PENERAPAN METODE LATIHAN SIAP UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 001 TANAH MERAH KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

 BY: ANDI ERNI


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Guru adalah salah satu faktor yang sangat menentukan  keberhasilan siswanya di dalam pendidikan, oleh karena itu di dalam proses belajar mengajar, guru tidak hanya mampu menyampaikan materi pelajaran dan menguasai bahan pelajaran tetapi juga harus dapat  membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu memberikan bimbingan dan dorongan agar siswa lebih semangat dalam belajar, guru juga harus mampu mengorganisasikan kegiatan belajar sebaik mungkin  dan menjadi media informasi yang sangat dibutuhkan oleh siswanya dibidang pengetahuan, keterampilan, prilaku atau sikap.
            Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar  siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.  Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai  teknik-teknik penyajian atau  biasa disebut metode mengajar. Kemampuan yang diharapkan  dapat dimiliki anak didik akan ditentukan oleh kerelevansian menggunakan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Oleh karena itu tujuan pembelajaran akan dicapai dengan menggunakan metode yang tepat dalam suatu pembelajaran.
            Pada pelajaran matematika ini diharapkan agar tercipta partisipasi aktif  para siswa sehingga potensi yang diharapkan pada siswa dapat timbul dan berkembang sesuai yang diharapkan karena ilmu matematika juga  salah satu ilmu teknologi yang  mampu mengajak  berfikir sistematis, logis dan kritis, oleh sebab itu sangat perlu diperkenalkan  kepada peserta didik sejak dini dimulai dari pendidikan dasar. Dari tujuan pembelajaran di atas, peneliti mengungkapkan  bahwa pembelajaran matematika membentuk pola kemampuan berfikir kreatif dan logis, namun kurang minat siswa untuk belajar matematika akibatnya pembelajaran yang diberikan oleh guru tidak menarik minat siswa  sehingga matematika menjadi pelajaran yang sangat membosankan dan menakutkan bagi siswa. Hal ini dialami penulis sebagai guru kelas V SDN 001 Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah yaitu dalam proses belajar matematika, sebagian besar para siswa  tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan hasil belajar yang mereka peroleh  di bawah KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah  yaitu 65. Persentase ketuntasan  belajar hanya  mencapai 25 % dari jumlah keseluruhan  siswa yaitu 20 orang, hal tersebut membuat penulis termotivasi melakukan penelitian tindakan kelas untuk mengetahui penyebab permasalahan tersebut.
            Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan  untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa  dalam pelajaran matematika yaitu dengan menggunakan metode latihan siap. Menurut Badudu-Zain  dalam Werkanis dan Hamadi (2005:69) mengatakan bahwa metode latihan siap adalah cara mengajar dengan mempraktekkan berulang-ulang  agar lebih mahir dan terampil untuk melakukannya. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan  metode latihan siap dalam proses belajar mengajar  ini adalah untuk mendidik, mengajar dan melatih  peserta didik agar memiliki sikap, prilaku, pengetahuan, keterampilan serta kemampuan yang bisa digunakan dlam situasi dan kondisi objektif saat ini.
            Selanjutnya E.I. Sasmita dalam Werkanis dan Hamadi (2005:70) mengatakan bahwa metode latihan siap ini siap untuk merangsang anak agar selalu siap, cakap dan mahir  serta terampil untuk melakukan suatu pekerjaan, kegiatan atau kemampuan lainnya.Kelebihan  metode latihan siap adalah:
1.      Peserta didik mengenal bagaimana cara mempelajari sesuatu  secara mandiri dan berguna  untuk belajar. Sebagaimana cara mempelajari suatu mata pelajaran yang selanjutnya jika telah tamat belajar atau selesai sekolah secara formal dapat belajar mandiri terus atau mempelajari  hal-hal yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.
2.      Menanamkan kesadaran akan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
3.      Mengembangkan strategi kognitif para peserts didik, yaitu dengan masalah yang dilakukannya, berbagai hal akan dialami, kesulitan mengatur waktu, memahami tugas yang akan diberikan dan bagaimana menyiapkannya jika akan diperiksa sewaktu-waktu harus selalu siap.
4.      Peserta didik atau pelajar mendapat pengalaman langsung.
5.      Menimbulkan minat baca, sebab dengan mempersiapkan latihan untuk siap sewaktu-waktu  akan ditanya atau dilaksanakan perlu dipelajari terus menerus  dilatih berulang-ulang.
6.      Membiasakan belajar mandiri secara aktif dan penuh inisiatif.
7.      Berguna untuk dapat mengetahui aktivitas belajar yang dilakukan pelajar, berkembang dengan penguasaan siap.
8.      Dengan tahu data, hafal urutan dan suatu pengertian dapat dijadikan bahan untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran kelas selanjutnya/yang lainnya.
9.      Peserta didik bersemangat belajar sebab kegiatan belajar atau latihan siap dikerjakan dapat bervarisi sehingga tidak membosankan.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menerapkan metode latihan siap ini untuk meningkatkan  keaktifan siswa  dikelas V SDN 001 Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah dengan mengadakan penelitian dengan judul “ Penerapan metode Latihan Siap Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas V SDN 001 Tanah Merah”.
     1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan  pembelajaran yang dilakukan di kelas pada siswa kelas V 001 Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah, penulis melihat siswa tidak begitu aktif dalm mengikutin pelajaran matematika, sehingga hasil belajar siswa tidak memuaskan, kondisi ini terlihat dari data sebagai berikut:
1.      Hanya 25%  siswa yang mendapatkan nilai baik dengan kategori tuntas.
2.      Siswa tidak aktif dalam mengikuti pelajaran dan tidak dapat mengembangkan bakat.
3.      Guru lebih banyak memberi atau berceramah dan siswa hanya menerima atau mendengarkan saja.
4.      Guru kurang memaksimalkan alat peraga.
5.      Guru kurang adil dalam memberikan perhatian kepada siswa.
6.      Siswa tidak berani untuk berpendapat.

Dari berbagai masalah yang muncul di atas, maka penulis mempunyai alasan  untuk mengadakan perbaikan pada mata pelajaran matematika kelas V SDN 001 Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah yaitu agar peserta didik memiliki kompetensi untuk  berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta mampu bekerja sama.
       2. Analisis Masalah
                        Dari gejala-gejala yang terjadi di atas maka penulis menyimpulkan bahwa  keaktifan belajar siswa pada pelajaran matematika  kelas V SDN 001 Tanah Merah Kecamatan Tanah Meah. Tahun ajaran 2013/2014 ini harus diaktifkan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan  dengan melakukan analisis permasalahan sebagai berikut:
1.      Metode pembelajaran kurang menarik minat siswa sehingga siswa kurang tertarik dalam prose pembelajaran.
2.      Guru kurang optimal menggunakan alat peraga.
3.      Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa  untuk menyelesaikan tugas di depan kelas.
4.      Kesempatan belajar siswa di rumah kurang karena siswa selalu mempergunakan waktunya untuk bermain.
       3.  Alternatif dan prioritas pemecahan masalah.
                        Untuk mencoba memecahkan permasalahan dalam proses pembelajaran,  dalam pelajaran matematika, penulis mencari alternatif  yang dapat digunakan dalam memberi kemudahan bagi siswa yang menerima dan mencerna materi pelajaran, peneliti  memilih metode latihan siap untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pelajaran matematika materi operasi penjumlahan pecahan  dengan diawali tingkat yang lebih mudah pada pelajaran matematika guna untuk mencapai tujuan tertentu. Maka dalam perbaikan pembelajaran tersebut penulis  dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan  Profesional (PKP), penulis mengambil judul “ Penerapan Metode Latihan  Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas V SDN 001 Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah”.
B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan  permasalahan dalam penelitian perbaikan agar terfokus dan tetap beada pada titik permasalahan yakni: “ Apakah dengan menggunakan metode latihan siap dapat meningkatkakan keaktifan belajar siswa  sehingga mencapai hasil belajar yang diinginkan?” pada siswa  kelas V SDN 001 Tanah Meah.
1.      Metode latihan yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa yang baik.
2.      Apakah penerapan metode latihan siap dapat meningkatkatkan keaktifan belajar siswa sehingga mencapai tujuan yang diinginkan pada siswa SDN 001 Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran.
     Adapun tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah:
1.      Untuk mengetahui apakah keaktifan belajar siswa pada pelajaran matematika  dapat ditingkatkan melalui metode latihan siap.
2.      Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 001 Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah dengan menggunakan metode latihan siap.
3.      Mendeskripsikan dampak hasil belajar dengan penerapan metode latihan siap dalam operasi hitung pecahan yaitu pada penjumlahan pecahan.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
            Melalui penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat pada siswa agar lebih aktif, termotivasi, percaya diri dalam menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat serta smangat dalam belajar sehingga akan meraih keberhasilan yang diharapkan  dalam meningkatkan prestasi yang diinginkan, kemudian guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dan menarik minat siswa sehingga dapat menambah wawasan dan mengevaluasi kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan di lapangan  dan dapat belajar dari kesalahan sebelumnyaserta dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik dan sekolah juga diharapkan dapat meningkatkan prestasi sekolah yang dapat dilihat dari peningkatan keaktifan belajar siswa, instansi pendidikan pada umumnya dapat  dapat dijadikan tolak ukur demi kemajuan di masa akan datang.
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Keaktifan Belajar
            Keaktifan belajar dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan, jika siswa sudah menunjukkan keterlibatannya dalam proses pembelajaran maka siswa akan merasakan dengan sendirinya suasana belajar yang menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Belajar aktif merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan  dengan rajin dan sungguh-sungguh. Kegiatan disini sering diartikan dengan kesibukan dan kegiatan yang mengarahkan seluruh tenaga, fikiran atau badan untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu belajar aktif dapat dikatakan sebagai kegiatan atau kesibukan yang dilakukan oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran langkah demi langkah secara fisik dan mental.
            Menurut Ahmad Tafsir (1996:145) mengatakan bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran siswa aktif harus ada hal-hal sebagai berikut:
1.      Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan secara bebas dan terkendali.
2.      Guru tidak mendominasi pengajaran tetapi lebih banyak memberi rangsangan agar siswa memecahkan sendiri masalah.
3.      Guru mengusahakan tersedianya sumber belajar seperti sumber tertulis, sumber manusia, alat bantu pengajaran.
4.      Kegiatan tidak monoton, ada kegiatan yang dilakukan bersama-sama dan ada yang dilakukan perindividu
5.      Hubungan murid dengan guru berupa hubungan manusiawi seperti hubungan bapak dengan anak. Kasih sayang dan tanggung jawab muncul disini, guru sebagai pemimpin dan pembimbing belajar.
6.      Situasi tidak kaku menurut susunan mati sewaktu-waktu dapat diubah sesuai dengan kebutuhan.
7.      Belajar tidak hanya diukur pada hasil yang dicapai siswa melainkan juga pada mutu proses belajar mengajar yang dilakukan.
8.      Adanya keberanian siswa mengajukan pendapat kepada guru maupun kepada murid lain.
9.      Guru selalu menghargai pendapat murid, benar maupun salah, tidak menekan apalagi mematikan keberanian siswa mengajukan pendapat.
Untuk membuat siswa menjadi aktif maka seorang guru harus lebih kreatifbaik dalam mengajar maupun dalam memilih strategi dan metode yang tepat untuk dipakai dalam mengajar. Berkenaan dengan tugas utama tersebut, seorang guru wajib memiliki sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya sebagai pengajar seperti pengetahuan, keterampilan, sifat-sifat kepribadian serta kesehatan jasmani dan rohani.
Menurut Rostiah N.K.(1987:46) peran guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai fasilitator, pembimbing, motivator, organisator, nara sumber. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:43) peran guru sebagai korektor, inspirator, informatory, organisator, motivator, evaluator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengola kelas, mediator,, supervisor.
Dari penjelasan di atas menjelaskan bahwa guru adalah kunci keberhasilan dari proses dalam pembelajaran, oleh karena itu seorang guruharus mampu membimbing siswa lebih aktif dan kreatif dan tepat dalam memilih metode yang diterapkan dalam proses pembelajan.
2. Tipe Hasil Belajar
            Menurut Nana Sudjana (1988:49) tujuan pendidikan yang ingin dicapai dalam suatu pengajaran terdiri dari 3 macam yaitu: bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan yang harus nampak sebagai hasil belajar. Nana Sudjana (1988:50-54) juga mengemukakan unsur yang terdapat dalam ketiga aspekpengajaran adalah sebagai berikut:
1.      Tipe hasil belajar kognitif
Tipe ini terbagi menjadi 6 bagian yaitu:
1.      Pengetahuan hafalan, pengetahuan yang bersifat faktual, merupakan jembatan untuk menguasai tipe hasil belajar lainnya.
2.      Pemahaman kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep.
3.      Penerapan, yaitu kesanggupan menerapkan dan mengabtraksikan suatu konsep, ide, rumus hukum dalam situasi baru misalnya dalam memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu.
4.      Analisis, yaitu memecahkan, menguasai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur atau suatu bagian yang mempunyai arti.
5.      Sintesis, yaitu kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas.
6.      Evaluasi, yaitu kesanggupan untuk memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan pendapat yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.

2.      Tipe hasil belajar afektif
             Bidang afektif  disini berkenaan dengan sikap. Bidang ini kurang diperhatikan oleh guru, tetapi lebih menekankan bidang kognitif. Hal ini didasarkan pada pendapat beberapa ahli yang mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannnya, bila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Beberapa tingkatan bidang  afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar tadi yang sederhana ke yang lebih komplek yaitu:
1.      Receiving atau attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi dan gejala.
2.      Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus dari luar.
3.      Valuing atau penilaian, yakni berhubungan dengan nilai dan kepercayaan terhadap stimulus.
4.      Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan lainnya dan kemantapan prioritas yang dimilikinya.
5.      Karakteristik nilai atau internalisasi, yakni keterpaduan dari semua nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkahlakunya.

3.      Tipe hasil belajar psikomotor
             Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan, kemampuan bertindak individu, ada 6 tingkatan keterampilan yaitu:
1.      Gerakan refleks, yaitu keterampilan pada gerakan tidak sadar.
2.      Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar.
3.      Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual, afektif, motorik dan lain-lain.
4.      Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketetapan.
5.      Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang komplek.
6.      Kemampuan yang berkenan dan komunikasi non dekorsif seperti gerakan ekspresif, interpretatif.

3. Metode Latihan Siap
            Metode latihan siap adalah bagian dari metode pembelajaran dengan mengadakan latihan berulang-ulang sampai siswa mahir melakukan latihan yang diajarkan. Metode latihan siap yang dimaksud dalam perbaikan pembelajaran ini merupakan bagian dari metode pengajaran yang diterapkan dalam pembelajaran. Pemecahan masalah matematika dapat dilakukan dengan memperoleh banyak latihan karena mempunyai manfaat, diantaranya:
1.      Kreatif dalam berfikir.
2.      Kritis dalam menganalisa data, fakta, dan informasi.
3.      Mandiri bertindak dalam bekerja.
4. Langkah-langkah penerapan metode latihan siap adalah:
     1. Persiapan.
          1. Tujuan yang akan dicapai.
2. Jenis latihan jelas dan tepat sehingga siswa mengerti apa yang  dilakukan tersebut.
3. Sesuai dengan kemampuan siswa.
4. Apa petunjuk sumber yang dapat membantu latihan siswa.
5. Sedia waktu untuk mengerjakan latihan.
     2. Pelaksanaan
          1. Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru.
          2. Diberikan dorongan sehingga siswa mau bekerja.
3. Diusahakan latihan dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh dan sistematik.
     3. Fase pertanggung jawaban
          1. Laporan siswa dari yang telah dikerjakan.
          2. Ada tanya jawab.
          3. Penilaian hasil pekerjaan siswa, baik dengan tes maupun non tes.

5. Hubungan antara hasil belajar dengan metode latihan siap
          Metode memegang peranan penting dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tak kala pentingnya yang digunakan oleh guru hendaknya menarik karena saling mempengaruhi. Oleh karena itu apapun materi pembelajaran yang disajikan dalam mengajar tentunya menggunakan metode yang relevan sehingga dengan menggunakan metode yang tepat diharapkan interaksi belajar mengajar dapat terwujud, oleh karena itu penulis menggunakan metode latihan siap sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa serta untuk meningkatkan hasil belajar yang maksimal dan pada akhirnya dapat mempertinggi kualitas hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena siswa semangat dalam mengerjakan latihan-latihan yang diberikan guru.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKANM PEMBELAJARAN
A. Subjek, tempat, waktu penelitian, dan pihak yang membantu
            Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan disesuaikan pada subjek dan objek yang telah ditentukan, yaitu:
1.      Subjek penelitian
Subjek yang dijadikan sebagai bahan penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri 001 Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah yang berjumlah 20  orang, terdiri dari 12 laki-laki dan 8 perempuan. Adapun mata pelajarannya adalah matematika materi penjumlahan pecahan semester I tahun pelajaran 2013/2014.
2.      Tempat penelitian
Sebagai tempat penelitian ini adalah di SD Negeri 001 Tanah Merah yang beralamat di Jalan Pendidikan Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah.
3.      Waktu penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran yaitu: prasiklus pada hari senin, 26 September 2013 kemudian perbaikan pembelajaran dilakukan pada:
Siklus I             : Pertemuan ke-1 hari Senin, 30 September 2013
                           Pertemuan ke-2 hari Kamis, 03 Oktober 2013
Siklus II            : Pertemuan ke-1 hari Senin, 07 Oktober 2013
                           Pertemuan ke-2 hari Kamis, 10 Oktober 2013
Pelaksanaan penelitian siklus I pada jam ke-4 dan 5
Pelaksanaan penelitian siklus II pada jam ke-4 dan 5
4.      Pihak yang membantu dalam penelitian
Pada proses penelitian tindakan kelas ini, penulisan dibantu oleh observer yang ditunjuk untuk ikut mengamati selama perbaikan pembelajaran di dalam kelas. Hal ini dilakukan agar dapat memberikan informasi kepada penulis tentang fakta yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

B. Prosedur Perbaikan Pembelajaran
            Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui empat   tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan, tahap refleksi. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 2 siklus dengan 2 kali pertemuan setiap siklus.
Siklus I
1. Tahap perencanaan
Sebelum melakukan penelitian, hal-hal yang harus dipersiapkan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
1.      Mengidentifikasi bahan pembelajaran
2.      Menyusun rencana pembelajaran
3.      Mempersiapkan media alat bantu pembelajaran
4.      Mempersiapkan lembar pengamatan siswa dan guru.
5.      Mempersiapkan lembar evaluasi
6.      Mempersiapkan lembar observasi
            Beberapa hal yang diharapkan pada siklus ini adalah adanya peningkatan minat belajar dan aktivitas siswa di dalam kelas selama pembelajaran berlangsung, meningkatnya konsentrasi belajar siswa sehingga aktivitas siswa terpusat pada pembelajaran dan siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru.
2. Tindakan
            Pelaksanaan perbaikan ini mengacu pada langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun, sebagai berikut:
1.      Kegiatan awal
-          Memotivasi
-          Apersepsi dengan memberikan pertanyaan yang sederhana dengan mengaitkan materi yang akan dipakai
2.      Kegiatan inti
-          Guru memajang media karton sebagai alat peraga
-          Siswa menyimak penjelasan singkat mengenai media
-          Guru melakukan tanya jawab mengenai media
-          Siswa diberikan kesempatan bertanya terhadap materi yang belum dipahami
-          Siswa mengerjakan LKS
-          Guru memeriksa hasil LKS
3.      Kegiata akhir
-          Menyimpulkan materi
-          Memberikan penguatan pada siswa
3.  Observasi/pengumpulan data
            Selama kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung. Supervisor yang telah ditunjuk membantu penulis melakukan pengamatan atas umpan balik dan keaktifan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Selain melakukan pengamatan terhadap siswa, supervisor juga mengamati kemampuan mengajar terhadap penulis sebagai pelaksanaan perbaikan. Pengamatan yang dilakukan oleh supervisor dimaksudkan pada format penilaian baik untuk guru maupun siswa.
1.      Fase-fase prilaku guru perbaikan pembelajaran
1.      Melakukan apersepsi sebelum memulai pelajaran
2.      Menyampaikan tujuan pembelajaran
3.      Mengingat kembali materi yang diajarkan
4.      Memberikan bimbingan kepada siswa secara klasikal
5.      Mengondisikan kelas dengan baik
6.      Memotivasi siswa
7.      Mendemonstrasikan alat peraga
8.      Menambahkan kepercayaan kepada siswa
9.      Memberikan latihan kepada siswa
10.  Memberikan penilaian kepada siswa
11.  Memberikan penguatan kepada siswa
2.      Aktivitas siswa antara lain
1.      Siswa dengan serius memperhatian guru
2.      Siswa dengan penuh semangat mendemonstrasikan alat peraga karton
3.      Siswa dengan semangat mengerjakan latihan operasi hitung pecahan
4.      Siswa percaya diri melakukan latihan
4.  Refleksi
       Dari hasil tes perbaikan pembelajaran diakhir siklus I pembelajaran dan hasil pengamatan akan dianalisa oleh penulis dibantu supervisor. Perbaikan pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus ke II karena hasil evaluasi belum mencapai kriteria di atas KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Kelemahan-kelemahan pada siklus I akan dianalisa dan diperbaiki lebih lanjut pada siklus berikutnya dengan melaksanakan rencana pelaksanaan perbaikan yang lebih baik pada siklus ke II. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah perbaikan selanjutnya atau menghentikan penelitian setelah penulis meras telah tercapai harapan dan tujuan pembelajaran.
2. Siklus II
            Pada kegiatan siklus ke II ini, penulis kembali melakukan kegiatan-kegiatan seperti kegiatan pada siklus I dengan melakukan beberapa hal yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi kembali. Pada siklus II diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa yang lebih baik. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1.      Tahap perencanaan
             Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka dilanjutkan pada siklus II. Adapun hal yang dipersiapkan adalah:
1.      Mengidentifikasi bahan pembelajaran
2.      Menyusun rencana pembelajaran
3.      Mempersiapkan media alat bantu pembelajaran
4.      Mempersiapkan lembar evaluasi
5.      Mempersiapkan lembar obsevasi
            Hal yang diharapkan akan muncul pada siklus II adalah guru dapat mengelola kelas lebih baik dan siswa diharapkan dapat menjawab pertanyaan dengan benar, serta siswa dapat memusatkan perhatian pada saat proses pembelajaran berlangsung.
2.      Tindakan
             Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini mengacu pada langkah-langkah pembelajaran yang telah  disusun, sebagai berikut:
1.      Kegiatan awal
-          Memotivasi
-          Apersepsi dengan memberikan pertnyaan sederhana dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari
-          Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa
2.      Kegiatan inti
-          Guru mengadakan apersepsi
-          Guru mendemonstrasikan alat peraga karton
-          Guru melakukan tanya jawab mengenai alat peraga
-          Siswa diberi kesempatan bertanya terhadap materi yang belum dipahami
-          Siswa mengerjakan LKS
-          Guru memeriksa hasil LKS
3.      Kegiatan akhir
-          Menyimpulkan materi
-          Memberikan penguatan pada siswa
3. Observasi/pengumpulan data
                        Kembali penulis beserta observer melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung yaitu mengamati kenyataan yang terjadi di dalam kelas. Teknik pengumpulan data dengan memberikan tes tertulis sebagai alat pengukur pemahaman siswa terhadap materi belajar. Catatan kegiatan di lapangan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan guru.

     4. Refleksi
                        Hasil catatan selama kegiata proses pembelajaran berlangsung diidentifikasi kelebihan yang muncul pada siklus II. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah perbaikan selanjutnya atau menghentikan penelitian setelah penulis meras telah tercapai harapa dan tujuan pembelajaran yang dilakukan.
C. Teknik Analisis Data
            Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, kualitatif dengan persentase. Dengan mengumpulkan semua data yang ada kemudian diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaiti data kualitatif dan kuantitatif. Pada data kualitatif  yang berwujud kata-kata, digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisahkan menurut teori untuk memperoleh kesimpulan. Selanjutnya data yang bersifat kuantitatif yang bersifat angka-angka dipersentasekan dan ditafsirkan. Hasil penelitian ini diperoleh dari tes awal. Data yang diperoleh pada siklus I dan II selanjutnya dianaliis dengan cara menghitung seluruh minat belajar siswa pada masing-masing siklus. Kemudian jumlah dihiting dengan persentase untu. Untuk memperoleh prekuensi digunakan rumus:

                        P =     x 100 %      Ket:  P = Angka persentase
                                                            N = Banyak individu
F =  Frekuensi yang dicari persentasenya
                                                               100%  =  Angka konstanta

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi hasil penelitian perbaikan pembelajaran
            Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan dan hasil belajar evaluasi yang diperoleh siswa pada data awal, maka penulis mendeskrepsikan data persiklus. Data prasiklus hasil belajar ketuntasan siswa hanya 5 orang siswa atau 25%, dan tidak tuntas 14 orang siswa atau 75%, sedangkan jumlah nilai 940 dengan rata-rata 47 dengan kategori tidak tuntas. Berdasarkan hasil refleksi awal tersebut kemudian peneliti melakukan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas. Berikut penelitian pada 2 siklus:
Siklus I
a. Perencanaan
            Dari hasil refleksi pada pembelajaran prasiklus peneliti melakukan diskusi bersama observer merencanakan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan alat peraga karton sebagai alat bantu dalam proses belajar di kelas. Selanjutnya mempersiapkan perangkat pembelajaran yang disusun sesuai perencanaan. Dalam perencanaan, penulis mempersiapkan:
-          Rencana perbaikan pembelajaran berkaitan dengan materi yang disampaikan
-          Mempersiapkan dan menyusun langkah-langkah pembelajaran dan media dalam pembelajaran.
-          Menentukan supervisor.
-          Mempersiapkan lembar pengamatan siswa dan guru.
-          Mempersiapkan perangkat pembelajaran.
b. Pelaksanaan
            Kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilakukan pada 2 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 30 September 2013jam ke-4 dan. Untuk pertemuan ke-2 selanjutnya dilaksanakan pada hari Kamis, 03 Oktober 2013. Langkah-langkah pembelajaran sesuai skenario rencana pembelajaran. Pembelajaran diawali dengan mengondisikan kelas, berdo`a, memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan ini guru mendemonstrasikan alat peraga karton sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa termotivasi. Kegiatan pembelajaran ini diakhiri dengan latihan berupa lembar kerja siswa yang berbentuk isian untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Setelah melakukan perbaikan pada siklus I pertemuan ke-1 terdapat 6 siswa yang tuntas (30%) dengan nilai rata-rata 61,5 dan pada pertemuan ke-2 terdapat 9 siswa yang tuntas (45%) dengan nilai rata-rata 61,5.

c. Pengamatan
            Ada 2 macam pengamatan yang digunakan pada pembelajaran siklus I yaitu:
1.      Lembar penilaian yang digunakan penulis untuk menulis hasil nilai siswa yang diperoleh dalam lembar kerja siswa.
2.      Lembar observasi/pengamatan yang digunakan supervisor 2 sesuai dengan aspek-aspek pada pengamatan.
Berdasarkan data hasil evaluasi dan data di lapangan terlihat adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap pembelajaran pada siklus I. Aktivitas siswa sudah menunjukkan peningkatan dengan hasil belajar yang telah dilakukan, namun hasil perbaikan belum mencapai ketuntasan yang diharapkan. Adapun tujuan pengamatan ini untuk melihat kemampuan siswa memahami materi.
d. Refleksi
            Setelah proses pembelajaran siklus I berakhir, data lembar kerja siswa yang diperoleh dianalisis, ternyata pembelajaran siklus I sudah ada peningkatan, tetapi masih dalam kategori belum memuaskan yaitu masih ada beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai yang diharapkan. Peneliti kembali melakukan analisis penyebab kegagalan tersebut. Siswa kurang tertarik terhadap metode pembelajaran yang digunakan, penggunaan alat peraga kurang optimal, kurangnya penguasaan materi sehingga siswa kurang termotivasi, hal inilah yang menjadi kegagalan tesebut.
            Dari hasil renungan, peneliti mempunyai gagasan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pelajaran matematika yaitu menentukan metode pembelajaran yang relevan, memperbaiki alat peraga lebih baik dan lebih menarik, menguasai materi dan dan alat peraga lebih baik sebelum menyampaikan kepada siswa.
Siklus II
a. Perencanaan
            Peneliti bersama supervisor 2 menindak lanjuti refleksi pada siklus I pertemuan ke-1 dan ke-2 untuk menentukan langkah-langkah pada perbaikan dengan menggunakan alat peraga berupa karton, proses kegiatannya sesuai dengan susunan RPP pada siklus ke II. Lembar pengamatan tetap digunakan agar terfokus pada tujuan pembelajaran.
b. Pelaksanaan
            Sesuai rencana yang disusun bersama supervisor 2, perbaikan siklus II dilaksanakan pada 2 tahap pertemuan, yaitu pada hari Senin, 07 Oktober 2013 untuk tahap ke-1 dan dilanjutkan pada hari Kamis, 10 Oktober 2013 untuk mencapai hasil yang maksimal dan lebih baik. Langkah-langkah pembelajaran telah dipersiapkan dan berlangsung sesuai dengan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan diakhiri dengan memberikan evaluasi, penilaian dan analisis nilai. Setelah melakukan refleksi dan perbaikan siklus II, pertemuan ke-1 terdapat 12 siswa yang tuntas (60%) dengan nilai rata-rata 69, dan pada pertemuan ke-2 terdapat 13 siswa yang mendapatkan nilai amat baik dengan ketuntasan pembelajaran mencapai 100% dengan nilai rata-rata 90.

c. Pengamatan
            Kegiatan yang dilakukan pada siklus ke II sama dengan pengamatan pada siklus I, yaitu:
1.      Lembar penilaian yang digunakan penulis untuk menulis hasil pekerjaan siswa yang diperoleh dalam kegiata tes tertulis.
2.      Lembar observasi/pengamatan yang digunakan supervisor 2 sesuai dengan aspek-aspek pada pengamatan.
Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, supervisor kembali mengamati respon dan umpan balik yang diberikan kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil tes yang telah diberikan.
Kemampuan mengajar penulis juga kembali diamati oleh supervisor melalui lembar pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya seperti pada siklus I. Perubahan-perubahan yang terjadi sangat terlihat dengan latihan-latihan yang dapat terselesaikan dengan baik dan tepat mengenai operasi penjumlahan pecahan. Hasil tes evaluasi pembelajaran telah mencapai ketuntasan seluruhnya, kemudian aktivitas siswa juga meningkat.
d. Refleksi
            Setelah proses pembelajaran siklus II berakhir dan hasil evaluasi siswa yang diperoleh dianalisis, maka hasil pembelajaran siklus II berhasil dan memuaskan. Penulis kembali melakukan analisis tentang kelebihan-kelebihan yang ada pada siklus ini. Upaya perbaikan guru mengubah penyajian materi dengan menggunakan alat peraga karton yang lebih menarik serta memberikan latihan-latihan yang menarik perhatian siswa dan membuat siswa lebih fokus, termotivasi, berperan aktif sehingga materi yang disajikan mudah diterima siswa dan hasil belajar tercapai sesuai dengan persentase ketuntasan dan KKM yang ditentukan sekolah. Siklus ini mampu meningkatkan hasil evaluasi siswa dalam pembelajaran  matematika kelas V SD Negeri 001 Tanah MerahKecamatan Tanah Merah.
B. Pembahasan dari setiap siklus
Siklus I
            Penelitian siklus I telah diadakan pada hari Senin, 30 September 2013 untuk tahap I, dan pada hari Kamis, 03 Oktober 2013 untuk tahap ke-2 yang diadakan di kelas V SD Negeri 001 Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah dengan jumlah murid 20 orang siswa, yaitu 12 laki-laki dan 8 orang perempuan, pertemuan berlangsung selama 2x35 menit pertahap pertemuan dimulai dari pukul 09.35-10.45 dengan materi mengoperasikan penjumlahan pecahan.
            Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan ke-1 dan ke-2 pada mata pelajaran matematika belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I matematika, penulis melaksanakan segala kegiatan-kegiatan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan refleksi. Selain itu penulis juga memilih media pembelajaran yang telah dipersiapkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran penulis dibantu oleh supervisor 2 sebagai observer. Dalam pelaksanaan pembelajaran penulis mengacu pada RPP. Dalam tahap pelaksanaan pembelajaran, siswa masih mengalami beberapa kesulitan dalam menerima materi. Hasil yang diperoleh siswa dalam belajar masih di bawah target KKM yang ditentukan sekolah. Hasil belajar pada pembelajaran sebelum melakukan perbaikan, nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 47 dengan ketuntasan 25% , namun setelah melakukan perbaikan siklus I, nilai rata-rata yang diperoleh siswa meningkat menjadi 49,5 dengan besaran persentase ketuntasan 30% pada pertemuan ke-1, dan nilai rata-rata 61,5 dengan persentase ketuntasan 45% pada pertemuan ke-2. Hal ini dikarenakan guru dalam menggunakan media dan alat bantu pembelajaran belum maksimal, kurangnya penguasaan materi dan penyampaian materi kepada siswa tidak menarik. Maka dari itu hasil yang diperoleh siswa di bawah target KKM yang ditentukan sekolah. Penulis perlu perbaikan lagi pada siklus II karena belum mencapai ketuntasan yang maksimal.

Siklus II
            Kegiatan pada siklus II kembali dilaksanakan pada hari Senin, 07 Oktober 2013 untuk tahap ke-1, dan selanjutnya pertemuan dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Oktober untuk tahap ke-2 yang diadakan di kelas V SD Negeri 001 Tanah Merah dengan jumlah murid 20 orang siswa, pertemuan berlangsung selama 2x35 menit pertahap pertemuan  dimulai dari pukul 09.35-10.45. Seperti siklus I, penulis melakukan kegiatan motivasi diawal pembelajaran dan merevisi pelajaran siswa yang berkaitan dengan materi. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan siklus I, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegatan akhir. Kegagalan yang terjadi pada siklus I telah dapat teratasi pada siklus II, pada pelaksanaan siklus II mata pelajaran matematika telah ditemukan peningkatan yang sangat baik. Dalam tahap perencanaan terlebih dahulu peneliti menentukan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Kemudian penulis membuat RPP sebagai pegangan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam pembuatan RPP penulis berpatokan pada silabus dan kurikulum.
Dari hasil belajar siswa pada siklus II telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Perolehan nilai rata-rata pada siklus II pertemuan ke-1 adalah 69 dengan persentase ketuntasan  mencapai 100%. Hal ini mengalami peningkatan hasil belajar 55% dan telah mencapai KKM yang ditetapkan sekolah. Peneliti merasa puas dari hasil belajar siswa, oleh karena itu peneliti mengakhiri perbaikan pembelajaran pada siklus II. Berdasarkan hasil siklus II ini penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa sudah meningkat serta siswa sudah terampil dan mahir dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Hal ini sejalan dengan pendapat E.I. Sasmita dalam Werkanis dan Hamadi (2005:69) mengaakan bahwa metode latihan siap untuk merangsang anak agar selalu siap dan mahir serta terampil untuk melakukan suatu pekerjaan, atau kemampuan lainnya.



SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
            Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan penulis pada proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan pada prasiklus, siklus I dan siklus II dalam mata pelajaran matematika operasi penjumlahan pecahan, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan oleh penulis, antara lain:
1.      Penerapan metode latihan siap yang dilakukan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 001 Tanah Merah Kecamatan Tanah Merah Kabupaten Indragiri Hilir pada pelajaran matematika materi operasi penjumlahan pecahan.
2.      Persentase ketuntasan belajar meningkat. Hal ini dapat dilihat bahwa setelah mengadakan perbaikan dengan menggunakan metode latihan siap dan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa karton dengan maksimal pada siklus II pertemuan 1 dan 2secara individu maupun klasikal dapat merangsang motivasi siswa sehingga mempengaruhi keaktifan siswa dengan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.
3.      Proses pembelajaran matematika harus didasarkan dengan penguasaan konsep serta pemberian alat bantu pembelajaran pada siswa.
B. Saran dan Tindak Lanjut
            Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan sebagai tindak lanjut di awal pembelajaran, guru sebaiknya dapat merangsang motivasi dan  belajar  siswa untuk membangkitkan semangat siswa. Selanjutnya guru harus jeli menerapkan metode-metode belajar yang tepat bagi anak didiknya sehingga mereka mudah menerima dan tertarik dengan materi pembelajaran yang diberikan guru serta siswa menjadi lebih aktif sehingga memperoleh hasil belajar yang sangat baik. Dalam hal ini penulis telah berhasil menerapkan metode latihan siap untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga siswa mendapat hasil belajar yang sangat memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA

As.Werkanis dan Hamadi.(2005).Strategi Mengajar Dalam PelaksanaanKurikulum Berbasis kompetensi.Riau:Sutra Benta Perkasa.
Djamarah, Syaiful Bahri.(2006).Guru dan Anak Didik dalam InteraksiEdukatif.Jakarta:Rineke Cipta.
Sudjana, Nana.(1988).Penilaian Hasil Belajar Mengajar.Bandung:Rosda Karya
Tafsir, Ahmad.(1996).Metodologi Pengajaran Agama Islam.Bandung:Remaja Rosda Karya.
N.K,Rostiah(1987).Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem.Jakarta:Bina Aksara.
Anitah W,  Sri,dkk.(2009).Strategi Pembelajara di SD.Jakarta:Universitas Terbuka.
Tim-FKIP UT.(2013).Pemantapan Kemampuan Profesional(PKP)-PGSD.Banten: Universitas Terbuka.

Karso dkk.(2009).Pendidikan Matematika I.Jakarta:Universitas Terbuka.
 
Themes by karil