UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) KELAS V SDN 016 KUALA ENOK KECAMATAN TANAH MERAH

BY: ASEP PERNANDES


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika adalah sebagai salah satu ilmu dasar yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh karena itu          Matematika merupakan salah satu pembelajaran pokok di sekolah. Menurut Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP 2006: 18) Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:                                                                                                                                                                                                                                                        
1.      Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep.
2.      Menjelaskan gagasan dan pertanyaan Matematika.
3.      Memecahkan masalah.
4.      Memperjelas keadaan atau masalah.
5.      Memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari Matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
            Usaha perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah telah lama dilakukan termasuk kualitas Matematika, namun usaha tersebut belum menunjukan hasil yang memuaskan, sehingga guru melakukan upaya peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode dan model pembelajaran, agar materi pembelajaran yang disampaikan mudah dipahami oleh peserta didik.
Melalui wawancara dengan guru Matematika  kelas V SDN 016 Kuala Enok, guru tersebut menyatakan bahwa KKM Matematika yang ditetapkan sekolah adalah 65. Peneliti juga memperoleh informasi awal mengenai hasil belajar siswa kelas V SDN 016 Kuala Enok masih rendah. Hal ini terbukti dengan didapatnya hasil dari evaluasi  20 orang peserta didik yang tuntas atau melewati nilai KKM hanya 8 orang peserta didik saja, dengan persentase ketuntasan 40%, sedangkan yang tidak tuntas 12 orang peserta didik dengan persentase ketidak tuntasan 60%.

Berdasarkan observasi ditemui bahwa ketuntasan belajar siswa di SDN 016 kuala Enok masih rendah, ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
Gejala dari guru,
1.      Guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran.
2.      Guru tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran.

Gejala dari siswa,
1.      Siswa takut bertanya.
2.      Sebagian Siswa bermain-main sewaktu belajar
3.      Kurangnya minat siswa pada pembelajaran Matematika
Dari data di atas peneliti tertarik untuk meneliti upaya peningkatkan hasil belajar dengan model pembelajaran tipe Teams, Games, Toutnaments ( TGT ).
Berdasarkan analisis tersebut di atas maka penulis dengan dibantu supervisor merencanakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Dengan upaya perbaikan tersebut dan menentukan model pembelajaran yang efektif dan efisien, maka penulis mengajukan judul:
“ Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Kelas V SDN 016 Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah Tahun Pelajaran 2013 / 2014 ’’.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana upaya peningkatkan  hasil belajar matematika pada siswa Kelas V SDN 016 Kuala Enok Kecamatan Tanah merah dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournaments ( TGT ).

C.    Tujuan penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 016 Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah tahun pelajaran 2013 / 2014.

D.    Manfaat penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat yg diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah:
1.   Bagi siswa
  1. meningkatkan hasil belajar Matematika siswa
  2. mengatasi kejenuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran
  3. melatih siswa berkolaborasi dengan siswa lain.

2.   Bagi guru
  1. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam pembelajaran matematika.
  2. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi terhadap pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Bagi sekolah
a.    Sebagai tolak ukur untuk mencerahkan kegiatan pembelajaran di sekolah
b.   Sebagai kontribusi dalam usaha meningkatkan kualitas hasil  pembelajaran di sekolah

4. Bagi Peneliti
            Untuk mempertajam wawasan peneliti tentang peningkatan hasil belajar Matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT secara lebih variatif.


KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif
1.   Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Cooperatif adalah suatu model pembelajaran yang kegiatan belajar mengajarnya berpusat pada siswa, membuat siswa aktif dalam belajar dengan agresif (Isjoni, 2009: 9).
Lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu:
a.         Bekerja sama dengan cara berkelompok untuk mencapai satu tujuan
b.        Interaksi antar siswa yang semakin meningkat
c.         Saling membantu siswa yang membutuhkan bantuan
d.        Siswa dituntut untuk belajar saling berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya
e.         Proses kelompok, dimana tiap anggota kelompok berdiskusi agar mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik. Johson dalam Trianto (2009: 60).

2.   Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif
            Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah:
a.       Masing-masing anggota kelompok memiliki peran
b.      Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa
c.       Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab atas hasil kerja kelompoknya
d.      Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal  kelompok,
e.       Guru pada saat diperlukan dapat berinteraksi dengan kelompok ataupun tim.

3.   Fungsi Model Pembelajaran
            Wahab dalam Zuraida (2009: 19) mengatakan bahwa fungsi model pembelajaran  adalah sebagai berikut:
1.      Pedoman pembelajaran yang berfungsi untuk menyelesaikan apa yang harus dilakukan oleh guru.
2.      Pengembangan kurikulum
3.      Menetapkan bahan-bahan pengajaran
4.      Membantu perbaikan dalam mengajar, karena model pembelajaran dapat membantu proses belajar mengajar yang mengakibatkan keefektifan belajar mengajar.

4.   Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Menurut Slavin (2010) TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar dimana tiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru memberikan tugas dan tiap kelompok berdiskusi dan saling bekerja sama untuk mencari jawaban dari tugas yang diberikan.
Menurut Slavin (1977: Arsip Blog) 5 langkah tahapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yaitu:
1.   Class-Presentation (Penyajian/Presentasi kelas).
Penyajian kelas dilaksanakan saat pembelajaran berlangsung, dimana guru memberikan materi dan siswa memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru untuk lebih membantu siswa saat games, karena skor games akan menentukan skor kelompok.

2.   Team (Kelompok).
Kelompok biasanya terdiri dari 5 orang peserta didik yang anggotanya bersifat heterogen, di dalam kelompok materi lebih dipelajari bersama teman sekelompoknya sehingga dalam game dan turnamen dapat bekerja dengan baik dan optimal.



3.   Game (Permainan)
Dalam game (permainan) ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor untuk menguji pengetahuan siswa dari penyajian kelas dan dalam belajar kelompok.

4.   Tournament (Pertandingan / Kompetisi)
Biasanya turnamen diselenggarakan diakhir minggu, tiap kelompok mempraktekkan tugas-tugasnya, untuk memaksimalkan nilai kelompok mereka menjadi terbaik.

5.   Team–Recognize (Penghargaan Kelompok)
Penghargaan kelompok diberikan untuk kelompok, berdasarkan rata-rata poin kelompok yang didapat dari game dan turnamen dan mendapatkan sertifikat atau hadiah dari guru.

5.   Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Menurut Asma (2008: 7), kelebihan dari model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
a.       Memberikan peluang bagi setiap anggota kelompok untuk melakukan yang terbaik dikelompoknya.
b.      Menuntut keaktifan para siswa dan partisipasi pada proses pembelajaran.
c.       Pembelajaran TGT menggunakan turnamen akademik, menggunakan kuis-kuis,  dan sistem skor.

6.   Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Adapun kelemahan dari model pembelajaran ini adalah:
a.       Dapat saja menghambat bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih dibanding dengan siswa lain yang kurang mampu.
b.      Penilaian diberikan berdasarkan hasil kerja kelompok namun demikian, hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
c.       Membutuhkan  waktu yang cukup lama, sehingga tidak tercapai hanya dengan satu kali saja untuk penerapan strategi ini.

7.   Langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif
Ibrahim dalam Trianto (2009: 23), menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TGT ada enam fase. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut:
-          Fase 1
menyampaikan tujuan dan memotifasi siswa,
Pada kegiatan ini guru menyampaikan tujuan materi pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotifasi siswa belajar
-          Fase 2
Menyajikan / Menyampaikan informasi,
Pada kegiatan ini guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan
-          Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar,
Pada kegiatan ini guru menjelaskan tugas kelompok belajar dan setiap anggota kelompok agar bekerja sama dengan baik
-          Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar,
Pada kegiatan ini guru memberikan suatu bimbingan dan motivasi agar setiap belajar mengerjakan tugasnya dengan baik
-          Fase 5
Evaluasi,
Pada kegiatan ini guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan
-          Fase 6
Memberikan penghargaan
Pada kegiatan ini guru mencari cara-cara menghargai hasil individu dan kelompok

Slavin dalam Anik (2010) menjelaskan pemberian skor kelompok berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang diberikan anggota kelompok masing-masing, dan dari hasil rata-rata kelompok diberikan pula tiga tingkatan penghargaan yang diberikan kepada kelompok. Adapun untuk mengukur perkembangan individu dalam kelompok dengan memakai rumusan sebagai berikut:
-          Skor tes lebih dari 10 poin di bawah skor awal maka skor perkembangan individunya adalah 5,
-          Skor tes 10 hingga 1 poin di bawah skor awal maka skor perkembangan individu dari peserta didik adalah 10,
-          Skor tes dengan skor awal sampai 10 poin di atasnya maka skor perkembangan tiap-tiap individunya adalah 20,
-          skor tes lebih dari 10 poin di atas skor awal maka skor perkembangan individunya adalah 30,
-          skor tes dengan nilai sempurna tidak berdasarkan skor awal maka skor perkembangan individu lebih besar dari 30.

Dan untuk menentukan tingkat penghargaan kelompok yang diambil dari nilai rata-rata perkembangan individu dapat dirumuskan sebagai berikut:
-          Kelompok yang mendapatkan nilai rata-rata besar dari 5 dan kecil sama dari 15 mendapatkan penghargaan sebagai tim baik
-          Kelompok yang mendapatkan rata-rata besar dari 15 dan  kecil sama dari 25 mendapatkan penghargaan sebagai tim hebat
-          Kelompok yang mendapatkan rata-rata lebih besar dari 25 dan kecil sama dari 30 mendapatkan penghargaan sebagai tim super
B.  Hasil Belajar
1.   Pengertian Belajar
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2003), menyebutkan bahwa belajar adalah suatu usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu dengan tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik hasil itu bagi orang bersangkutan dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan”.

2.   Hasil Belajar
Hasil penilaian diukur pada hasil belajar dan perubahan tingkah laku yang diperoleh, perubahan-perubahan pada setiap individu dapat terjadi secara sadar dimana masing-masing individu menyadari dan merasakan terjadinya perubahan pada dirinya. Selain itu perubahan dari hasil belajar juga dapat terjadi relatife lama, hal ini disebabkan karena hasil belajar yang diperoleh dalam waktu yang cukup lama akan bersifat menetap.

3.   Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar matematika merupakan salah satu faktor untuk menentukan hasil belajar seseorang. Dengan kata lain bahwa pendidikan Matematika secara umum mencakup upaya untuk mengembangkan kemampuan pengembangan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sifat siswa secara utuh, dengan pendidikan Matematika diharapkan siswa akan memiliki kemampuan berfikir kritis, kreatif dan inovatif yang sangat baik bagi pengembangan diri, intelektual dan sosialnya, Sehingga mencapai hasil belajar Matematika yang diinginkan.

C.   Hubungan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Hasil Belajar
            Tujuan pembelajaran dapat dicapai melalui berbagai strategi dan model pembelajaran, salah satu diantaranya adalah model pembelajaran TGT. Dengan adanya kegembiraan yang diperoleh oleh peserta didik melalui penggunaan permainan dalam pembelajaran TGT, membuat peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik  dan menyenangkan, selain itu peserta didik juga termotivasi untuk belajar dengan lebih giat dan pada akhirnya akan membuat konsentrasi peseta didik jadi meningkat, dan juga dapat meningkatkan kecepatan menyerap suatu materi pelajaran serta pematangan terhadap pemahaman sejumlah materi pelajaran, sehingga tujuan akhir dari hasil belajar Matematika tercapai secara optimal.
Hubungan antara model pembelajaran dengan Matematika  adalah saling keterkaitan karena model pembelajaran adalah suatu alat atau cara yang digunakan untuk mentransfer Matematika agar dapat dengan mudah diterima oleh siswa, sehingga apa yang menjadi tujuan dari pendidikan Matematika dapat dimiliki dan dikuasai oleh siswa, dengan kata lain Matematika merupakan input dan model pembelajaran sebagai prosesnya sedangkan prilaku siswa sebagai output.

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah jika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, maka dapat meningkatnya hasil pembelajaran Matematika siswa kelas V SDN 016 Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah.

 PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
1.   Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 016 Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah, yang berjumlah 20 orang  yang terdiri dari 15 laki-laki dan 5 perempuan, dengan karakteristik siswa berkemampuan heterogen yaitu pandai, sedang  dan kurang.

2.   Tempat
            Pelaksanaan Penelitian yang dilakukan bertempat di SDN 016 Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah.

3. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2013, dengan jadwal pelaksanaan perbaikan untuk mata pelajaran Matematika sebagai berikut :
1. Siklus I
    Pertemuan I   :   Kamis, 3 Oktober 2013, Jam 07.30-08.40, Mata pelajaran Matematika
    Pertemuan II  :   Sabtu, 5 Oktober 2013, Jam 09.30-10.40, Mata pelajaran Matematika
2. Siklus II
    Pertemuan I   :   Kamis, 10 Oktober 2013, Jam 07.30-08.40, Mata pelajaran Matematika
    Pertemuan II  :   Sabtu, 12 Oktober 2013, Jam 09.30-10.40, Mata pelajaran Matematika



4.   Pihak yang Membantu
            Selama proses penelitian yang dilakukan, peneliti dibantu oleh supervisor I yang merupakan dosen dari mata kuliah Pemantapan Kemampuan Propesional. Dan untuk ditempat pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh Ibu Fri kasbeni sebagai supervisor 2 serta para majelis guru SDN 016 Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah. Sedangkan untuk penyusunan hasil karya ilmiah, peneliti di bantu oleh Bapak Zainal Abidin selaku dosen Teknik Menulis Karya Ilmiah.

B. Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada kelas V SDN 016 Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah mata pelajaran yang menjadi tujuan perbaikan adalah mata pelajaran Matematika dengan desain prosedur sebagai berikut:
1.      Mengamati fakta / data pembelajaran Matematika di kelas V SDN 016 Kuala Enok
2.      Mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas, yaitu: Pada nilai prasiklus hanya 8 siswa (40%) yang nilainya tuntas.
3.      Melakukan analisis masalah yang terjadi di kelas V SDN 016 Kuala Enok, yaitu sebagai berikut:
·         Siswa tidak fokus bila guru menerangkan
·         Dalam menyerap materi pelajaran daya tangkap siswa berbeda-beda
·         Guru tidak melakukan pendekatan saat belajar mengajar
·         Penjelasan guru tidak terperinci dan terlalu cepat
4.   Melakukan alternative dan prioritas pemecahan masalah
5.   Menentukan perbaikan metode pembelajaran (observasi)
6.   Merumuskan masalah
Rumusan masalahnya adalah “ Upaya peningkatan hasil belajar Matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournaments (TGT) Kelas V SDN 016 Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah tahun pelajaran 2013 / 2014 ”
7.   Melakukan tindakan
            Tindakan perbaikan dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Siklus I
·         Kegiatan Awal (5 menit)
·         Kegiatan Inti (45 menit)
·         Penutup (20 menit)
b.      Siklus II
·         Kegiatan Awal (5 menit)
·         Kegiatan Inti (45 menit)
·         Penutup (20 menit)
           
C.  Teknik Analisis Data
1.   Aktivitas Guru dan Siswa
            Untuk menganalisis aktivitas guru dan siswa pada saat penelitian mengunakan rumus sebagai berikut :

NR =  x 100%  (Sumber: Arikunto 2005)

Keterangan :
NR = Persentasi rata-rata aktivitas (Guru/Siswa)
JS   = Jumlah skor aktivitas yang dilakukan
SM = Skor maksimal yang didapat dari aktivitas (Guru/Siswa)

            Adapun kategori penilaian aktivitas guru dan siswa dapat dilihat dari tabel di bawah sebagai berikut:

Tabel 3.1
Aktivitas Guru
% Interval
Kategori
81 – 100
AmatBaik
61 – 80
Baik
51 – 60
Cukup
<  50
Kurang
Sumber (Arikunto 2005)

2.   Analisis Hasil Belajar Siswa
            Untuk menganalisis hasil belajar siswa dapat digunakan rumus sebagai berikut:
a. Ketuntasan belajar siswa
*Ketuntasan individu dengan rumus

 

Jumlah Individu yang menjawab benar
Ketuntasan Individu     = ------------------------------------------- x 100 %
Jumlah soal
 

Dengan kriteria apabila seorang siswa (individu) telah mencapai 65 % jumlah jawaban yang benar dari seluruh soal yang diberikan atau dengan nilai 65 ke atas, maka siswa dikatakan tuntas. Dan apabila siswa (individu) tidak mencapai nilai lebih dari 65, maka siswa tersebut dikatakan tidak tuntas.

*  Ketuntasan Klasikal dengan rumus

 

Jumlah siswa yang tuntas
Ketuntasan Klasikal= ------------------------------------ x 100 %
Jumlah seluruh siswa

 

Dengan kriteria apabila suatu kelas telah mencapai 80 % dari jumlah seluruh siswa yang tuntas dengan nilai di atas KKM 65 maka kelas itu dikatakan tuntas.

b.   Aktivitas belajar siswa
Data pengisian lembar observasi aktivitas belajar siswa dianalisis secara kuantitatif dalam bentuk persentase. Data jumlah siswa yang terlibat dalam masing-masing aktivitas dan tingkah laku siswa dihitung dengan rumus :
 

   F                  
      P = ---- x100%
  N


Keterangan :
P = angka persentase
F = frekuensi aktivitas
N = banyak individu

Analisis data untuk mengetahui aktivitas siswa mengacu pada kategori seperti pada tabel berikut:
Tabel. 3.2
Kategori Aktivitas Siswa
% Interval
Skor
70 – 100
50 – 70
26 – 49
0 – 25
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
Sumber: Nana Sudjana dan Ibrahim, 1989
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
            Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 016 Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah dalam dua siklus, meliputi dua kali pertemuan tiap siklusnya. Alokasi waktu penelitian ini dalam dua minggu terdiri dari dua kali pertemuan yaitu pada hari kamis dan sabtudimana dua kali pertemuan tiap siklusnya untuk pertemuan tatap muka didalam proses penerapan pembelajaran model TGT. Sedangkan pada tiap akhir pertemuan ke duadiadakan evaluasi terhadap hasil belajar.
B. Pembahasan dari Setiap Siklus
1.   Tahap Pelaksanaan Siklus I
1.1 Pertemuan pertama (Kamis, 3 Oktober 2013)
            Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis 3 Oktober 2013 dengan jumlah siswa yang hadir 20 orang. Sebelum siswa mengerjakan LKS, guru  memotivasi siswa sesuai dengan RPP-1. Pelaksanaan TGT didahului dengan pembentukan  kelompok yang telah dibentuk pada saat sosialisasi. Tiap kelompok berjumlah 4 orang.Kelompok yang dibentuk ini terdiri atas siswa yang pandai, sedang dan kurang yang telah dibagi secara akademik.
            Dalam pertemuan pertama ini guru melaksanakan bimbingan belajar dengan mengunakan model pembelajaran TGT, disini guru berusaha sebaik mungkin untuk mengenalkan kepada siswa cara ataupun sistem belajar dalam kelompok yang mengunakan model pembelajaran yang diantaranya adalah model pembelajaran TGT. Pada pertemuan ini masih banyak siswa yang belum memahami proses dari pembelajaran yang menggunakan model kooperatif tipe TGT dan belum bisa bekerja sama dengan baik dengan kelompok belajarnya, hal  ini dapat dilihat dari siswa yang berada dalam beberapa kelompok yang hanya diam dan masih ada yang bermain-main pada saat pembelajaran dilakukan.
1.2 Pertemuan ke dua (Sabtu 5 Oktober 2013)
            Pertemuan Kedua dilaksanakan pada hari Sabtu 5 Oktober 2013 dengan jumlah siswa yang hadir 20 orang. Dengan jumlah siswa hadir seluruhnya sesuai dengan RPP-2Guru menyuruh siswa duduk dikelompoknya masing-masing dan guru menuliskan topik pelajaran yang akan disampaikan pada hari itu yaitu mengenai Faktor Persekutuan Terbesar,  guru kemudian menyebutkan tujuan pembelajaran pada hari itu. Guru memulai pelajaran dengan menyuruh siswa untuk memahami teks yang terdapat dibuku paket yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan, kemudian guru memberikan LKS-2. Sebagai tambahan materi guru menyuruh siswa untuk mengisi lembaran LKS tersebut tujuannya supaya siswa dapat memahami materi pelajaran, diakhir pelajaran guru bersama siswa sama-sama menyimpulkan hasil diskusinya dan mengakhiri pelajaran dengan menutup pelajaran.
Dalam pertemuan yang ke dua ini guru berusaha untuk lebih aktif lagi membimbing siswa. Guru kembali menjelaskan tentang model pembelajaran TGT ini agar siswa tidak mengalami keraguan. Sewaktu siswa berdiskusi guru mulai mengontrol masing-masing kelompok untuk memastikan supaya siswa tidak lari dari pembahasan yang diberikan, sewaktu diskusi guru membimbing siswa dalam melaksanakan diskusi dan tanya jawab.
Pada kegiatan belajar mengajar hari ini aktifitas siswa sedikit meningkat, ditandai dengan siswa dapat melakukan diskusi dengan mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaannya, berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan. Siswa yang aktif belum seluruhnya, dan siswa yang aktif hanya siswa yang pintar.
2.   Tahap Pelaksanaan Siklus II
2.1.Pertemuan Pertama (Kamis 10 Oktober 2013)
            Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis 10 Oktober 2013 dengan jumlah siswa yang hadir 20 orang. Sebelum siswa memahami masalah pelajaran yang akan disampaikan terlebih dahulu guru  memotivasi siswa dengan memberi pertanyaan. Pernahkah kalian melihat lampu berwarna-warni ditaman ?, setelah itu dapatkah kalian hitung tiap berapa menit lampu itu menyala dengan beberapa warna yang berbeda?. sesuai dengan RPP-3. Guru memberikan LKS-3, sebagai tambahan materi guru menyuruh siswa untuk mengisi lembaran LKS tersebut tujuannya jika sewaktu mengadakan diskusi atau permainan berlangsung masing-masing siswa sudah mempunyai bekal untuk menghadapi lawan yang akan turun dalam permainan dan turnamen. Setelah semuanya selesai kemudian guru meminta perwakilan pada tiap-tiap kelompok untuk kedepan yang turun sebagai peserta turnamen, setelah keempat tim tersebut bergabung semuanya berada di meja turnamen, guru mulai mengocok soal yang siap untuk dijawab oleh masing-masing peserta, guru membimbing siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan, jika peserta turnamen tidak dapat menjawab maka soal akan dilempar kekelompok audiens yang lain. Diakhir permainan guru membubarkan kelompok turnamen untuk kembali kekelompoknya masing-masing. Pada pertemuan ini siswa sudah mulai aktif dalam berdiskusi karena siswa sudah mengetahui proses pembelajaran TGT. Selanjutnya guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran, di akhir pertemuan guru memberikan latihan berupa tindak lanjut.guru selanjutnya mengingatkan untuk mengulangi pelajaran di rumah dan mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

1)   Pengamatan Aktivitas Guru
Dalam kegiatan pada hari itu guru sangat antusias sekali dalam membimbing siswa baik itu dalam membimbing siswa dalam diskusi, presentasi maupun tanya jawab yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Dan diakhir pelajaran guru menyimpulkan  apa-apa yang telah didiskusikan oleh siswa, dan guru memberikan tindakan lanjut berupa latihan.

2)   Pengamatan Aktivitas Siswa
Pada kegiatan belajar mengajar hari ini siswa sudah cukup aktif, dan siswa sangat antusias pada saat kegiatan diskusi, persentasi dan tanya jawab. Karena mereka sudah menikmati belajar dengan cara berkelompok, diskusi dan bekerja sama dalam kelompok belajar yang dilakukan

2.2 Pertemuan ke dua (Sabtu, 12 Oktober 2013)
            Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu 12 Oktober 2013 dengan jumlah siswa yang hadir 20 orang. Sebelum siswa memahami masalah pelajaran yang akan disampaikan terlebih dahulu guru  memotivasi siswa dengan memberi pertanyaan jika kalian mempunyai 80 permen dan 80 cokelat, kemudian kalian ingin membaginya kepada teman kalian, maka berapa orang teman kalian yang dapat kalian bagi dari permen dan cokelat yang ada?. Sesuai dengan RPP-4. Kemudian guru memberikan LKS-4. Sebagai tambahan materi guru menyuruh siswa untuk mengisi lembaran LKS tersebut tujuan nya jika sewaktu mengadakan diskusi atau turnamen berlangsung masing-masing siswa sudah mempunyai bekal untuk menghadapi lawan yang akan turun ditim ahli. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk mencari jawaban yang benar dan setiap anggota kelompok harus mengerjakan dan mengetahui jawabannya. Setelah semuanya selesai kemudian guru meminta perwakilan pada tiap-tiap kelompok untuk kedepan yang turun sebagai tim ahli, setelah keempat peserta tersebut bergabung semuanya berada di meja turnamen, guru mulai mengocok soal yang siap untuk dijawab oleh masing-masing peserta, diakhir permainan guru membubarkan kelompok tim ahli untuk kembali kekelompoknya masing-masing. Pada pertemuan ini siswa sudah mulai aktif dalam berdiskusi karena siswa sudah mengetahui proses pembelajaran TGT. Selanjutnya guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran, di akhir pertemuan guru memberikan evaluasi berupa tindak lanjut.Guru selanjutnya mengumumkan  hasil belajar yang diperoleh minggu yang lalu yang dinamakan dengan penghargaan kelompok,guru selanjutnya memberikan evaluasi kepada siswa dari apa yang telah dipelajari dan mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.

1)   Pengamatan Aktivitas Guru
            Pada kegiatan ini guru membimbing siswa dengan sebaik-baiknya supaya waktu yang dibutuhkan untuk proses belajar pada hari itu berjalan sempurna sesuai rencana, dengan adanya semangat dan motivasi siswa dalam belajar disini sangat membantu guru dalam proses mengajar. Untuk lebih menunjang proses pembelajaran guru menyimpulkan materi secara garis besar pada akhir kegiatan belajar dan memberi umpan.

2)   Pengamatan Aktivitas Siswa
             Pada kegiatan pertemuan ini disini siswa lebih aktif lagi karena menurut mereka kegiatan belajar secara diskusi ini sudah biasa mereka lakukan, sehingga didalam belajar mereka tidak merasa canggung lagi, disini tampak sewaktu guru masuk kedalam kelas mereka sudah tertib duduk dikelompoknya masing-masing dan siap untuk menerima pelajaran yang akan diberikan oleh guru, sehingga disini juga tampak sewaktu diskusi siswa beerlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan dari teman–temannya yang bertanya, mereka bertujuan untuk mendapatkan penghargaan dan hadiah diakhir pelajaran berlangsung.

SIMPULAN DAN SARAN

A.  Simpulan
Berdasarkan hasil dan analisa data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa di kelas V SDN 016 Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah semester I Tahun Ajaran 2013 / 2014. Dapat Disimpulkan sebagai berikut:
1.      Aktivitas guru meningkat setiap pertemuan pada setiap siklusnya. Pada siklus I pertemuan I dengan persentase 60%, pertemuaan II dengan persentase 70%, mengalami peningkatan sebanyak 10%. Sedangkan siklus ke II pada pertemuan I dengan persentase 85% dan pada pertemuan II dengan persentase 95%. Mengalami peningkatan sebanyak 10%.
2.      Aktivitas siswa meningkat setiap pertemuan pada setiap siklusnya. Pada siklus I  pertemuan I dengan persentase 65%, pertemuaan II dengan persentase 70%, mengalami peningkatan sebanyak 5%, sedangkan siklus ke II pada pertemuan I dengan persentase 90%  dan pada pertemuan II dengan persentase 95%. Mengalami peningkatan sebanyak 5%.
3.      Pelajaran Matematika pada siswa kelas V SDN 016 Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah dengan persentase dasar hasil belajar 60% secara klasikal tidak tuntas, dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata Pelajaran Matematika, dilihat pada siklus I persentase hasil belajar 65% secara klasikal tuntas, sedangkan persentase hasil belajar pada siklus II 85% secara klasikal tuntas.

B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilaksanakan oleh peneliti dengan menerapkan model pembelajaran TGT dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1.       Untuk para guru khususnya guru Matematika model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2.      Dalam pembelajaran, guru hendaknya dapat mengatur waktu sebaik mungkin dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sehingga saat pelaksanaan semua kegiatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
3.      Guru selalu membantu dan memotivasi siswa untuk terbiasa dalam menjawab pertanyaan agar bisa percaya diri dalam berinteraksi dengan sesama siswa.
4.      Dalam memberikan bimbingan, untuk siswa yang berkemampuan kurang agar mendapat perhatian yang lebih.
5.      Adapun kelemahan yang dialami oleh peneliti pada PKP ini yaitu guru kurang maksimal dalam mengontrol siswa pada saat diskusi kelompok, karena siswa masih ada yang bercerita dengan teman sekelompoknya sehingga menimbulkan keributan.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, T. Nirmala. (2003). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Prima Media.

Arikunto, dkk. (2005). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta Barat: Multi Kreasi Satu Delapan.

Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.

Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pujiati Irma. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.

Slavin, E. (1995). Cooperative Learning. USA: Allyn and Bacon.

Slavin R. (2010) Cooperatif Learning. Bandung: Teori Riset dan Praktik Nusa Media.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep Landasan, dan Implementasi Pada KTSP. Bandung: Prenada Media Grup.

Wardani. I.G.A.K, dkk. (2012). Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka.
 
Themes by karil