabtu, 12 Oktober 2013)
Berdasarkan hasil belajar siswa pada pertemuan keempat peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada pertemuan keempat sudah sesuai dengan apa yang diharapan oleh guru, aktivitas guru dan siswa sudah terlaksana sesuai rencana, karena pada saat proses belajar berlangsung sudah banyak siswa yang mengerti terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
c.       Pelaksanaan Evaluasi 2 ( Sabtu, 12 Oktober 2013)
Pada pertemuan ini dilakukan evaluasi 2 yang diikuti 30 siswa dengan memberikan tes hasil belajar pada materi fungsi bunga, buah, dan biji pada tumbuhan. Dalam pelaksanaan evaluasi 2, semua siswa bekerja dengan tertib, tidak ada lagi yang berusaha melihat hasil teman dan membuka buku IPA. Untuk menghindari siswa yang melihat kerja teman, maka guru dalam pengawasan lebih ketat. Lima menit sebelum waktu berakhir, semua lembar jawaban dikumpulkan. Kemudian siswa yang nilainya masih dibawah KKM disepakati untuk diadakan remedial.
d.      Pengamatan Siklus 2
Pengamatan dilakukan dengan intensif dan berkelanjutan data yang dikumpulkan meliputi penilaian pelaksanaan hasil pembelajaran dan aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan tentang siswa antara lain hamper seluruh siswa mulai aktif bertanya tentang materi pembelajaran, semua siswa lebih memperhatikan dalam proses pembelajaran berlangsung.
e.       Refleksi Siklus 2
Dalam proses pembelajaran pada siklus kedua pembelajaran berlangsung lebih baik dari siklus pertama, Siswa sudah mengerti dan sudah terbiasa dengan langkah pembelajaran, sehingga tidak terlalu banyak kesalahan yang dilakukan.Pada akhir kegiatan guru memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa . Jadi pada siklus kedua ini pelaksanaan pembelajaran sudah baik dan sesuai dengan perencanaan.        

Tabel 4.1
    Data Nilai Hasil Belajar Prasiklus
No
Rentang Nilai
Kategori
Nilai Prasiklus
Persentase
Keterangan
1
< 65
Kurang
16
53,33%
Nilai KKM
2
65-79
Cukup
4
13,33%
Siswa 65
3
80-94
Baik Sekali
6
20%

4
95-109
Istimewa
4
13,33%

                Jumlah Siswa
30
100%



Berdasarkan data di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar pada prasiklus sebanyak 46,66% dengan jumlah 14 orang siswa, sedangkan ketidaktuntasan belajar siswa pada data prasiklus 53,33% dengan jumlah siswa sebanyak 16 orang.

                                                              Tabel 4.2
         Data Nilai Hasil Belajar Siklus 1
No
Rentang Nilai
Kategori
Nilai Siklus 1
Persentase
Keterangan
1
< 65
Kurang
4
13,33%
Nilai KKM
2
65-79
Cukup
13
43,33%
Siswa 65
3
80-94
Baik Sekali
7
23,33%

4
95-109
Istimewa
6
20%

                Jumlah Siswa
30
100%


Berdasarkan data di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar pada Siklus 1 sebanyak 88,66% dengan jumlah 26 orang siswa, sedangkan ketidaktuntasan belajar siswa pada data Siklus 1 adalah 13,33% dengan jumlah siswa sebanyak 4 orang.
       Tabel 4.3
 Data Nilai Hasil Belajar Siklus 2

No
Rentang Nilai
Kategori
Nilai Siklus 2
Persentase
Keterangan
1
< 65
Kurang
_
_
Nilai KKM
2
65-79
Cukup
_
_
Siswa 65
3
80-94
Baik Sekali
18
60%

4
95-109
Istimewa
12
40%

                Jumlah Siswa
30
100%


B.     Pembahasan dari Setiap Siklus
1.      Analisis Hasil Pengamatan
Pengamatan Pertama (siklus I):  Aktivitas guru sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran,aktivitas siswa masih kurang aktif dan suasana kelas ribut dalam proses belajar berlangsung  karena belum terbiasa mengerjakan LKS dan belum mememahami langkah-langkah pembelajaran dan masih ada siswa yang hanya melihat teman bekerja.
Pengamat Kedua (siklus I): Aktivitas guru sudah sesuai dengan rencana peleksanaan pembelajaran,aktivitas siswa masih kurang aktif dan lebih banyak bermain, siswa masih belum memahami langkah-langkah pembelajaran.
Pengamatan Ketiga (siklus II): Aktivitas guru sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran,aktivitas siswa sudah mulai banyak yang aktif, walaupun ada beberapa orang siswa yang masih belum aktif.
Pengamatan Keempat (siklus II): berjalan dengan baik karena aktivitas guru sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran,dan siswa sudah mulai aktif bekerja,namun masih ada juga beberapa siswa yang hanya diam dan mencatat LKS temannya saja.
Dari pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara umum aktivitas guru dan siswa telah sesuai dengan apa yang direncanakan pada rencana pelaksanaan pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa.
2.      Analisis Data Hasil Belajar
1.      Ketercapaian KKM Indikator
Berdasarkan evaluasi I dan evaluasi II yang diperoleh siswa sesudah tindakan, maka jumlah siswa yang mencapai KKM indikator dapat dinyatakan dengan tabel berikut ini.
  
                                               Tabel 4.4
           Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Tiap Indikator Pada Evaluasi I
NO
Indikator
Jumlah Siswa Mencapai KKM
Persentase
1.
Mengidentifikasi bagian akar tumbuhan
16
80  %
2.
Mengidentifikasi jenis-jenis batang pada tumbuhan
17
85  %

Berdasarkan tabel 4.4 di atas ketercapaian indikator evaluasi I pada indikator 1 terdapat 16 siswa yang sudah mencapai KKM. Untuk indikator 2 meningkat menjadi 17 siswa yang mencapai KKM dari jumlah total 30 siswa dikelas IV SDN 010  Tanah Merah. Hal ini disebabkan  karena pada  indikator 1 siswa belum paham tentang materi yang diajarkan karena siswa kurang memperhatikan pada saat guru menerangngkan materi.
          






     
                                                            Tabel 4.5
            .Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Tiap IndiKator Pada Evaluasi II
No
Indikator
Jumlah Siswa Mencapai KKM
Persentase
  1.
Mendiskripsikan bentuk daun dipengaruhi oleh susunan tulang daun
23
77 %
2.
Mengidentifikasi bagian bunga, buah, dan biji
 24
80%
 Pada evaluasi II sama halnya seperti evaluasi I , tidak semua siswa mencapai indikator pencapaian yang telah ditentukan namun menunjukkan adanya peningkatan dalam pencapaiaan KKM. Seperti yang terlihat pada tabel 4 diatas, yaitu indikator 1 siswa yang sudah mencapai KKM berjumlah 16 siswa. Untuk indicator 2 meningkat menjadi 19 siswa yang mencapai KKM dari jumlah total siswa 30 orang.
Dari data hasil belajar siswa pada tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang belum mencapai KKM pada prasiklus 16 orang turun menjadi 4  orang pada evaluasi I dan tidak ada siswa yang tidak tuntas pada evaluasi II. Sebaliknya jumlah siswa yang mencapai KKM naik dari skor dasar ke evaluasi I dan evaluasi II yaitu,  pada skor dasar yaitu 14 orang siswa menjadi 26 pada evaluasi I, dan meningkat 30 orang pada evaluasi II. Hal ini berarti nilai siswa mengalami peningkatan dari skor dasar ke evaluasi I dan evaluasi II. Jadi dalam pembelajaran dengan metode demonstrasi melalui alat peraga realita, aktivitas siswa mendominasi proses pembelajaran, atau dengan kata lain pembelajaran berpusat pada siswa. Hal ini selaras dengan saran Nasution (1995) bahwa pengajaran modern hendaknya mengutamakan aktivitas siswa. Demikian pula teori belajar Bruner, yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah, dan guru berfungsi sebagai motivator bagi siswa dalam mendapatkan pengalaman yang memungkinkan siswa menemukan dan memecahkan masalah sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.  
Dengan memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan yang intensif kepada siswa, terutama saat siswa mengalami kesulitan, maka ketuntasan belajar IPA siswa secara klasikal meningkat dari 55%  pada siklus I menjadi 81,66% pada siklus 2 meningkat menjadi 88,85% .                             
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang diajukan dapat diterima kebenarannya.dengan kata lain penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 010 Tanah Merah khususnya pada materi pokok struktur dan fungsi bagian tumbuha.
Simpulan dan Saran Tindak Lanjut
A.    Simpulan
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini sebagai sampelnya adalah siswa kelas IV SDN  010 Tanah Merah, dapat ditarik kesimpulan yaitu :
a.       Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar IPA dapat meningkatkan  hasil belajar siswa SDN 010 Tanah Merah.
b.      Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran  telah memotivasi siswa dan meningkatkan aktivitas professional guru dalam pembelajaran IPA.
c.       Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran akan lebih memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

B.     Saran Tindak Lanjut
Melalui tulisan ini penulis mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA :
a.       Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.
b.      Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran dapat menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk proses pembelajaran di sekolah.
c.       Bagi guru IPA di lapangan diharapkan terus berusaha menggembangakan profesionalisme melalui perbaikan metode pembelajaran, media pembelajaran, maupun evaluasi yang sesuai dengan materi pembelajaran.
d.      Kepala Sekolah di harapkan dapat memberi motivasi dan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para guru untuk mengembangkan potensinya.
e.       Untuk peneliti selanjutnya hendaklah dapat mengkaji atau menelaah masalah mengenai pembelajaran dengan menerapakan metode pembelajaran, media pembelajaran dalam pembelajaran IPA.

Daftar Pustaka
Depdikbud (1994), Memajukan Pelaksanaan Proses Belajar, Jakarta.
Djamarah dan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta PT.       Rineka Cipta.
Haryanto, 2007, Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Penerbit Erlangga.
kunto, S (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Direktorat Pendidikan dasar dan Menengah, 1999/2000
Sudjana, 1989, Srategi Belajar Mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka.
Sudjana Nana, 2008, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Sumaatmadja, Warsid, 1980. Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Tlmu pengetahuan Alam : Bandung. Rosdakarya.
Tim FKIP PDGK 4501, 2007, Pemantapan Kemampuan Profesional : Jakarta. Universitas terbuka.
Wardhani IGAK dan Wihardit Kuwaya, 2008, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

Winata Putra. Udin, dkk, 2007, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Universitas Terbuka.
 
Themes by karil