PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS KELAS V SDN 016 KUALA ENOK KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

 BY: M. YAFIK

                                                                                                                                       
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan sebuah proses perubahan didalam kepribadian diri manusia dan perubahan itu ditempatkan  dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas  seperti peningkatan pengetahuan, sikap,  dan daya pikir manusia serta kemampuan yang lainya. Belajar adalah bentuk peroses usaha yang dilaksanakan seseorang untuk memproleh perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai pengelamannya dalam interaksi dengan lingkungannya ( Slameto,2003) .
Ilmu pengetahuan sosial ( IPS ), sebagai mata pelajaran ditingkat sekolah dasar. Pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu ilmu sosial dan disiplin ilmu ilmu lainnya. relevan untuk tujuan pendidikan IPS ditingkat sekolah dasar ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari yang erat kaitannya dengan persiapan anak didik untuk berperan aktif dalam pembangunan Indonesia terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia.
Sebagai guru terkadang kurang menyadari bahwa siswa Sekolah Dasar, daya pikirannya itu masih kekanak kanakan sehingga  menganggap remeh  pelajaran ilmu pengetahuan sosial, karena ia menganggap pelajaran IPS itu pelajaran yang mudah baginya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas V. guru   hanya menggunakan metode ceramah dan tugas saja dan tidak pernah Menggunakan model penerapan Pembelajaran  Langsung didalam pembelajaran, membuat  siswa menjadi pasif didalam pembelajaran.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu diantaranya pengelolaan pembelajaran yang kurang baik. Sehubungan dengan itu, maka peneliti memiliki suatu keyakinan bahwa belum berhasilnya siswa mendapatkan hasil belajaran. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, tidak lepas dari kualitas pengelolaan pembelajaran yang belum optimal. Berdasarkan pengamatan peneliti dalam proses pembelajaran siswa kurang aktif dalam membangun pengetahuannya. Hal ini disebabkan karena guru jadi lebih mendominasi pembelajaran dan siswa selalu ditempatkan sebagai penerima informasi. Oleh karena itu peneliti mengambil suatu inisatif untuk mengatasi hal yang demikian, maka peneliti menerapkan model pembelajaran langsung di kelas V SD Negeri 016 Kuala Enok.
Adapun tujuan pelajaran IPS adalah :
1.    Siswa dapat melakukan sendiri, tanpa diperintah dan tidak bergantung kepada orang lain
2.    Siswa dituntut belajar IPS disertai iman dan taqwa
3.    Mampu memahami dan menghayati langkah-langkah pembelajaran IPS untuk mempermudah pedidikan menengah
4.    Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain
5.    Belajar untuk membangun dan menentukan jati diri melalui proses belajar yang aktif dibidang IPS.
Salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran IPS adalah hasil belajar IPS. Hasil belajar IPS yang diharapkan setiap sekolah adalah hasil belajar IPS yang mencapai KKM. Ketuntasan tersebut dapat dilihat dari skor hasil belajar yang diperoleh setelah mengikuti pelajaran IPS. Siswa dikatakan tuntas adalah apabila skor hasil belajar IPS siswa mencapai kriteria kelulusan minimun (KKMyang ditentukan oleh sekolah (Depdiknas 2006). Setiap sekolah mempunyai KKM yang disesuaikan dengan keadaan siswa disekolah tersebut.
Dari hasil penelitian di lapangan yang telah  penulis lakukan, dapat dilihat bahwa hasil evaluasi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V semester I pada SD Negeri 016 Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah masih sangat rendah. Dari jumlah keseluruhan siswa kelas V yaitu 20 orang terdapat 11 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65 . Persentase siswa yang belum tuntas sebesar 65%. Hal tersebut membuat penulis termotivasi melakukan penelitian tindakan kelas. terlihat  dari hasil belajar IPS masih dibawah Kriteria Kelulusan Maksimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Faktor – faktor rendahnya hasil belajar siswa:
1.    guru hanya menjelaskan saja dan tidak melibatkan siswa
2.    guru tidak memberikan umpan balik kepada siswa
3.    guru hanya menyampaikan cara ceramah saja
4.    guru tidak membimbing siswa dalam memberikan pelatihan
Gejala yang muncul :
1.    siswa takut bertanya
2.    siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal
3.    siswa tidak aktif dalam pembelajaran
4.    siswa terbiasa menggantungkan setiap persoalan pada guru
Dari penjelasan  diatas maka peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini sebagai bahan penelitian dengan judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK  MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN  IPS KELAS V SDN  01 KUALA ENOK KECAMATAN TANAH MERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut diatas, maka rumusan masalah ini adalah “Apakah  Model Pembelajaran Langsung dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri 016 Kuala Enok?”

C.           Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 016 Kuala Enok dengan penerapan model pembelajaran langsung.
D.           Manfaat Penelitian
1.    Bagi siswa
·         Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
·         Dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia
·         Meningkatkan motivasi belajar, sehingga tercapai suasana mengajar yang menyenangkan
·         Siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran
2.    Bagi guru
·         Meningkatkan kemampuan mengelola proses pembelajaran yang inovatif
·         Meningkatkan mutu pendidikan bagi siswa
·         Mengali potensi yang dimiliki lingkungan untuk dijadikan media belajar.
3.    Bagi sekolah
·         Meningkatkan prestasi belajar ditingkat sekolah
·         Meningkatkan pemberdayaan pembelajaran bahasa indonesia agar prestasi belajar siswa lebih baik
·         Meningkatkan efektifitas dan efesiensi kerja
4.    Bagi peneliti
·         Menambah ilmu pengetahuan terutama dalam bidang perbaikan pembelajaran untuk menjadi guru yang prefesional

KAJIAN PUSTAKA
A.           Hasil belajar
1.      Pengertian Hasil Belajar
Winkel (1998) hasil belajar adalah suatu proses perubahan yang dilakukan dari belum mampu  menuju ke arah yang lebih mampu lagi. Dalam hasil penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar adalah skor tes yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung.

2.      Hasil Belajar IPS
Menurut Winkel belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang yang dikerjakan secara berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dan sikap.
Jika kita berbicara tentang belajar maka kita secara tidak langsung akan berhadapan dengan hasil belajar. Menurut Abdurahman (1999) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar mengajar. Sudjana (2004) mengemukakan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar menurut Mujiono dan Dimiyati (2002) adalah hasil yang dicapai dalam bentuk nilai atau skor setelah diberikan tes hasil belajar setiap akhir pembelajaran.
Berdasarkan pengertian hasil belajar dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang dinyatakan dengan angka – angka atau skor yang diperoleh siswa dari hasil tes setelah mengikuti pembelajaran.
Selanjutnya Sudjana (2004) menyatakan bahwa diantara ketiga kemampuan, yaitu kemapuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotor. Kemampuan kognitif sering digunakan oleh guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa menguasia materi pelajaran. Kemampuan kognitif menunjukkan tujuan pendidikan yang terarah kepada kemampuan intelektual, kemampuan berfikir kecerdasan yang akan dicapai. Dengan demikian dalam penelitian ini hasil belajar yang digunakan adalah kemampuan kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar IPS. Hasil belajar IPS dalam penelitian ini adalah hasil  yang diperoleh siswa setelah mengikuti pelajaran.
Hasil belajar IPS dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam ( intern) dan faktor luar (ekstern). Faktor dalam adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa seperti keadaan jasmani dan rohani. Faktor luar berasal dari luar siswa seperti faktor lingkungan, keluarga dan masyarakat dan intrumental. Faktor instrumental terdiri dari kurikulum, guru, program sarana dan fasilitas. Kurikulum digunakan dalam merencanakan program pengajaran yang akan  dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kurikulum IPS merupakan perangkat pembelajaran dan pedoman bagi guru dalam melakukan proses pembelajaran bahasa indonesia. Dengan demikian tujuan pendidikan akan tercapai. Perangkat pengajaran dipengaruhi oleh metode, model, pendekatan, teknik pembelajaran. Dengan demikian teknik pembelajaran merupakan salah satu faktor intrumen yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
Hasil belajar selalu dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku, bagaimana tingkah laku yang diharapkan meliputi aspek yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik.
a.    Aspek Kognitif
Hasil belajar aspek ini meliputi enam tingkatan disusun dari yang rendah hingga yang tertinggi dan dapat dibagi menjadi dua bagian :
·         Penguasaan pengetahuan yang menekankan dan mengingat kembali bahan yang telah diajarkan, dan dapat dipandang sebagai dasar atau landasan yang membangun pengetahuan yang lebih konpliks dan abstrak.
·         Merupakan kemampuan–kemampuan intelektual yang menekankan pada proses belajar mental untuk mengorganisasikan bahan yang telah diajarkan.
b.    Tingkatan – tingkatan hasil belajar aspek kognitif meliputi :
·         Pengetahuan, penguasaan lambang–lambang dengan keterangan–keterangan konkrit sebagai alat untuk menguasai pengetahaun selanjutnya.
·         Pengetahuan tentang mengenal peristilahan, pengetahuan sejumlah kata – kata dalam rangkaian artinya yang umum dan berbagai istilah yang memberikan ciri – ciri dan hubungan–hubungannya yang khas.
·         Pengetahuan tentang fakta – fakta khusus
·         Pengetahuan tentang mengenal ketentuan–ketentuan dalam sifat khas
·         Pengetahuan tentang arah–arah dan gerakan–gerakan
·         Pengetahuan tentang klasifikasi dan katagori–katagori dalam ilmu serta permasalahan.
·         Pengetahuan tentang universal dan abstraksi–abstraksi.
·         Pengetahuan tentang prinsip–prinsip, kaidah–kaidah dan generalisasi.
·         Pengetahuan tentang teori–teori dan struktur–struktur.
c.    Tingkatan–tingkatan hasil belajar aspek Kognitif “ komprehensif ” meliputi :
·         Kemampuan untuk menterjemah dan memahami yang berbentuk metafora, simbolisme, dan pernyataan-pernyataan yang dapat diilmukan.
·         Kemampuan mentafsirkan penyusunan kembali atau penataan kembali suatu kesimpulan.
·         Kemampuan menyimpulkan
d.   Tingkatan–tingkatan hasil belajar aspek kognitif  aplikasi  meliputi :
·         Penggunaan istilah – istilah / konsep – konsep.
·         Kemampuan untuk meramalkan akibat – akibat dari suatu pelanggaran

B.            Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung adalah merupakan salah satu pendekatan yang mengajarkan  dapat membantu pelajar untuk mempelajari keterampilan dasar yang memperolah informasi yang diajarkan selangkah demi selangkah. Model pembelajaran langsung ini dirancang secara khusus untuk dapat meningkatkatkan minat dan hasil belajar  tentang pengetahuan prosedural maupun pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan jelas. Yang diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap demi tahap.
Kardi dan Nur (2000) menyatakatan bahwa model pembelajaran langsung disajikan dalam lima tahap, sebagai berikut:
1.    Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa.
a.       Merumuskan tujuan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan pembelajaran antara lain: jenis materi pokok yang dipilih, kemampuan siswa, wakyu dan fasilitas yang tersedia.


b.      menjelaskankan tujuannya
Peserta pelajar perlu tahu dengan jelas, kenapa mereka perlu berpartisipasi dalam suatu pembelajaran, dan mereka mengetahui apa yang harus  dilakukan setelah selesai berperan serta dalam pembelajaran. Guru yang baik akan mengkomunikasikan tujuan  tersebut kepada siswa-siswinya melalui rangkuman rencana pemeblajaran. Dengan demikain siswa dapat melihat keseluruhan tahap pembelajaran dan hubungan antar tahap-tahap tersebut.

c.       Mempersiapkan siswa
Tujuannya adalah untuk menarik minat pelajar pada pokok pembicaraan dan menyiapkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya yang relevan pada materi pokok yang akan dipelajarinya. Tujuan ini dapat dicapai dengan mengulang pokok-pokok pembicaraan yang lalu, atau memberikan sejumlah pertanyaan kepada pelajar.

2.    Mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan.
Melakukan presentasi materi pembelajaran atau keterampilan. Kunci keberhasilan kegiatan ini terletak pada kejelasan informasi atau mengikuti langkah-langkah demontrasi yang efektif.
a.    Menyampaikan informasi dengan jelas
Kemampuan guru menyampaikan infiormasi dengan jelas kepada pelajar, memiliki dampak yang positif didalam proses belajar siswa. Bila informasi yang diberikan oleh guru rancu dan membingungkan siswa, hal ini dapat disebabkan oleh guru tidak memahami pokok pembahasan yang diajarkan dan tidak menguasai teknik komunikasi yang baik.

b.    Melakukan demontrasi
Agar guru dapat melakukan demontrasi suatu konsep atau keterampilan dengan berhasil, mak guru perlu sepenuhnya menguasai susatu konsep atu keterampilan yang akan didemontrasikan dan berlatih melakukan demontrasi.

c.    Berlatih
Agar guru dapat melakukan demontrasi sesuatu dengan benar maka dibutuhkan latihan yang ekstra dan memperhatikan aspek-aspek yang terpenting didalam keterampilan atau konsep yang didemontrasikan.

3.    Diberikan pelatihan terbimbing
Salah satu tahap terpenting iddalam pembelajaran langsung adalah memberikan latihan terbimbing kepada siswa dalam menyelesaikan LKS yang telah disiapkan guru.

4.    Memeriksa pemahaman serta memberikan umpan balik.
Tahap ini disebut juga tahap resitasi, yaitu guru memberikan beberapa pertanyaan baik secara lisan maupun tulisan tentang materi yang baru saja dipelajari.
Adapun cara pemberian umpan balik sebagai berikut:
a.    Berikan umpan balik sesegera mungkin setelah melakukan latihan.
b.    Usahakan agar umpan balik yang jelas
c.    Upayakan agar umapan balik sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa.
d.   Berikan pujian pada kinerja yang benar.
e.    Jika memberikan umpan balik yang negatif, tunjukkan bagaimana cara melakukan yang benar.
f.     Bantulah siswa untuk memfokuskan perhatiannya pada proses dan bukan pada proses hasil.
g.    Ajarkan kepada siswa cara memberikan umpan balik kepada diri mereka sendiri dan bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya.


5.    Memberikan latihan perluasan kemamdirian
Dengan latihan ini  guru memberikan tugas kepada pelajar untuk menerapkan keterampilan yang  diperoleh dengan mandiri. Kegiatan ini dilakukan oleh siswa secara pribadi yang dilakukan dirumah atau diluar jam pelajaran. Factor factor yang perlu diperhatikan oleh guru didalam memberikan tugas mandiri sebagai berikut:
a.    Pilih kegiatan sendiri yang dapat dilakukan oleh siswa dirumah dengan baik.
b.    Guru selalu memberikan informasi kepada orang tua siswa tentang tingkat keterlibatan mereka dalm membimbing anaknya dirumah.
c.    Guru perlu memberikan tugas  kepada  siswa untuk dikerjakan dirumah.

C.           Hubungan Antara Hasil Belajar Dengan Model Pembelajaran langsung Pada Pembelajaran IPS
Pada uraian diatas menunjukkan tentang model pembelajaran langsung dikemukakan bahwa pembelajaran ini menunjukkan dengan jelas kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Membantu pelajar untuk mempelajari keterampilan dasar dan memdapatkan informasi yang diajarkan selangkah demi selangkah dalam memberikan latihan dan umpan balik.
METODOLOGI PENELITIAN
A.           Subjek, tempat, waktu penelitian, dan pihak yang membantu.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan disesuaikan pada subjek dan objek yang telah ditentukan, yaitu :
1.    Subjek penelitian
Subjek yang dijadikan sebagai bahan penelitian ini adalah siswa kelas V  SDN  016 Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah yang berjumlah 20 orang terdiri dari 15 laki-laki dan 5 perempuan. Adapun mata pelajarannya adalah IPS materi peninggalan Hindu-Budha di Indonesia  semester I tahun pelajaran 2012/2013.

2.    Tempat penelitian
Sebagai tempat penelitian ini adalah di SD Negeri 016 Kuala Enok  Kecamatan Tanah Merah. Kabupaten Indragiri hilir.

3.    Waktu penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran.
Praksiklus dilaksanakan pada hari jum,at  tanggal 27 september 2013 pada jam ke 2 dan 3 mata pelajaran IPS. Siklus I pertemuan ke I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 1 0ktober 2013 pada jam ke 1 dan 2, siklus I pertemuan ke II dilaksanakan pada hari kamis tanggal 3 oktober 2013 pada jam ke 6 an 7. Siklus II pertemuan ke I Pada hari selasa tanggal 8 oktober 2013 pada jam ke 1 dan 2,Siklus II pertemua Ke II dilaksanakan pada hari kamis tanggal 10 oktober 2013 pada ke 6-7.

4.    Pihak yang membantu dalam penelitian
Pada proses penelitian tindakan kelas ini, penulis dibantu oleh supervisor  yang ditunjuk untuk ikut mengamati selama perbaikan pembelajaran di dalam kelas hal ini dilakukan agar dapat memberikan informasi kepada penulis tentang fakta yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.

B.            Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan, tahap refleksi. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 2 siklus, dengan 2 kali pertemuan setiap siklus. Berdasarkan pendapat Prof.Suharsimi Arikunto , Prof.Suhardjono dan Prof. Supardi, penelitian tindakan kelas di bagi menjadi 2 siklus.

1.    Siklus I
a.      Tahap perencanaan
Sebelum melakukan penelitian, hal-hal yang harus dipersiapkan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu :
·         mengidentifikasi bahan pembelajaran
·         menyusun rencana pembelajaran
·         mempersiapkan media alat bantu pembelajaran
·         mempersiapkan lembar evaluasi
·         mempersiapkan lembar observasi
Beberapa hal yang diharapkan pada siklus ini adalah adanya peningkatan minat belajar dan aktifitas siswa di dalam kelas selama pembelajaran berlangsung, meningkatnya konsentrasi belajar siswa sehingga aktifitas siswa terpusat pada pembelajaran dan siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru.
b.      Tindakan
Pelaksanaan perbaikan ini mengacu pada langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun, sebagai berikut :
·         Kegiatan awal
-          Memotivasi
-  apersepsi dengan memberikan pertanyaan sederhana dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari
-          menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa
·         Kegiatan inti
-          Guru memajang media gambar
-          Siswa menyimak penjelasan singkat pembelajaran langsung
-          Guru melakukan tanya jawab  melalui media gambar
-  Beberapa siswa diminta menyebutkan peninggalan sejarah Hindu- Budha
-  Siswa diberi kesempatan bertanya terhadap materi yang belum dipahami
-          Siswa mengerjakan LKS
-          Guru memeriksa hasil LKS
·         Kegiatan akhir
-          Menyimpulkan materi
-          Memberikan penguatan pada siswa

c.       Observasi /pengumpulan data
Dalam tahap ini penulis dengan dibantu observer melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung. Dengan mengamati kenyataan yang terjadi di dalam kelas. Teknik pengumpulan data dengan memberikan tes sebagai alat pengukur pemahaman siswa terhadap materi belajar. Catatan kegiatan di lapangan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan guru.

d.      Refleksi
Tahap ini merupakan tahap menganalisa dari hasil pengumpulan data oleh observer. Hasil catatan selama kegiatan proses pembelajaran diindentifikasi dan dikelompokkan dari masalah yang timbul pada siklus I. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah perbaikan selanjutnya.

2.    Siklus II
a.      Tahap Perencanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus I,  maka di lanjutkan pada siklus II. Adapun hal yang dipersiapkan adalah :
·         mengidentifikasi bahan pembelajaran
·         menyusun rencana pembelajaran
·         mempersiapkan media alat bantu pembelajaran
·         mempersiapkan lembar evaluasi
·         mempersiapkan lembar observasi
Harapan yang akan muncul dalam siklus II adalah : guru dapat mengelola kelas lebih baik, melalui pembelajaran langsung siswa dapat menjawab pertanyaan dengan benar, serta siswa dapat memusatkan perhatian pada saat proses pembelajaran berlangsung.

b.      Tindakan
Pelaksanaan perbaikan ini mengacu pada langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun, sebagai berikut :
·         Kegiatan awal
-          Memotivasi
-  apersepsi dengan memberikan pertanyaan sederhana dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari
-          menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa
·         Kegiatan inti
-          Guru memajang media gambar
-          Siswa menyimak penjelasan singkat Pembelajaran Langsung
-          Guru melakukan tanya jawab  melalui media gambar
-          Beberapa siswa diminta menyebutkan Peninggalan sejarah Budha
-  Siswa diberi kesempatan bertanya terhadap materi yang belum dipahami
-          Siswa mengerjakan LKS
-          Guru memeriksa hasil LKS
·         Kegiatan akhir
-          Menyimpulkan materi
-          Memberikan penguatan pada siswa

c.       Observasi / pengumpulan data
Kembali penulis beserta observer melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung yaitu mengamati kenyataan yang terjadi di dalam kelas. Teknik pengumpulan data dengan memberikan tes sebagai alat pengukur pemahaman siswa terhadap materi belajar. Catatan kegiatan di lapangan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan guru.

d.      Refleksi
Seperti pada siklus I, setelah selesai perbaikan siklus II penulis dan observer berdiskusi dan menganalisa dari hasil pengumpulan data oleh observer. Hasil catatan selama kegiatan proses pembelajaran diindentifikasi kelebihan yang muncul pada siklus II. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah perbaikan selanjutnya atau menghentikan penelitian setelah penulis merasa telah tercapai harapan dan tujuan pembelajaran.

C.           Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan persentase. Dengan mengumpulkan semua data kemudian diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Pada data kualitatif yang berwujud kata-kata kalimat digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisahkan menurut teori untuk memperoleh kesimpulan. Selanjutnya data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka, dipersentasekan dan ditafsirkan. Hasil penelitian ini diperoleh dari tes awal. Data yang diperoleh pada siklus I dan II selanjutnya dianalisis dengan cara menghitung  jumlah nilai minat belajar siswa pada masing-masing siklus, kemudian jumlah dihitung dengan persentase. Untuk memperoleh frekuensi digunakan rumus :
P =           Ket :   
 = angka persentase
N = banyak individu
F  = frek yang dicari persentasenya
100%  = angka konstanta

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.           Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari hasil penelitian perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPS dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan yaitu 65 di kelas V SD Negeri 016 Kuala Enok, adalah sebagai berikut :
1.    Pra Siklus
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 016 Kuala Enok Kecamatan Tanah Merah, Diawali dengan pembelajaran secara konvensional. Pembelajaran satu arah, yang terpusat pada aktifitas guru saja. Siswa hanya mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru, mencatat apa yang diperintahkan guru, kemudian mengerjakan soal-soal pada akhir pembelajaran. Dengan proses belajar yang demikian, hasil evaluasi siswa sangat mengecewakan. Nilai rata-rata kelas diperoleh 59,5 dengan ketuntasan belajar 45%.
Berawal dari pelaksanaan pembelajaran IPS bahwa hasil belajar siswa rendah. Hal ini disebabkan pembelajaran yang dilaksanakan masih bersifat konvensional yang didominasi oleh metode ceramah dengan urutan mengajarkan teori/definisi, diberikan contoh-contoh, dan diberikan latihan soal. Berdasarkan hasil refleksi awal tersebut kemudian peneliti melakukan refleksi untuk melakukan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas.

2.    Siklus I
a.    Perencanaan
Dari hasil refleksi pada pembelajaran prasiklus peneliti melakukan diskusi bersama supervisor 2  merencanakan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas dengan  Penepan model pembelajaran langsung menggunakan media gambar sebagai alat bantu dalam proses belajar di kelas. Selanjutnya mempersiapkan perangkat pembelajaran yang disusun sesuai perencanaan.


b.   Pelaksanaan
Kegiatan perbaikan ini dilaksanakan 2 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Oktober 2013 jam ke-1 dan 2. Untuk pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Oktober 2013. Langkah-langkah pembelajaran sesuai skenario Rencana Pembelajaran. Pembelajaran diawali dengan mengkondisikan kelas dan memotivasi siswa serta menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti dengan menggunakan media gambar sebagai alat bantu pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa termotivasi. Kegiatan pembelajaran ini diakhiri dengan tes formatif untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Hasil perolehan nilai pada siklus I.
Berdasarkan hasil belajar diprasiklus terdapat 9 siswa yang tuntas  dengan persentase ( 45%) dengan nilai rata rata 59,5. setelah melakukan perbaikan siklus I  pertemuan I dan II terdapat 15 siswa yang tuntas  dengan persentase ( 75%)  dengan nilai rata-rata 77,00.

c.    Pengamatan
Ada dua macam pengamatan yang digunakan pada pembelajaran siklus I yaitu :
·      Lembar Penilaian yang digunakan penulis untuk menulis hasil nilai siswa yang diperoleh dalam kegiatan tes formatif.
·      Lembar Observasi/Pengamatan yang digunakan supervisor2 sesuai dengan aspek-aspek pada pengamatan
Berdasar data hasil evaluasi dan data dilapangan  terlihat adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap pembelajaran pada siklus I. Aktifitas siswa sudah menunjukkan peningkatan. Namun hasil perbaikan belum mencapai ketuntasan yang diharapkan



d.   Refleksi
Berdasarkan pengamatan observer selama proses pembelajaran berlangsung, kemudian dianalisa dan didiskusikan dengan peneliti dengan tujuan untuk menentukan keberhasilan peneliti yang sudah dilaksanakan dan merencanakan tindakan selanjutnya untuk perbaikan. Dari hasil observasi ditemukan beberapa kelemahan yaitu :
·      Guru kurang sistematis dalam penyampaian pembelajaran pembelajaran langsung
·      Sebagian siswa masih banyak yang bermain saat guru menjelaskan pelajaran
·      Dalam  memberikan bimbingan guru hanya memberikan arahan kepada sebahagian siswa saja atau tidak menyeluruh
·      Motivasi guru kepada siswa masih kurang sehingga siswa masih ada yang belum fokus pada pelajaran.
Dari kelemahan yang diperoleh dari observer kemudian dilakukan analisis bersama antara observer dengan peneliti, sehingga pada pertemuan pembelajaran siklus II dapat diperbaiki lebih sempurna. Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada pembelajaran pada siklus II antara lain :
·      Guru hendaknya menjelaskan model pembelajaran langsung kepada siswa secara sistimatis sesuai dengan yang direncanakan agar diperoleh hasil yang lebih baik lagi.
·      Meminta siswa untukk mempelajari materi pelajaran yang berikutnya
·      Membimbing siswa secara meyeluruh
Memberikan motivasi yang baik kepada siswa agar lebih terfokus kepada pembelajaran tidak bermain-main.

3.    Siklus II
a.    Perencanaan
Peneliti bersama supervisor 2  menindak lanjuti refleksi siklus I pertemuan ke-1 dan ke-2 untuk menentukan langkah-langkah perbaikan dengan penerapan model pembelajaran langsung  menggunakan media gambar , proses kegiatannya sesuai dengan susunan RP siklus II. Lembar pengamatan tetap digunakan agar terfokus pada tujuan pembelajaran.

b.   Pelaksanaan
Sesuai rencana yang disusun bersama supervisor2, perbaikan siklusII dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Oktober 2013 jam ke 1 dan 2 pertemuan ke 2 hari kamis 10 Oktober 2013 jam ke 6-7.  Langkah-langkah pembelajaran telah dipersiapkan dan berlangsung sesuai kegiatan belajar mengajar. Kegiatan diakhiri dengan memberikan tes formatif, penilaian, dan analisis nilai.
Setelah melakukan refleksi dan perbaikan siklus II pada pertemuan I dan II terdapat 18 siswa yang mendapatkan nilai amat baik  dan cukup dengan ketuntasan pembelajaran mencapai 95 % dengan nilai rata-rata 90,87.

c.    Pengamatan
Kegiatan  pengamatan yang digunakan siklus II sama dengan pengamatan pada pembelajaran siklus I yaitu :
·      Lembar Penilaian yang digunakan penulis untuk menulis hasil nilai siswa yang diperoleh dalam kegiatan tes formatif.
·      Lembar Observasi/Pengamatan yang digunakan supervisor2 sesuai dengan aspek-aspek pada pengamatan.
Berdasar data hasil evaluasi dan data di lapangan  terlihat adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap pembelajaran pada siklus II. Aktifitas siswa sudah menunjukkan peningkatan. Hasil tes evaluasi perbaikan telah mencapai ketuntasan seluruhnya.

d.   Refleksi
Setelah proses pembelajaran siklus II berakhir dan data tes formatif yang diperoleh siswa dianalisis , memperlihatkan hasil pembelajaran siklus II berhasil dan memuaskan. Penulis kembali melakukan analisis tentang kelebihan-kelebihan yang ada di siklus ini.. Upaya perbaikan guru mengubah penyajian materi dengan menggunakan media gambar yang lebih menarik serta memberi pada media gambar dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa lebih fokus, termotivasi berperan aktif sehingga materi yang disajikan mudah diterima siswa dan hasil belajar tercapai sesuai persentase ketuntasan dan KKM yang ditentukan sekolah. .Siklus ini mampu meningkatkan hasil evaluasi siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri 016 Kuala Enok.
Berdasarkan hasil pengamatan siswa siklus I pada pertemuan  ke I dan ke II dan siklus II pertemuan I dan II :
·      aktif  mengajukan pertanyaan  pada siklus 1 pertemuan 1 sebanyak 5 siswa dengan persentase 25% dan pada pertemuan ke II sebanyak  10 siswa dengan persentase 50%.. Sedangkan pada siklus II pertemuan I meningkat menjadi 15 siswa dengan persentase 75% dan pada pertemuan ke II Meningkat menjadi 18 siswa dengan persentase 90.
·      aktif menjawab pertanyaan   pada siklus 1 pertemuan 1 sebanyak 4 siswa dengan persentase 20% dan pada pertemuan ke II sebanyak  8 siswa dengan persentase 40%.. Sedangkan pada siklus II pertemuan I meningkat menjadi 16 siswa dengan persentase 80% dan pada pertemuan ke II Meningkat menjadi 19 siswa dengan persentase 95.
·      mengisi lembar LKS    pada siklus 1 pertemuan 1 sebanyak 16 siswa dengan persentase 85% dan pada pertemuan ke II sebanyak  18 siswa dengan persentase 90%.. Sedangkan pada siklus II pertemuan I meningkat menjadi 17 siswa dengan persentase 80% dan pada pertemuan ke II Meningkat menjadi 20 siswa dengan persentase 100.
·      Motivasi belajar pada siklus 1 pertemuan 1 sebanyak 7 siswa dengan persentase 35% dan pada pertemuan ke II sebanyak  10 siswa dengan persentase 50%. Sedangkan pada siklus II pertemuan I meningkat menjadi 18 siswa dengan pesentase 90% dan pada pertemuan ke II Meningkat menjadi 19 siswa  dengan persentase 95.

B.            Pembahasan dari setiap siklus
1.    Siklus I
Rochman Natawijaya dalam Depdiknas, 2005 , belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”. Hal ini sejalan dengan pendapat Paul D. Dierich, dalam Oemar Hamalik (2001) yang mengklasifikasikan aktivitas belajar atas delapan kelompok. Aktivitas belajar siswa melibatkan aspek fisik dan mental dari siswa. Siswa yang aktif dalam belajar sudah pasti akan memperoleh hasil belajar yang berbeda dengan siswa yang tidak aktif dalam belajar.
Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan I dan II mata pelajaran IPS belum menunjukan peningkatan yang berarti. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I IPS penulis melaksanakan segala kegiatan dari mulai perencanaan, pelaksanaan sampai dengan refleksi. Selain itu penulis juga memilih media pembelajaran yang telah dipersiapkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran penulis dibantu oleh supervisor 2 sebagai observer. Dalam pelaksanaan pembelajaran penulis mengacu pada RPP. Dalam tahap pelaksanaan pembelajaran siswa masih mengalami beberapa kesulitan dalam menerima materi. Hasil yang diperoleh siswa dalam belajar masih di bawah target KKM. Hasil belajar pada pembelajaran sebelum melakukan perbaikan  nilai rata-rata yang diperoleh adalah 59,5 dengan ketuntasan  45%. Namun setelah dilakukan perbaikan nilai rata-rata yang diperoleh siswa meningkat menjadi 77,00 dengan besaran persentase ketuntasan 75%. Hal ini dikarenakan guru dalam penggunaan media pembelajaran belum maksimal, kurangnya penguasaan materi dan penyampaian materi kepada siswa kurang menarik. Maka dari itu hasil yang diperoleh siswa dibawah target. Penulis merasa perlu perbaikan lagi pada siklus II.


2.    Siklus II
Pada pelaksanaan siklus II mata pelajaran IPS ditemukan peningkatan yang cukup baik. Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II IPS  peneliti melaksanakan segala kegiatan dari mulai perencanaan, pelaksanaan sampai dengan refleksi. Dalam tahap perencanaan terlebih dahulu peneliti menentukan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Kemudian penulis membuat RPP sebagai pegangan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam pembuatan RPP penulis berpatokan pada silabus dan kurikulum.  Dari hasil belajar siswa pada siklus II telah menunjukkan perubahan yang signifikan . Perolehan nilai rata-rata pada siklus II perolehan nilai rata-rata kelas meningkat 90,78  dengan persentase ketuntasan mencapai 100%. Hal ini mengalami peningkatan 27.78% nilai rata-rata kelas dan telah mencapai KKM. Pada ketuntasan belajar siswa dari 75% menjadi 95%  di siklus II, mengalami peningkatan sebesar 20%. Peneliti merasa puas pada hasil belajar siswa, oleh karena itu peneliti  mengakhiri  perbaikan pembelajaran sampai pada siklus.
Dari data hasil belajar evaluasi terjadi peningkatan dalam hasil belajar, hal ini dapat dilihat dari prasiklus 45%  dan evaluasi pada siklus I 75%, Sedangkan pada siklus ke II meningkat menjadi 95% untuk dapat melihat peningkatan antar siklus.
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A.           Simpulan
Berdasarkan analisis data maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil  belajar siswa  pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas V SDN 016 Kuala Enok TP. 2012/2013 dengan hasil belajar pada prasiklus dengan rata-rata 59,5 secara klasikal tidak tuntas dengan persentase ketuntasan 45%, siklus I rata-rata hasil belajar 77,00 secara klasikal tidak tuntas dengan persentase ketuntasan 75%, sedangkan hasil belajar pada siklus II memproleh rata-rata  90,78 secara klasikal sudah tuntas dengan persentase ketuntasan 95 %.
2.    Aktiviitas siswa meningkat setiap pertemuan pada setiap siklusnya. Pada siklus I  pertemuan I dengan persentase 45%, pertemuaan II dengan persentase 75%, mengalami peningkatan sebanyak 25%, sedangkan siklus ke II pada pertemuan I dengan persentase 85%  dan pada pertemuan II dengan persentase 95%. mengalami peningkatan sebanyak 10%.

B.            Saran
Berdasarkan kesimpulan, yang menjadi saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Model pembelajaran langsung dapat dijadikan salah satu model alternatif yang dapat diterapkan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
2.    Sebelum tindakan pembelajaran dilakukan sebaiknya guru menginformasikan kepada siswa tentang langkah-langkah dan ujuan pembelajaran serta peran siswa terhadap model pembelajaran itu.
3.    Setiap guru hendaknya mempunyai ide-ide baru yang bertujuan memotivasi siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,1999. Strategi Belajar Mengajar. Rineka : Jakarta
Arikunto ,Suharsimi.(2006) Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:Rineka Cipta
Depdikbud. (1995). Prestasi Belajar. Jakarta: Depdikbud
Djamarah, Syaiful B, (1994),Prestasi belajar dan kompetensi guru. Surabaya; Usaha nasional
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati dan Mujiono,(2002). Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Djamarah,( 2002).Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Gramedia : Jakarta
Kardi dan nur,( 2000). Strategi Pembelajaran Langsung. Pustaka Setia: Bandung
Siti Syamsiah, dkk.(2008). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional
Slameto. (2003)Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Anas.( 2004). Pengantar Statistic Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo
Tim Bina Karya.(2007).IPS Terpadu untuk SD Kelas V.Jakarta :Erlangga
Wardani, (2000). penelitian tindakan kelas. Universitas Terbuka : Jakarta
Winkel.W.S (1998).Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Mengajar. Gramedia : Jakarta

Wardani, IGAK.(2013) Pemantapan Kemampuan professional. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka
 
Themes by karil